11. Apartemen Cely

Sekitar 20 menit taxi yang di tumpangi Cely dan Jihan sudah sampai diapartemen Cely. Ketika taxi melewati pos security apartemen Cely, Cely membuka kaca taxinya.

"Pak tolong ikut saya keparkiran, bantu saya angkat teman saya yang pingsan!" Cely sedikit mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.

"Ok siap Kak..!!" jawab salah seorang security, security itu bangkit bersama satu orang temannya mengikuti taxi yang ditumpangi Jihan.

Sesampai diparkiran, pintu taxi langsung dibuka dan dengan sigap dua security dan supir taxi itu membopong tubuh Jihan menuju lif.

Cely memencet tombol angka 9, tidak berapa lama pintu lif pun terbuka, beberapa orang keluar dari lif dan melihat tubuh Jihan yang pingsan penuh rasa simpati

"Biar kami pak!" dua orang laki-laki yang keluar dari dalam lif menawarkan bantuan dan masuk kembali kedalam lif.

Sesampai dilantai 9

"Sebelah sini pak," Cely sebagai penuntun arah, berjalan paling depan dan sedikit tergesa-gesa menuju apartemennya.

"Baringkan dimana kak?" salah seorang bertanya, karena mereka melihat ada kasur diruang tengah.

"Langsung kekamar saya aja pak!" Cely membuka pintu kamarnya, aroma wangi pun langsung menusuk hidung, wanginya cukup menenangkan.

Setelah para lelaki itu membaringkan Jihan, mereka pun berpamitan dan Cely mengeluarkan beberapa lembar uang kertas untuk diberikan kesupir taxi dan tidak lupa memberikan tips pada orang membantu.

"Jangan kak, cuma bantu gini doang aja kok kak!" security itu menjawab dan tampak lelaki lainnya menyetujui perkataan security itu.

"Maa syaa Allah Pak...! makasih ya Pak, semoga amal kebaikan bapak-bapak dibalas Allah berlipat ganda ya..!" Cely mendoakan kebaikan bapak-bapak yang menolong Jihan.

"Aamiin" mereka menjawab serempak.

"Iya kak, sama-sama. Kami pamit dulu, kalau ada apa-apa hubungi kami kak!" ucap security itu menunjukkan rasa pedulinya.

"Iya pak!" timpal Cely tersenyum manis.

Para laki-laki itu bergegas keluar dari pintu apartemen Cely dan tidak lama menghilang dibalik pintu lif.

Cely kembali kekamarnya dan menyelimuti Jihan.

Tidak lama Cely pun mulai beraktivitas didapurnya, ia memasak beberapa jenis masakan yang enak-enak, Cely merasa senang karena keberadaan Jihan diapartemennya, ya walaupun keberadaan Jihan tidak disengaja. Namun Cely tidak peduli, karena niatnya ikhlas untuk membantu Jihan.

Sekitar 1,5 jam kemudian aktivitas memasak Cely selesai, Cely kembali kekamar dan melihat Jihan.

"Kasihan Jihan belum sadar juga..!" guman Cely, Cely pun memeriksa kondisi Jihan, Cely dekatkan tangannya dihidung Jihan.

"Alhamdulillah uda normal nafasnya..!" kembali Cely bergumam dan tersenyum.

Cely pun bangkit dari kasur dan pergi mengambil handuk, ia pun mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Cely berwudhu bersiap-siap untuk sholat Maghrib.

Tidak berapa lama kemudian

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)

Asyhadu allaa illaaha illallaah. (2x)

Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. (2x)

Hayya 'alashshalaah (2x)

Hayya 'alalfalaah. (2x)

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. (2x)

Laa ilaaha illallaah (1x)

Suara adzan dari mesjid terdengar berkumandang saling bersahutan.

Tiba-tiba

"Abi...! Ummi...!" Jihan sudah sadarkan diri, memanggil-manggil orang tuanya. Dan terlihat masih linglung, Jihan berusaha bangkit dari pembaringannya.

"Alhamdulillah Jihan...! Akhirnya kamu sadar juga!" Cely yang sudah siap-siap akan melaksanakan sholat Maghrib, langsung menghampiri Jihan.

"Cely??" tatap Jihan seperti mengingat-ingat wajah Cely.

"Iya ini aku Cely Han! teman baru kamu!" Cely tersenyum dan berusaha mengingatkan Jihan tentang dirinya.

"Tadi kamu di stasiun pingsan Han, oleh karena itu aku bawa kamu keapartemenku!" Cely berusaha mengingatkan kejadian yang menimpah Jihan saat di stasiun Naga.

"Oo gitu..! maaf uda ngerepotin kamu ya Cel!" Jihan merasa masih canggung dengan Cely, apa lagi saat ini Jihan berada diapartemen Cely.

Cely cuma tersenyum saja

Jihan memencet-mencet kepalanya, mungkin rada pusing karena habis sadar dari pingsannya.

"Kamu gak apa-apa kan?" tanya Cely penuh perhatian dan tangan kanannya memegang pundak Jihan.

Jihan pun menggelengkan kepalanya, pertanda dia baik-baik saja.

Cely kemudian bangkit dan mengambil air minum mineral digelas, ia serahkan pada Jihan.

"Jihan minum dulu, biar segar! oiya aku sholat Maghrib dulu ya Han, keburu habis waktunya!" ucap Cely.

"Iya Cel!" Jihan mengangguk dan tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!