*Dak!
Batu yang dilempar Dian melesat dengan cepat dan mengenai tepat di dahi berandalan yang berlari ke arahnya.
[Ding! Kemampuan melempar+1]
Pada awalnya, akurasi lemparannya benar-benar buruk, bahkan walau batu itu mungkin mengenai tubuh berandalan tersebut. Itu hanya akan terasa sakit sedikit dan tidak memberikan dampak besar apapun.
Namun setelah suara yang muncul di benaknya setelah lemparan pertama, situasinya berubah..
"CK! sialan kau!" Berandalan itu seketika merintih sakit sambil memegangi dahinya.
Tanpa melewatkan kesempatan sedikitpun, Dian langsung berlari mendekat ke arah berandalan yang ia lempari batu sebelumnya, dan melihat dia masih sibuk memegangi dahinya. Dian dengan cepat melayangkan tinju kanannya ke arah pipi kiri berandalan tersebut.
*Buk!
Berandalan itu pun terjatuh setelah menerima pukulan tersebut.
[Ding! Mendeteksi Host memukul...Kemampuan memukul+1 peningkatan saat ini (1/10), level kemampuan : 'Rendah']
Melihat berandalan yang dipukulinya masih mencoba untuk berdiri, Dian pun berjongkok dan melancarkan satu pukulan lagi ke wajahnya.
*Buk!
Kali ini, pukulan yang dilakukannya cukup keras hingga membuatkan berandalan dibawahnya tidak sadarkan diri dan mengeluarkan darah dari hidungnya.
"K-kau!" Kedua berandalan yang masih berada di kejauhan, menatap ke arah Dian dengan tatapan terkejut dicampur amarah.
Tidak terima salah satu teman mereka di pukuli, Mereka pun dengan cepat langsung berlari ke arah Dian secara bersamaan untuk menyerangnya menggunakan senjata tajam mereka.
Dian, yang melihat dua berandalan yang tersisa berlari ke arahnya, mengambil batu yang berada di bawah tanahnya lagi dan melemparkannya ke arah berandalan di depannya secara bertubi-tubi.
*Wush wush wush.
[Ding Kemampuan melempar +1]
[Ding Kemampuan melempar+1]
[Ding! Level kemampuan melempar ditingkatkan ke level menengah! peningkatan saat ini (4/50)]
Kemudian, perasaan akrab itu muncul di benaknya sekali lagi, kemampuannya telah ditingkatkan ke level menengah. intuisinya mengatakan kepadanya bahwa lemparannya sebagian besar akan mengenai tubuh berandalan di depannya dan bahkan akan terasa lebih menyakitkan.
Dengan pemikiran itu, Dian melemparkan batu di tangannya dengan kekuatan besar, batu itu pun melesat dengan cepat ke arah berandalan di depannya seperti anak panah.
*Dak!
Tidak seperti sebelumnya, kecepatan batu itu jelas dua kali lipat dibandingkan dengan lemparan sebelum mencapai tingkat menengah. Suara tabrakan yang dihasilkan cukup keras dan menghantam salah satu mata berandalan hingga membuatnya menjerit kesakitan.
"Aghhh!! mataku!" Rintihnya berandal tersebut.
[Ding Kemampuan melempar+1]
[Ding! Kemampuan melempar+1]
[Ding! Kemampuan melempar +1]
Tanpa mempedulikan berapa banyak batu yang ia lempar, Dian hanya terus melemparinya hingga membuat berandal di depannya kesusahan untuk mendekatinya.
Terlepas dari itu, kedua berandal yang terus menerus dilempari batu oleh Dian, mendidih karena amarah. Mereka tidak habis pikir bahwa mereka benar-benar akan dibuat terpojok hanya karena seorang murid SMA kurus lemah sepertinya.
Dengan itu, kedua berandal menerobos ke arah Dian dengan kekuatan maksimal mereka.
Dian, tidak merasa takut. Melainkan dia merasa bahwa saat ini dia sudah cukup untuk melawan kedua berandal tersebut.
Dengan senyuman percaya dirinya, Dian memegangi kedua batu di kedua tangannya, dan tidak seperti sebelumnya dimana dia hanya melemparnya secara membabi-buta, Dian membidik ke arah tembok. Dan ketika sudah yakin, dia melempari kedua batu tersebut dan batu itu memantul di antara tembok dengan suara keras.
*Tak tak tak
Saat bebatuan itu terus memantul, kedua batu itu dengan tepat mendarat di antara paha kedua berandal dengan keras.
Wajah dari kedua preman yang tersisa pun merosot ketika mereka merasakan sensasi sakit perut dibalut sesak napas sambil memegangi ************ mereka dengan membungkuk.
Dengan ide yang dibuat oleh Dian, dia telah mendapatkan pukulan fatal ke ************ pria dimana itu adalah titik terbesar kelemahan laki-laki.
[Ding Kemampuan melempar+1]
[Ding Kemampuan melempar+1]
Dengan waktu kurang dari 2 menit, ketiga berandalan sudah tersungkur di tanah dan kehilangan semangat mereka untuk terus melanjutkan perkelahian.
Perempuan itu, yang tersungkur di sudut gang, terpesona melihat ke Dian dan menatapnya tercengang seolah-olah dia adalah pangeran berkuda putih.
Terpikat dengan kemampuan dan keberanian Dian, dia benar-benar lupa tentang ketakutannya tadi.
Apa yang bisa dilakukan seorang pria muda SMA melawan 3 berandalan? itulah yang dipikirkan olehnya sebelumnya. Namun saat ini, berapapun jumlah berandalan yang datang ke pria tersebut kemungkinan akan dapat dikalahkannya dengan mudah.
Di sisi lain, Dian merasa lega dan puas. Karena sejak kecil, dia tidak mempunyai keberanian untuk menolong orang apalagi melawan berandalan. Bahkan jika dia dibully, dia tidak akan berani membalas.
Tapi kali ini, dia sudah melawan 3 berandal yang membawa Sajam dan berhasil menang melawan mereka. Lebih jauh lagi, dia telah menyelamatkan nyawa seseorang.
Rasa pencapaian dan kepuasannya sangatlah banyak hingga dia sendiri bingung harus merasa apa.
Setelah berhasil mengalahkan para berandal, Dian berjalan mendekat ke arah perempuan lemah yang masih tersungkur di tanah.
Ia lalu membungkuk untuk melihat lebih dekat, dan ketika perempuan itu memerah karena malu melihat wajah Dian di depannya, perempuan itu memalingkan wajahnya dari arah Dian.
Hatinya berdegup sangat kencang ketika melihat pria yang menyelamatkannya berada tepat dihadapannya. Dia mencoba untuk kembali ke akal sehatnya dan menenangkan dirinya.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Dian khawatir.
"I-iya, terima kasih karena telah menyelamatkanku barusan." Balas Perempuan itu.
Dian mengulurkan tangan kanannya untuk membantu perempuan di depannya berdiri, perempuan itu menerimanya, Dian merasakan tangannya sangatlah lembur dan dingin secara bersamaan.
Setelah berdiri kembali, rambut perempuan itu tanpa sadar terbelai ke belakang, Dian pun dapat melihat ke wajah perempuan di depannya dengan jelas.
Namun ketika ia dapat melihat wajah wanita itu dengan jelas, Dian seketika terkejut dan melebarkan matanya. "Eh? bukankah kamu itu.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
· Ƙαιɾαʋ.
ouchh.... innalilahi
2023-10-31
1
Jun_Ho
*Lembut
2023-08-26
1
Ikhsan
ngilu
2023-08-20
2