Setelah Cely selesai sholat Maghrib dan berdzikir, ia menoleh kearah kasur dimana Jihan tadi sedang berbaring. Namun Cely tidak menemukan Jihan, padahal jarak antara kasur dan Cely kurang lebih hanya tiga meter.
Cely bangkit dari duduknya, netranya memindai kesegala sudut ruangan. Cely khawatir Jihan menghilang.
"Jihan..? Han..?" Cely memanggil-manggil, tapi tidak ada jawaban, Cely semakin khawatir. Ia berjalan mencari Jihan keruang tengah, dapur, dan kepintu keluar. Namun nihil.
Buru-buru Cely kembali kekamarnya untuk mengambil ponselnya dan akan menelfon security. Sesampai dikamar langsung aja memencet-mencet layar ponselnya, mencari-cari nomor security apartemennya.
'tuut tuut tuut '
Terdengar suara diponsel Cely sedang menelfon security, tapi tidak diangkat. Saat menelfon, Cely pandangannya kembali mencari kesegala arah, netranya berhenti ketika pandangannya sampai kepintu kamar yang menuju balkon. Dengan buru-buru Cely berjalan menuju balkon.
Sesampai dibalkon
"Astaghfirullahuladzim Jihan...! aku kira kamu kemana gitu!" Cely merasa lega karena sudah menemukan Jihan, dia langsung memeluk Jihan. Entah perasaan apa sejak bertemu Jihan, Cely merasa dekat sekali. Padahal baru bertemu Jihan beberapa jam yang lalu.
Jihan tersenyum melihat sikap Cely yang begitu peduli padanya.
"Cely..! sini duduk sebentar...! indah banget ya pemandangannya, hatiku terasa nyaman Cel!" Jihan menyeletuh, seperti benar-benar menemukan kenyamanan yang belum pernah didapatkannya, padahal hanya pemandangan malam hari saja.
Cely terbawa suasana, dia yang tadi khawatir dengan Jihan, hilang seketika setelah duduk disamping Jihan dan ikut menikmati pemandangan malam hari dilangit dan disuasana perkotaan sekitar apartemen Cely.
Sekitar 15 menit mereka menikmati pemandangan malam, tiba-tiba suara ponsel Cely berdering. Tertera dilayar ponselnya nama salah satu security apartemennya.
("Assalamu'alaikum kak Cely...! tadi ada nelfon ya!? Ada yang bisa saya bantu kak?") Security tersebut balik menelfon Cely, karena ada beberapa panggilan tak terjawab dilayar ponselnya.
"Wa'alaikumussalam iya pak, tadi iya saya butuh bantuan tapi sekarang gak lagi pak. Tadi itu lho pak saya mencari teman saya yang pingsan, tapi sekarang uda ketemu kok." Cely menjelaskan
("Ooo... kalau gitu uda dulu ya kak, saya mau keliling dulu!") Bapak security itu berpamitan.
"Iya pak, terimakasih pak atas kesigapannya, wassalamu'alaikum pak," Cely mengakhiri panggilan telfonnya dan meletakkan ponselnya diatas meja kecil didepan mereka.
"Jihan yuuk makan dulu, tadi aku habis masak banyak untuk kita berdua!" Cely berdiri dari duduknya dan menarik tangan Jihan
"Aku mandi dulu lah Cel, risih banget rasanya badan ini belum mandi!" Jihan berjalan kedalam kamar dan Cely pun memberikan handuk pada Jihan
"Cepatan ya mandinya Han, biar keburu sholat Maghribnya!" Cely mengingatkan
"Iya..!" Jihan terus melangkah kekamar mandi, sesampai dikamar mandi Jihan terheran-heran, bagaimana tidak heran, kamar mandinya sama indahnya dengan kamar tidur, wanginya memenuhi ruangan. Sungguh menyegarkan.
Cely dikamar menyiapkan pakaian untuk Jihan, ia pilih pakaian yang santai tapi tetap menutup aurat.
Tidak berapa lama pun Jihan selesai mandi dan langsung sholat Maghrib, Jihan merasa canggung rasanya melaksanakan sholat, karena jarang sekali dia sholat. Padahal kedua orang tuanya dan Inka sering mengingatkan dia untuk menunaikan sholat.
Saat tangannya angkat takbir
Allahuakbar
Tubuhnya gemetaran, air matanya perlahan menetes membasahi pipinya, ada rasa haru, sedih, dan entah perasaan apa lagi yang dia rasakan.
Saat sujud terakhir, Jihan sangat lama sekali bersujudnya, ia ungkapkan semua perasaan tanpa rasa malu lagi. Mungkin inilah sujud terindahnya yang pertama kali, suara isak tangisnya pun sampai terdengar Cely.
Cely yang sedari tadi memperhatikan Jihan, juga perlahan netranya mengeluarkan buliran bening.
Cely Olivia adalah Sosok remaja cantik, soleha, perhatian, dan ramah. Ibu Cely meninggalkan dia sejak masih berusia 8 tahun, sedangkan ayahnya meninggalkan dia diusia 10 tahun, ayahnya meninggalkan dia karena ingin mencari ibunya yang tiba-tiba menghilang. Hingga akhirnya keduanya pun menghilang meninggalkan Cely dan neneknya, ketika usia Cely 18 tahun neneknya meninggal. Tinggalahl Cely sendiri, mestipun orang tuanya meninggalkan banyak warisan, tapi itu tidak membuatnya bahagia.
Hari-hari Cely diliputi kesepian dan jika ingat kedua orang tuanya ia selalu menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments