Tokyo...
Di belakang meja kerjanya, Raffi tersenyum. Semua upaya berbulan-bulan lamanya, akhirnya menunjukkan hasil. Informasi keberadaan Arine sudah diperolehnya. Data-data di kantor imigrasi, KBRI sudah ditelusurinya, dan dengan menggunakan bantuan orang dalam, akhirnya laki-laki itu tahu dimana Arine saat ini,
"Aku akan menemukanmu Arine.. dan kita berada di negara yang sama.." berulang kali, Raffi menyebut nama Arine,
Sampai saat ini, begitu terakhir kali laki-laki itu meninggalkan Indonesia, kemudian melanjutkan studi di The University of Tokyo, tidak ada satu gadispun yang menjalin kedekatan dengannya. Raffi memang sengaja menyiapkan diri, setelah memiliki pekerjaan akan pulang menjemput Arine untuknya. Hanya saja, yang menjadi kesalahan, laki-laki itu seperti memutus komunikasi dengan gadis yang dicintainya.
"Sapporo, pulau Hokkaido hanya 1,5 jam perjalanan dengan pesawat. Week end nanti, aku akan mendatangi rumah tinggal yang ditempati Arine. Semoga kamu bisa menemuiku Arine,,, aku akan membawamu, dan mengantarkan kembali dirimu pada papamu.." ketika Raffi bertemu dengan tuan Abraham, papa Arine di perusahaannya. Laki-laki paruh baya itu berharap banyak dengannya, dan meminta Raffi membawa pulang putrinya kembali.
"Paman Abraham..., aku tidak akan mengecewakan paman.. Identitas dan alamat tempat tinggal terakhir Arine, sudah aku peroleh paman.. Tidak lama lagi, aku akan ke Sapporo untuk menjemputnya.." senyuman sejak tadi terus menghiasi bibir laki-laki muda itu. Harapannya sangat besar, untuk dapat membawa kembali Arine, dan berniat untuk mengobati rasa sakit di hati gadis itu.
Tetapi..., itu hanya harapan dari Raffi, belum tentu akan sama dengan yang terjadi nantinya. Laki-laki muda itu kemudian melingkari hari Jum,at malam, karena di hari itu, Raffi sudah memesan penerbangan untuk menuju ke Sapporo. Anak muda itu berencana akan menginap di Jum.at malamnya, dan barulah di Sabtu pagi akan mendatangi Arine ke tempat tinggalnya.
"Fujitora mengatakan, jika sudah menemukan tempat tinggal Arine, dan gadis itu tinggal sendiri di kota Sapporo." Raffi menyebut nama Fujitora, warga asli Jepang yang bekerja padanya. Karena Fujitora merupakan penduduk yang berasal dari Sapporo, Raffi membayarnya untuk mencari tempat tinggal Arine. Dan dari informasi terakhir yang disampaikan, laki-laki itu sudah mendapatkannya.
Raffi mengangkat tubuhnya dari kursi yang didudukinya. Laki-laki itu berjalan ke arah jendela kaca, dan melihat bangunan tinggi gedung gedung pencakar langit di kota ibukota Tokyo. Berkali kali, anak muda itu selalu melakukan hal yang sama. Menurut Raffi, melihat kesibukan di bawah melalui kaca jendela, bisa menimbulkan inspirasi baru dalam hidupnya.
**********
Sabtu pagi...
Pagi-pagi Fujitora sudah menyambangi kamar hotelnya, karena untuk menunaikan janji akan mengantarkan ke tempat tinggal Arine. Laki-laki itu juga membawakan rangkaian bunga mawar segar, yang dibentuk dalam sebuah buket, untuk diberikan pada Arine.
"Kamu sudah datang sejak tadi Fuji..., makanlah dulu di restaurant. Gunakan nomor kamar ini, agar petugas hotel bisa menerimamu.." karena Raffi belum siap, laki-laki itu meminta Fujitora untuk menunggunya di restaurant.
"Siap tuan Raffi... tadi saya takut terlambat. Saya permisi dulu.." begitu Fujitora pergi dari depan kamarnya, Raffi segera kembali masuk ke dalam.
Karena week end, laki-laki muda itu memilih pakaian yang lebih santai. Celana jeans, kaos polo dikenakannya untuk suasana santai. Selain itu, Raffi memilih sepatu running, dan juga topi untuk melengkapi penampilannya. Berkali kali laki-laki itu berkaca..
"Aku yakin penampilanku sudah okay.. Arine, aku akan datang untuk menjemputmu sweet heart.." setelah menyemprotkan parfum di bawah telinga, dan di kedua pergelangan tangan, akhirnya laki-laki itu keluar juga.
Raffi segera berjalan menuju ke pintu lift, kemudian menuju ke arah restaurant. Melihat keberadaan Fujitora, Raffi segera menghampirinya.
