Dikampus Jihan sebentar lagi akan diadakan Turnamen berbagai cabang olahraga, salah satunya adalah Karate.
Walaupun karate pada umumnya dikampus Jihan hanya banyak diminati para laki-laki, tapi tidak bagi Jihan. Jihan memilih karate memang dia sedari kecil menyukai hobby yang sifatnya menantang, Jihan adalah salah seorang atlet cabang beladiri karate terbaik dikampusnya atau pun setingkat nasional.
Begitu juga dengan dua sahabatnya itu, mereka juga memiliki hobby, tapi berbeda dengan Jihan. Flora suka menulis dan membaca, sedangkan Anggi suka berenang.
Diruangan olahraga karate
Jihan terlihat berdiri tegak, siap dengan kuda-kudanya. Didepannya sudah berdiri seorang pria sebayanya, sangat kelihatan pria itu menunjukkan wajah sombongnya dan raut wajahnya mengejek Jihan, maklumlah dia seorang atlet karate terbaik dari kampus lainnya, dia dan teamnya datang kesini berkunjung untuk latihan bersama.
Aneh memang, pria itu masih saja kelihatan sok jago padahal sebelumnya Jihan telah menumbangkan tiga orang teman mereka.
Tiba-tiba pelatih lawan meminta wasit untuk meminta istirahat sejenak.
Wasit pun membunyikan peluit, memberi tanda istirahat sejenak.
Saat istirahat Jihan langsung dikerubungi oleh teman-temannya, begitu juga pihak lawannya. Masing-masing pelatih memberikan arahan.
"Jihan..!" Tegar pelatih Jihan menyapa, terlihat senyum puas dan bangga.
"Bagus Han..! kamu memang selalu bisa yang diandalkan, ingat Han! jurus andalan mu jangan buru-buru kamu keluarkan jika tidak terlalu mendesak, tetaplah bermain sportif," Tegar kembali menyemangati Jihan.
Tegar adalah seorang guru karate paruh baya yang berkompoten, berdikasi, dan tegas. Tegar dalam melatih muridnya tidak pilih kasih. Tentang latarbelakang Tegar tidak banyak orang yang tau dan sengaja dirahasiakan, bahkan kadang Tegar menghilang sampai berhari-hari dan muncul tiba-tiba, Jika ditanya kemana saja kok baru muncul lagi, Tegar hanya tersenyum saja.
"Siap pak..!" Jihan mantap menjawabnya, dan kembali meneguk minumannya.
Pak tegar pun beralih kemurid lainnya dan banyak memberikan arahan.
Salah seorang teman karate Jihan, yang bernama Vivian tiba-tiba mendekati Jihan.
"Han..! hati-hati kamu dengan lawanmu itu, dia itu bernama Rangga. Mereka itu memang sengaja mengajak latihan bersama sebelum hari pertandingan, kebiasaan mereka biasanya ingin mencederai lawannya, agar pas dihari pertandingan lawannya gak bisa ikut," Vivian salah satu teman karatenya membongkar kebusukan lawannya.
"Tenang saja, hari ini mereka akan membayar atas perbuatan-perbuatan mereka tempo lalu, aku uda tau kok!" Jihan bangkit sambil menepuk pundak Vivian.
Pluit dibunyikan
Jihan dan Rangga memasuki ring yang bergaris putih melingkar, wasit memberikan arahan. Masing-masing saling membungkukkan badannya sebagai bentuk penghormatan.
"Ciihh..!" Rangga meludah, pada saat membungkukkan badannya. Ia merasa jijik melihat Jihan, memang ada kelainan Rangga ini ya, masa Jihan sebegitu cantiknya dianggap menjijikkan oleh Rangga, sungguh terlalu kalau kata bang Roma Irama.., hahaha.
Begitu wasit membunyikan peluit kedua kalinya, pertanda duel dimulai, Rangga langsung memberikan tinjuan maut kearah perut Jihan.
"Hiiatt....!" Rangga menyeringai dan dengan sekuatnya melayangkan tinjunya. Jihan dengan sigap mengelak kearah kiri.
"Buuukk...aakh...!"
Suara Rangga Jatuh, dia tidak bisa menyeimbangkan badannya, karena dia terlalu kuat melakukan gerakan tinjunya. Tinjunya meleset dari sasaran.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Jihan, saat Rangga bangkit dan membalikkan badan menghadap Jihan, Jihan melompat hampir setinggi dua meter menerjang Rangga, memberikan tinju terbaiknya kedada kiri Rangga berulang kali, setelah puas meninju dada Rangga, Jihan langsung memegang kepala Rangga lalu mengangkat tubuh Rangga dengan punggung Jihan dan dibantingkannya tubuh kekar Rangga.
"Buukk...aakh.. kretek..,"
Suara tubuh Rangga terhempas dimatras, kemungkinan bagihan tubuhnya ada yang patah tulangnya.
"Aaaaakhh...!" Rangga menjerit penuh rasa sakit tiada tara.
"Priiiitt..!"
Wasit membunyikan peluit panjang, untuk memberikan jedah pada Rangga, tapi Rangga tidak bangkit. Wasit memeriksa Rangga beberapa detik.
Setelah beberapa detik, wasit pun memberikan kode bahwa Rangga telah kalah dan permainan berakhir.
Wasit mendatangi Jihan dan mengangkat tangan kirinya, memberi tahu kesemuanya bahwasanya Jihan menang.
"Horee.., horeee.., horee..! syukur Alhamdulillah...!" seluruh pendukung Jihan bersorak gembira.
Langsung saja Jihan dihampiri semua teman-temannya, Jihan dipeluk ramai-ramai oleh mereka, pujian tak henti-hentinya diberikan ke Jihan.
kemudian Jihan mendatangi pelatihnya, membungkuk 45 derajat dan diikuti seluruh teman karatenya. Tegar pun membungkuk.
kemudian Tegar melihat timer waktu, ia tersenyum.
"Gila kamu Han, 9 detik..!" Tegar menunjukkan timer waktu rekor yang dibuat Jihan kepada semua murid-muridnya.
Terdengar kembali sorak gembira teman-teman Jihan
"Jihan kamu memang hebat..!"
"Ini benar-benar gila, belum pernah aku lihat rekor sehebat ini Han..!"
"Turnamen bulan depan milikmu Han..!"
Terdengar riuh teman-teman karate Jihan memujinya.
Sementara itu teamnya Rangga, terlihat malu sekali. Karena Rangga yang dibanggakan kalah hanya dengan 2 jurus saja.
Terlihat Rangga dibopong beberapa temannya keluar dari arena dan menuju pintu keluar.
"Tetap semangat Han dan ingat jangan sombong!" pesan Tegar sambil bersalaman dengan Jihan.
Jihan pun tersenyum tanpa sepatah kata pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Tander
yupz
2023-07-25
0