Bramantya tersenyum melihat kemandirian gadis yang baru dikenalnya selama beberapa hari itu. Sambil membawa dua tentengan, dengan segera laki-laki itu mengikuti Arine masuk ke dalam. Melihat gadis itu, rasa kehilangan yang membuatnya menyepi di kota ini, seakan pudar tergusur. Tidak tahu kenapa, sejak tadi malam, kakinya seakan menuntunnya untuk datang ke tempat ini..
"Bram... aku ingin membalas kebaikanmu selama ini. Tinggallah sebentar ya, aku akan memasakkanmu, dan temani aku untuk makan siang... Tapi.., aku juga belum mandi sih,,, he.. he.." setelah melihat laki-laki itu meletakkan barang belanjaan di atas meja makan, Arine segera mengajak laki-laki itu bicara.
"Mmmpph... padahal niatku kemari mendatangimu, untuk mengajakmu keluar mencari makan Arine. Aku pikir, karena baru beberapa hari tinggal di tempat ini, kamu belum terbiasa. Malahan ternyata kamu sudah curi start, dan menawarkanku untuk makan bersama.. Ya pastilah... aku tidak akan menolaknya." laki-laki itu menyambut baik.
"Iya kemarin Bram... aku betul betul kelaparan. Untung saja aku sudah mempersiapkan diri, dengan membawa beberapa Indomie goreng dari Indonesia. Jadilah... kemarin tiga kali aku memasak mie untuk mengenyangkan perutku.." tanpa malu, Arine menceritakan keadaan hari kemarin.
"Iyakah... maaf Rin... Aku ada schedull mendadak kemarin, jadi harus menyelesaikan pekerjaanku. Karena hari ini aku agak longgar, aku bermaksudmu untuk mengajakmu berputar putar kota ini, agar kamu lebih mengenalnya.." tidak mau hanya duduk saja menanti masakan, laki-laki itu berdiri dan mendatangi Arine.
Arine menoleh dan berniat untuk menghentikan laki-laki itu, Tapi Bramantya mengangkat jari telunjuk, dan meletakkan di depan mulutnya. Gadis itu hanya menghela nafas, tetapi kemudian membiarkan laki-laki itu membantunya.
"Sudah ada magic jar.., aku akan membantumu menanak nasi saja. Apakah kamu sudah membeli beras Rin...?" melihat Arine memotong pak coy, dan mengupas bawang bombay, Bramantya mencari pekerjaan lain.
"Ada Bram... di box berwarna putih itu.." tanpa beranjak dari tempatnya berdiri, Arine memberi tahu tempat penyimpanan berasnya.
Tanpa bertanya lagi, dengan piawai laki-laki itu segera menakar beras, kemudian mencucinya. Arine tersenyum melihat Bramantya yang tanpa rikuh melakukan pekerjaan perempuan.
"Kenapa kamu tersenyum melihatku Arine...? Apakah aneh bagimu, melihat laki-laki bisa mencuci beras..?" Bramantya malah menggoda gadis itu.
"He.. he.. he.. tidak sih. Tapi hanya geli saja... jujur.." Arine tertawa kecil.
"Aku menyukai pekerjaan ini Arine, dan sudah terbiasa melakukannya. Ketika di camp, aku membantu pengungsi untuk merawat kesehatan mereka, aku juga sering memasak sendiri.." Bramantya menjelaskan.
Arine terkejut, karena belum pernah bertanya tentang aktivitas atau pekerjaan dari laki-laki itu. Tetapi ketika mendengar ada kata merawat kesehatan dalam kalimatnya...
"Bram... maaf nih.. kamu seorang dokter ya.." untuk menghilangkan keraguan, Arine memberanikan diri untuk melakukan konfirmasi. Gadis itu menatap ke arah laki-laki itu..
"Bukan Arine.. yah, hanya membantu kecil kecilan di laboratorium. Tetapi karena lingkungan yang menuntutku, akhirnya... terkadang menjalankan peran sebagai tenaga kesehatan juga.." laki-laki itu tampak merendah.
Gadis itu terdiam, dan karena piranti untuk memasak sudah lengkap, Arine segera menyalakan kompor dan meletakkan wajan di atasnya. Tidak lama kemudian, bau harum masakan pakcoy bumbu bawang dan saos tiram sudah memenuhi ruangan itu
"Hemmmppp... baunya sangat menggugah selera. Aku pasti akan makan banyak Arine.." membaui hasil masakan gadis itu, Bramantya memberikan komentar.