"Duduklah tuan... makanan apa yang akan Tuan nikmati, akan saya panggilkan pelayan hotel untuk melayani." Fujitora segera memberikan pelayanan.
"Aku tidak terbiasa sarapan berat kalau pagi.. Mintakan black coffee, dan pancake saja untuk mengisi perut.." sambil membuka surat kabar yang ada di atas meja, Raffi meminta Fujitora menyiapkan sarapan untuknya.
Fujitora segera berdiri untuk menyampaikan pada pelayan, kemudian laki-laki itu kembali duduk di depan Raffi. Tidak sampai lima menit, pancake dan hot coffee pesanan Raffi sudah disajikan, dan laki-laki itu langsung menyeruputnya perlahan.
"Apakah tempat tinggal Arine jauh dari tempat ini Fuji..?" sambil memotong pancake dengan menggunakan pisau dan garpu, Raffi bertanya pada bawahannya itu.
"Tidak sampai lima belas menit berkendara tuan.. Kebetulan akses masuk ke blok tempat tinggal Miss Arine sudah bagus, sehingga mobil bisa langsung masuk ke halaman rumahnya.." betul-betul memahami lokasi rumah Arine, Fujitora bisa menjelaskan.
"Hempphh... baik Fuji.. Sekarang saja kita berangkat, aku sudah menghabiskan sarapanku.." setelah menghabiskan kopi di cangkirnya, Raffi segera mengajak laki-laki itu bergegas.
"Mari Tuan.." Fujitora segera mengikuti Raffi di belakangnya, dan mereka segera menuju ke arah pintu lobby.
*******
Nikko Blok...
Tidak lama kemudian, akhirnya Raffi sudah sampai di blok rumah tinggal yang ditempati Arine. Laki-laki itu meminta Fujitora untuk memarkirkan mobil di halaman rumah itu, dan setelah mobil itu berhenti, Raffi merapikan penampilannya. Beberapa saat di dalam mobil, setelah memastikan jika penampilan sudah okay, Raffi perlahan keluar dari dalam mobil.
"Sepi... sepertinya rumah ini sepi. Apakah Arine pergi, ataukah masih tidur di dalam..?" Raffi melihat angka jam di pergelangan tangannya.
"Masih jam 08.00 a.m, masih wajar jika memang Arine masih tidur.." anak muda itu meyakinkan dirinya.
Meskipun ada keraguan, tetapi karena hasrat untuk bertemu dengan Arine sangat besar, hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Perlahan Raffi mulai menaiki tangga kecil menuju ke teras rumah. Setelah beberapa waktu menenangkan diri, perlahan laki-laki itu menekan bel pintu rumah.
"Tet.. tet.. tet..." Raffi menunggu sesaat, tapi tidak terdengar ada suara langkah kaki menuju ke arah pintu.
Ketika harapan laki-laki itu mulai buyar, tiba-tiba pintu di depannya bergeser ke samping. Tapi yang mengejutkan anak muda itu, bukannya Arine yang muncul membukakan pintu, tetapi satu orang laki-laki tampan, dengan postur tubuh yang sangat bagus. Raffi sampai memundurkan langkah kaki ke belakang, dan buket bunga di tangannya sampai hampir terjatuh.
"Mau ketemu dengan siapa mas..." laki-laki di depannya itu tampak mengamati keberadaan Raffi.
Mungkin laki-laki itu membatin, karena mereka sama-sama memiliki ciri khas sebagai warga Asia, sehingga tampak teliti mengamatinya.
"Mmmppphh... apakah saya tidak salah rumah ya.. Karena saya mencari rumah seorang gadis dari Indonesia, tetapi kenapa ternyata anda yang tinggal disini.." Raffi menjadi tergagap..
Laki-laki itu tersenyum melihat keterkejutan Raffi, dan kemudian laki-laki itu malah keluar.
"Rumah ini memang ditempati oleh seorang gadis. Tetapi ketika aku baru bangun tidur, Arine sudah tidak di tempat, yah.. biasalah perempuan hamil. Arine terbiasa setiap pagi berjalan ke pasar, untuk membeli keperluan dapur.." tanpa diminta, laki-laki muda itu menjelaskannya,.
Seperti mendapatkan pukulan telak, sesaat Raffi tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Laki-laki di dekatnya itu terus bercerita tentang Arine, yang seperti menandakan jika hubungan mereka memang begitu dekatnya.
"Apakah ini suami Arine, dan kehamilan gadis itu benar adanya..?? Apakah laki-laki ini yang sudah menghamili Arine..?" berbagai pertanyaan hinggap di benak Raffi.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
harat hati Raffi mau ketemu Arien..
tak disangka yang menyambut kedatangannya laki-laki tampan bikin kaget 🤣🤣
2023-11-10
0