Pagi-pagi sekali sebelum waktunya sholat subuh, Jihan sudah dibangunkan oleh Cely.
Setelah selesai sholat subuh jama'ah, mereka berdzikir dan berdoa bersama.
Setelah berdoa
"Cel..! aku mau tanya, sebenarnya dunia apa ini Cel? kok semuanya berbeda, cahaya mataharinya kok bewarna jingga, dan juga banyak pohon buah-buahan yang belum pernah aku lihat!" pertanyaan Jihan bertubi-tubi, karena hingga detik ini Jihan masih kebingungan.
"Ha?? aneh?? emangnya kamu dari dunia mana Han?? ya ini dunia manusia lah, emang ada dunia manusia yang lainnya??" Cely yang ditanya malah kebingungan dan menggaruk-garuk kepalanya.
"Aku dari Negara Indonesia dan tinggal di kota Binjai, seperti yang aku katakan tadi sore, ini bagian dari negara mana Cel? Apa kita beda alam..?" Jihan masih bingung dengan semua yang dia alami.
"Ini Negara Naga Selatan Han, negara terbesar di dunia ini, negara kami dipimpin oleh seorang Raja, Raja kami beragama Islam," sekilas Cely menjelaskan tentang dunianya.
"Pertanyaanku, kenapa kamu bisa sampai sini Han? apa kamu dikirimkan oleh seseorang?" rasa penasaran Cely semakin mendalam.
Jihan menarik nafas dalam
"Kamu mau dengar cerita aku Cel?" Jihan berharap Cely mau mendengarkan kejadian yang menimpah dirinya, hingga sampai kemari.
"Oiya Han, silahkan..! aku juga penasaran dari kemarin!" Cely antusias ingin mendengar cerita Jihan.
Jihan pun menceritakan dari awal hingga dia sampai distasiun Naga. Jihan pun menunjukkan tanda lahir yang aneh ditangan kirinya, yang menyebabkan semua ini.
Cely terkejut ketika melihat tanda lahir Jihan dan Cely pun menerka-nerka siapa sebenarnya Jihan ini, kenapa dia bisa memasuki dunia mereka.
"Han...! seberapa berbedakah duniamu dengan duniaku ini?" Cely masih penasaran dengan dunia Jihan.
"Yang paling mencolok adalah cahaya mataharinya Cel, diduniaku cahayanya warna putih, sedangkan disini berwarna jingga, tapi selebihnya banyak persamaannya kok." Jihan sedikit menjelaskan.
"Aku jadi penasaran Han dengan duniamu, seandainya aku bisa keduniamu Han, aku pengen kenalan mah orang tua mu, aku kesepian disini!" Cely menunjukkan mimik sedihnya.
"Jangan khawatir Cel, kalau aku uda berjumpa orang tua kandungku, aku akan ajak kamu keduniaku, tapi aku juga gak tau caranya kembali keduniaku!" Jihan ragu apakah dia bisa kembali kedunianya.
"Tenangkan saja dulu fikiran mu Han, pelan-pelan kita bersama-sama mencari orang tua mu, kamu bisa sampai kemari berarti orang tua mu ada diduniaku, tanda lahirmu ini pasti kunci petunjuknya," Cely menyemangati Jihan dan berharap bisa banyak membantunya.
"Makasih ya Cel..!" netra Jihan berkaca-kaca, ia peluk Cely.
"Pokoknya selama kamu diduniaku, kamu bebas tinggal diapartemenku, jangan sungkan-sungkan," ucap Cely senang hati.
"Yuk sekarang kita cari sarapan diluar saja, aku mau nunjukin sesuatu yang indah kekamu Han!" ajak Cely memberi penasaran.
"Hem.. Apa sih Cel! aku jadi penasaran!?" Jihan jadi semangat.
Sebelum matahari jingga benar-benar terbit, Cely dan Jihan memacu kuda besinya menuju perbukitan, disepanjang perjalanan mata Jihan dimanjakan dengan pemandangan pohon buah-buahan, padahal perkotaan tapi nuansa pedesaan.
Hampir 15 menit mereka dalam perjalanan keluar dari suasana kota menuju perbukitan tinggi, sesampai dibukit, suasananya lumayan ramai, rata-rata tujuan mereka sama, yaitu ingin melihat matahari jingga terbit.
"Maa Syaa Allah Cely...! indah bangettt...! matahari kelihatan besar, beda dengan duniaku..!" Jihan penuh takjub memandang matahari jingga. Tangannya ia katupkan dimulutnya, serasa tidak percaya apa yang dilihatnya.
Cely cuma tersenyum saja melihat sikap Jihan, Cely senang bisa membuat sahabat barunya itu bahagia.
Sikap Jihan menarik perhatian seorang pria yang sedang memotret matahari jingga, kameranya pun langsung diarahkan keJihan.
"Sempurna!" guman pria itu setelah mengatur kameranya untuk pengambilan gambar yang epik.
'Cekrek cekrek cekrek'
Terdengar suara kamera pria itu beberapa kali memotret Jihan, perbuatannya itu diketahui Cely.
"Hemm..! hemm..! hemm..!" Cely mendehem kearah pria itu, namun pria itu tetap saja memotret Jihan berkali-kali lagi.
"Assalamu'alaikum kak..!" Cely mendekati pria itu dan mengucapkan salam, agar pria itu menyudahi memotret Jihan.
"E e e wa'alaikumussalam..! iya kak ada apa ya? Ada yang bisa saya bantu?" jawab pria itu dan kegiatannya memotret Jihan tanpa izin dihentikannya.
"Maaf kak, itu yang kakak potret teman saya, kakak memotretnya tanpa izin lho. Bisa saya laporkan kakaknya!" tegur Cely memberi peringatan.
"Oo temannya kakak ya...! aduh maaf ya kak, aku gak tau itu teman kakak!" pria itu khawatir jika Cely benar-benar akan melaporkannya pada pihak berwajib.
"Kalau mau saya maafin kakak harus ngomong langsung dengan teman saya itu," Cely malah memberi pilihan.
"Ya uda dech biar saya ngomong langsung kedia," pria itu pun mendatangi Jihan yang dari tadi masih terkagum-kagum dengan suasana pagi ini.
Terlihat antara Jihan dan pria itu berbincang-bincang dan diakhiri mereka saling bersalaman, mungkin juga mereka berkenalan. Dan kemudian mereka berdua mendatangi Cely.
Cely sudah duduk dibangku sederhana yang telah disediakan oleh penjual makanan dan minuman, Cely memesan 2 minuman hangat dan makanan sebagai sarapan mereka dipagi ini.
"Cely..!" panggil Jihan.
Cely melambaikan tanganya, memanggil Jihan untuk menghampirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments