Jihan Taylor
"Aarrgh...! ya Allah....!!"
"Ummiiii....!" Jihan berteriak sekuat-kuatnya memanggil Umminya, karena Jihan paling dekat dengan Lolita.
"Flooo...! Giiii...!" Jihan menatap lekat wajah dua sahabatnya itu, dan perlahan pandangan Jihan menjadi buram.
Jihan mengulurkan tangannya pertanda minta tolong pada Flora dan Anggi.
Tapi perlahan-lahan seluruh tubuhnya berubah menjadi partikel-partikel kecil, Jihan merasakan di sekujur tubuhnya sakit yang luar biasa. Jihan tidak bisa lagi mengeluarkan suara, bahkan tidak bisa juga melihat tubuhnya. Jiwa raganya terhisap oleh cahaya terang berwarna jingga yang berasal dari pohon kayu palem itu.
Perlahan tubuhnya yang menjadi partikel-partikel memasuki ruang waktu, menuju cahaya yang sangat terang. Sedikit demi sedikit tubuhnya menyatuh kembali dan terdengar kembali teriakan melengking keluar dari mulut Jihan.
"Aaakhh...!"
"Aaarrghh...!"
"Sakittttt....!"
Kedua tangan Jihan mendekap ditubuhnya, Jihan menggigil hebat, keringat pun mengucur deras. Sedangkan badannya masih merasakan sakit yang luar biasa, Jihan berusaha bangkit untuk berjalan, tapi tidak sanggup. Jangankan untuk berjalan, sekedar menggulingkan badan saja tidak sanggup.
Jihan pun menyerah, perlahan-lahan tubuhnya tidak bisa bergerak dan matanya sayup-sayup hingga tak sadarkan diri.
**
Tiga hari kemudian Jihan merasakan silau yang teramat, ia tengadahkan tangannya, sebagai bentuk untuk menghindari cahaya mentari yang teramat terang itu. Ia pun bangkit, terduduk bingung, memutar-mutarkan tubuhnya memandang ke sekeliling.
"Dimana aku..?"
"kok.., kok..," Jihan kebingungan, karena dia melihat seluruh cahaya berwarna jingga. Jihan berjalan ragu-ragu, dia melihat sepanjang mata memandang dipenuhi pohon buah. Jihan terus melangkah, akan tetapi tidak lama cacing diperutnya pun tidak bisa diajak kompromi.
"Duuuh..! laper banget...!" Jihan mempercepat langkahnya menuju pohon buah, ia meraih beberapa buah & langsung memakan buah itu dengan lahap.
"Buah apa ini? enak banget!" Jihan memindai sekeliling dia berdiri. Ia terheran-heran karena melihat beraneka macam pohon buah berada disekitarnya.
Setelah puas Jihan pun berjalan kesembarang arah dan menemukan sungai, ia langsung menjeburkan dirinya.
'byuurr...'
Jihan tersenyum puas, terasa segar sekali dan menyejukkan. Badannya yang tadinya terasa lelah, letih, dan haus, seketika hilang setelah masuk kealiran sungai tersebut.
"kok airnya terasa manis ya.. segarnya.. dingin juga..!" Jihan berguman, sambil tangannya ia ciduk-cidukkan diair, ia pandangi air tersebut lekat-lekat.
"Jernih sekali airnya," Jihan menumpahkan air yang diciduknya tadi, ia lihat didalam air banyak sekali ikan-ikan berenang.
"sungguh indah sekali..!" Lagi-lagi Jihan terkagum-kagum.
Setelah puas berendam Jihan pun mendarat, ia kibas-kibaskan rambutnya.
Jihan pandangi matahari yang bersinar terang berwarna jingga itu.
"Dunia apa ini sebenarnya?" Jihan tiba-tiba tersadar dengan apa yang terjadi, ia teringat dengan kejadian telefortasi dirinya beberapa waktu lalu, ia tidak bisa mengingat seperti apa proses kejadian tersebut.
"Aku harus pergi dari sini," guman Jihan, ia pun bergegas bangkit dan berjalan mengikuti arah matahari terbit, tanpa mengenal lelah dia terus melangkah tergesa-gesa, matanya dengan liar memindai-mindai sekitarnya. Jihan belum juga menemukan sebuah petunjuk apapun, sepanjang perjalanannya ia hanya mendapati pohon buah-buahan yang lebat berbuah.
Setelah berjalan cukup lama dia menemukan sebuah rel kereta api, tiba-tiba..
'Tuuuutttt.... ttuuuutttt... ttuuuutttt...! jek... jek... jek..!" suara kereta api, Jihan yang masih ditengah rel kereta api pun kaget bukan main, ia pun dengan sigap menyingkir dari rel. Jihan pandangi kereta yang baru melintasinya.
'Aneh bentuk keretanya,' Fikir Jihan, ia pandangi terus kereta itu. Lama kelamaan Kereta itu menurunkan kecepatan dan perlahan berhenti.
Betapa bahagianya Jihan, ternyata kereta itu berhenti distasiun yang tidak jauh dari dirinya berada.
'Syukurlah aku bisa menemukan jalan pulang ,' Jihan berangan-angan, sambil menyelusuri rel kereta api tersebut. Tak sabar rasanya segera sampai distasiun dan menanyakan banyak hal.
Sesampai distasiun
"Hallo.. Permisi, ini dimana ya?" Jihan bertanya pada seorang gadis yang berdiri disekitar stasiun, gadis itu terlihat anggun sekali dengan balutan baju dan jilbab yang menutupi tubuhnya, gadis itu bernama Cely (bulan) yang kelihatannya seumuran dengan Jihan.
Cely menoleh dan tersenyum manis
"Assalamu'alaikum kak..!" balas Cely, dengan tersenyum ramah, wajahnya terlihat cantik sekali.
"E.. e e.. Wa'alaikumussalam..!" sahut Jihan terbata-bata dan tersipu malu, ia tidak mengira gadis itu mengucapkan salam khas Islam.
"Maaf kak, saya mau tanya saya ada dimana ya..?" pandangan Jihan terus saja memindai sekitarnya, terlibat wajah-wajah yang ramah.
"Kakak ada di...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Tander
Lanjutkan thor
2023-07-25
0
Sakuhana
Iya kak, dibab selanjutnya إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ uda gak ada lagi.
2023-07-18
0
Tanata✨
"transfortasi" sepertinya akan lebih sesuai jika di bilang "teleportasi", kalau transfortasi lebih umum ke kendaraan soalnya.
2023-07-18
0