Arine tidak menjawab, sambil mengaduk masakan, gadis itu mengacungkan ibu jari. Bramantya tersenyum, dan ikut mengacungkan jari telunjuknya.
**********
Beberapa Saat kemudian...
Setelah kedua anak muda itu menyelesaikan makan pagi mereka, tidak lama kemudian mereka sudah berada di Moerenuma Park. Tempat ini merupakan taman publik yang memiliki reputasi tinggi, dan dirancang oleh Isamu Noguchi. Taman ini dibuat dengan memadukan alam Sapporo yang begitu luas dan sentuhan seni modern. Bramantya memilih objek wisata ini menjadi tempat yang dikunjunginya dengan Arine pertama kali.
"Bram..., aku sangat menyukai taman ini, memiliki fasilitas publik yang sangat luas. Ada kebun bunga sakura, bukit, bahkan pantai buatan juga terpadu dengan fasilitas modern. Satu hari tidak akan cukup untuk kita habiskan di tempat ini.." Arine tanpa malu menunjukkan kekagumannnya pada laki-laki yang membawanya.
"Awalnya tempat ini adalah tempat penimbunan sampah di kota Sapporo, dan menjadi tempat yang dihindari oleh warga. Syukurlah, kedatangan Isamu Noguchi di tahun 1982, merubah semuanya. Dengan kemampuan mendesain, laki-laki itu merubah tempat penimbunan sampah ini menjadi sebuah taman publik, dengan berbagai tempat yang terkoneksi. Bahkan berbagai penghargaan atas desain yang unik dan cantik ini juga sudah diperoleh." Bramantya membantu menjelaskan.
"Iya Bram... tempat ini memang layak untuk mendapatkan penghargaan. Sebuah karya anak manusia yang spektakuler. Aku ingin ke tempat pohon-pohon sakura yang sedang berbunga itu Bram, maukah kamu menemaniku.." melihat pohon sakura dengan bunga berwarna pink keunguan yang sedang bermekaran. Arine ingin mengajak kesana.
"Okelah.. kita juga bisa mengambil beberapa foto di tempat itu.." laki-laki itu mengikuti jalan cepat Arine.
Beberapa kali, tanpa sepengetahuan Arine, laki-laki itu melakukan pengambilan foto secara hidden. Wajah Arine terlihat sangat cantik, berpadu dengan cantiknya bunga sakura. Tanpa sadar, Bramantya tersenyum sendiri mengagumi kecantikan gadis itu.
"Bram... kemarilah. kita bisa melakukan pengambilan foto selfie berdua. Kamu tidak ada yang marah kan..?" tiba-tiba terdengar suara Arine memanggil laki-laki itu.
Sebelum mendatangi Arine, laki-laki itu mengatur tripot yang sejak tadi dibawanya. Beberapa saat, timer diset pada kamera yang dibawanya. Setelah itu, laki-laki itu berlari mendekat ke arah Arine..
"Siap diambil gambarnya Arine... bersiaplah.." baru saja laki-laki itu sampai di samping Arine, kamera yang dipasang timer itu sudah mengabadikan berbagai pose gambar.
Dua orang itu tanpa sadar tertawa terbahak-bahak.., merasakan kegilaan mereka. Setelah merasakan kelelahan, akhirnya Bramantya mengakhiri sesi foto-foto selfie mereka.
"Kita cari minuman dulu yuk Rine.. aku sudah mulai kehausan.." melihat jam tangan di pergelangan tangan sudah menunjukkan pukul satu p,m, Bramantya mengajak gadis itu untuk beristirahat.
"Okay... tapi tidak perlu ke food court centre yah, di depan ada booth penjual makanan tuh.." melihat di tengah hutan sakura, ada booth kedai makanan dan minuman, Arine mengajak Bramantya untuk menuju kesana.
Laki-laki itu segera menggandeng tangan Arine, dan keduanya segera mendatangi penjual tersebut.
"Takoyaki dan Daigaku imo dua porsi ya, Untuk minuman sajikan green tea hangat.." Bramantya segera memesan meal dan minuman untuk mereka berdua.
Arine masih fokus mengambil beberapa gambar dengan menggunakan kamera ponsel miliknya. Pemandangan yang indah, di tempat yang bersih dan tertata sangat sayang untuk dilewatkan. Dengan segera, gadis itu mengganti profil dan status whattapps nya dengan keindahan tempat tersebut. Dari tempat duduknya, Bramantya membiarkan gadis itu untuk menikmati pemandangan.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nuryanti
lanjut thor 😊
2023-07-10
0