Jihan turun dari skuternya, mendekati Cely. Ia pegang pundak Cely dari arah belakang. Cely pun menoleh, terlihat sekali diwajah sebuah perubahan, dari wajahnya yang tadi bahagia kini terlihat mendadak seperti ingin menangis.
"Cely..! ada apa? Cerita dong kesaudari mu ini," Jihan mencoba menghibur dan ingin mendengar cerita derita Cely.
Cely cuma menggelengkan kepalanya, netranya mulai berkaca-kaca.
"Sewaktu kecil, waktuku banyak aku habiskan diruang ini, atau kami menyebutnya Portal Telefortasi, disinilah kedua orangku dan kembaranku menghilang Han."
"Saat aku berusia 8 tahun, ibuku orang yang pertama menjadi kelinci percobaan. Sebenarnya ayah, nenekku, dan aku sebenarnya tidak ada yang setuju, tapi ibuku mencoba memberi pengertian!"
"Ibuku pergi bukan tanpa alasan, beliau ingin mencari saudari kembarku. Yang hilang terhisap oleh portal ini sewaktu pertama kali dinyalakan, pada saat itu usianya masih 3 bulan."
"Bertahun-tahun kedua orang tuaku merasa menderita, merasa bersalah karena kehilangan saudari kembarku, namanya Selly Olivia. Hingga ibuku memutuskan ingin mencarinya melalui portal ini, akan tetapi resikonya tidak akan bisa kembali,"
"Ayahku hampir stress karena untuk kedua kalinya kehilangan orang yang dicintainya,"
"Hingga sewaktu aku berusia 15 tahun, ada sinyal morse yang muncul dari portal ini, kemungkinan besar itu sinyal dari ibuku, ayahku sangat bahagia, beliau yakin sekali itu sinyal dari ibuku. Makanya dia bertekad untuk menjemputnya, hingga akhirnya...! sampai sekarang....! Tidak ada satupun dari ketiga orang yang aku cintai kembali lagi."
"Sungguh....! aku hampir gila Han, memikirkan ini semua. Satu-satunya orang yang bisa menghiburku adalah nenekku, tapi beliau telah tiada sejak 2 tahun lalu."
"Inilah yang menyebabkan aku meninggalkan tempat ini, dan memiih tinggal diapartemen,"
Cely menunduk tak berdaya, setelah menceritakan kejadian yang menimpa keluarganya. Wajahnya sembab disebabkan dengan tetesan buliran bening yang sudah lama membeku dibalik netranya.
Jika Jihan berfikir jalan hidupnya sudah paling menderita, ternyata salah, ada Cely yang lebih dari menderita.
Sungguh tragis nasib Cely, dibalik bergelimpangan harta, ternyata Cely menyimpan luka yang cukup dalam.
Jihan menyandarkan kepala Cely dipundaknya, ia biarkan Cely menangis sepuasnya, Jihan benar-benar ingin merasakan penderitaan sahabat barunya itu, keinginan Jihan ingin mencari orang tuanya pun menjadi kuat setelah mendengarkan kisah orang tua Cely. Apa lagi dia yang seumur hidupnya belum pernah bertemu orang tuanya.
"Cely..! Cel..! sebaiknya kita istirahat dulu, arah mana kamarmu? Kita mandi dulu biar segar badan ini dan fresh fikiran kita, masalah orang tua mu dan orang tua ku kita fikirkan nanti aja," Jihan merayu Cely, agar tidak sedih lagi. Jihan tahu apa yang dirasakan Cely, sama dengan dia.
Cely mengangguk, ia berdiri dari bangkunya dan kembali naik keskuternya, berlahan melaju kearah kamarnya dan diikuti Jihan.
Sesampai dikamar
"Allahuakbar....!" mata Jihan terbelalak melihat suasana kamar Cely didalam, seperti kamar Cinderella. Mata Jihan memindai seluruh ruangan, tak henti-hentinya rasa kagumnya.
"Semua ini gak ada harganya Han, dibandingkan dengan kamu, kamu memiliki sebuah keluarga yang lengkap, walaupun bukan keluarga kandung. Sedangkan aku disini sendirian, tiada orang yang aku sayangi." Cely merasa sedih dan iri pada Jihan.
"Tenang aja Han, kan sekarang ada aku. Mulai sekarang, kamu ada aku yang akan selalu menemanimu, kita cari bersama orang tua kita, pokoknya kamu harus semangat ya...!" Jihan menunjukkan rasa pedulinya.
"Makasih ya Han!" Cely kembali tersenyum, sungguh indah senyumnya bagiakan bunga mawar yang baru mekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Sakuhana
Hihihi.. jgn lah kak, soal Cely & Jihan beda karakter, beda dunia.
2023-08-01
0
vio~~~~
waaahhh jangan2 kembarannya jihan lagi..🤔
2023-08-01
0