5. Ritual Next

Cahaya itu lama kelamaan menjadi sangat terang sekali, hingga menyilaukan.

Perlahan-lahan sebahagian kaki Jihan terhisap kedalam cahaya yang muncul dari baskom tersebut, Flora dan Anggi sekuat tenaga menahannya.

"Lepaskaannn...! lepaskaannn...!" teriak Jihan, ia mengerang sekuat-kuatnya. kakinya sudah terhisap kedalam cahaya yang menyilaukan itu, kedua tangannya seperti merekat ditubuhnya. Matanya melotot tidak berkedip sedikitpun.

"Flo..! buang air dibaskom itu...! cepat Flo...!" Anggi berteriak pada Flora, dengan kedua matanya terpejam dan terus memegangi tubuh Jihan.

Flora sekuat tenaga mengangkat dan membuang baskom kembang tujuh rupa itu.

"Aakkhhh...! bismillahirrahmanirrahim...!" Flora sekuat tenaga membuang baskom beserta air kembang tujuh rupa itu, tangan Flora terasa seperti tersetrum listrik tegangan tinggi.

byuur ....!

Akhirnya air dibaskom itu bisa dibuang juga oleh Flora, tapi Flora terpelanting beberapa meter.

"Aauuwww...!" Flora meringis kesakitan, Flora terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah segar. Ia memegangi dadanya yang terasa sakit akibat hempasan tadi.

"Flooo...!" teriak Anggi, terlihat iba melihat Flora kesakitan. Ditambah lagi Jihan yang belum sepenuhnya sadar.

"Aku gak apa-apa Gi, fokus mah Jihan," Flora dalam keadaan terluka tapi masih saja memperdulikan keadaan sahabatnya itu.

Perlahan-lahan tubuh Jihan mulai normal, matanya mulai kelihatan kembali retinanya. Selang beberapa menit Jihan tak sadarkan diri, tubuhnya lemas sekali, nafas dan detak jantungnya mulai teratur.

"Angkat Gi..! betulkan posisinya," Flora dan Anggi bangkit mengangkat Jihan agak jauh dari tempat ritual. Anggi membuka jaketnya, ia jadikan bantal untuk Jihan.

Sekitar 30 menit Jihan tidak sadarkan diri, setelah sadar Jihan seperti linglung.

"Flo.. Gi..!" Jihan bangkit dari tidurnya, ia langsung memeluk kedua sahabatnya. Disudut korneanya mulai mengalir bulir bening, jatuh membasahi pipi cubynya.

"Flo.. Gi..! aku uda tau jawabannya, ternyata aku bukan putri Abi dan Ummiku, aku cuma anak adopsi..!" Jihan menangis tersedu-sedu, sepertinya dia belum bisa menerima kenyataan ini.

Flora dan Anggi terus memeluk Jihan

"Tenangkan dulu dirimu Han!"

"Nanti saja ceritanya!"

"Flo..! ambilkan air minum tadi," perintah Anggi, menunjukkan ketas ransel Anggi.

"Minum dulu Han!" Anggi memberikan air minum yang diambilkan Flora, Jihan tenggak hingga kandas tak bersisa.

"Sebaiknya ayo kita berkemas..! kita bicarakan dicafe saja, sambil makan," Flora berbicara sambil sibuk membereskan bekas-bekas ritual mereka, Anggi membantu mengangkat Jihan yang tenaganya belum total pulih.

Mereka berjalan tertatih-tatih dan berusaha senormal mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan ketika nanti dilantai bawah.

Sesampai dilantai bawah

"Sepertinya ada yang mabuk nih..!" Fiola mencibir sinis dan menatap Jihan, matanya jelalatan melihat sekujur tubuh Jihan.

"Diam kamu..!" bentak Flora kasar, Flora dan Anggi tanpa memperdulikan ejekan Fiola terus berjalan meninggalkan mereka.

"Uuuuhh...! dasar manusia aneh, tiga manusia bodoh yang aneh...! hahaha." Fiola terus saja mengejek Jihan dan dua temannya. Bahkan sambil tertawa Fiola melemparkan botol mineral bekas minuman mereka kearah Jihan dan tepat mengenai punggung Jihan.

"Aduuh...!" ringkih Jihan, sedikit sakit karena lemparan Fiola.

'buukk'

Tiba-tiba Flora berbalik dan melayangkan tinju kedada kiri Fiola, Fiola sampai mundur beberapa meter dan memegangi dadanya yang sakit, ia meringis tapi tidak bisa berkata apa-apa.

"Kurang ajar kau ya..!" dua orang teman Fiola maju hendak menyerang, Flora tidak takut menghadapi dua wanita teman Fiola. Mereka sudah memasang kuda-kuda.

"Berani kalian, mau rumah sakit atau kuburan?" tanya Flora, Jihan dan Anggi pun berbalik bersiap membantu Flora.

Namun nyali dua wanita itu ciut setelah melihat wajah Jihan. Mereka kembali menghampiri Fiola dan menariknya, untuk pergi dari hadapan tiga wanita dingin itu.

"Awas ya kalian lain kali..!" ancam Fiola, yang terus memegangi dadanya yang sakit akibat tinjuan maut Flora. Perlahan mereka berjalan meninggalkan tempat perkelahian.

Flora, Jihan, dan Anggi tersenyum puas, sejenak mereka lupa akan keadaan fisik mereka yang agak sakit akibat dari ritual tadi.

Mereka terus menyusuri koridor kampus menuju parkiran, sesampai diparkiran Jihan memberikan kunci mobilnya pada Flora, Jihan masih belum sanggup untuk menyetir.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan kampus, menuju cafe tempat biasa mereka nongkrong.

***

Terpopuler

Comments

Tander

Tander

Lkie kak

2023-07-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!