Bab 14 Mengisi Kekosongan

Laboratorium

Bramantya tampak serius memeriksa eksperimennya dengan menggunakan mikroskop. Beberapa saat waktunya dihabiskan untuk membuat eksperimen itu, bahkan juga semua sumber dayanya. Tidak hanya kali ini, beberapa eksperimen yang dilakukan gagal, tapi tidak menghentikan semangat laki-laki muda itu. Banyak mengabdikan diri pada masyarakat sipil, yang terabaikan karena keterbatasan sumber daya, membuat laki-laki itu bersemangat menghasilkan karya.

"Bram... lihatlah, ada reaksi dari zat yang kita campurkan pada spesimen ini.." dari sebelah, partner kerja laki-laki itu memberi tahunya.

"Bentar Aiko.. aku selesaikan dulu pengamatanku, sebentar lagi aku akan melihatnya sendiri." laki-laki itu terus mengamati bahan penelitiannya, kemudian membuat coretan coretan pada secarik kertas.

Tidak lama kemudian terlihat laki-laki itu menghembuskan nafas lega. Setelah melepaskan diri dari mikroskop, Bramantya berjalan mendatangi spesimen yang disampaikan Aiko. Gadis tomboy itu memundurkan diri beberapa langkah ke belakang, memberi ruang laki-laki itu untuk melakukan pengamatan. Tidak sampai sepuluh menit, akhirnya Bramantya sudah merasa cukup.

"Aiko... sepertinya dana yang aku keluarkan, juga dari donatur beberapa perusahaan besar kali ini akan mendatangkan hasil. Pengolahan kembali limbah, dan polusi pabrik akan dapat diolah kembali oleh cairan ini. Tapi kita juga tidak boleh gegabah, sementara kita tunggu sampai cairan ini mengendap dan ada proses fermentasi di dalamnya.." setelah melepaskan semua peralatan laboratorium lainnya, Bramantya berdiskusi dengan gadis itu.

"Siap Bram.. aku akan selalu menemanimu. Apapun eksperimen dan penelitian yang kamu lakukan, aku akan selalu di belakangmu.." tampak Aiko menyemangati Bramantya. Gadis itu memang sudah sangat lama menaruh hati pada partner kerjanya itu, namun laki-laki itu tetap mengacuhkan dan mengabaikan. Sampai beberapa kali Aiko patah semangat, namun melihat Bramantya tetap bersamanya akhirnya Aiko menyabarkan dirinya.

"Oh ya Aiko... aku akan food court dulu untuk mencari kopi panas dan sandwich. Sejak pagi, aku terlupa belum mengisi perutku..." tiba-tiba Bramantya menuju ke arah pintu keluar.

"Bram... tidak perlu repot, aku bisa memesan minuman dan makanan itu untuk delivery. Kamu sudah terlalu lelah Bram.." Aiko tampak mengkhawatirkan laki-laki itu.

"Hadeh... kamu terlalu berlebihan Aiko.. Aku ini laki-laki yang pasti lebih kuat staminanya daripada kamu. Aku juga ingin mencari udara segar, sambil melihat pepohonan di luar laboratorium." tanpa menghiraukan Aiko, Bramantya tetap keluar dari dalam ruangan itu.

Laki-laki itu berjalan lurus menyusuri koridor laboratorium, dan mengarah ke bangunan klinik yang ada di tempat tersebut. Tetapi pandangan mata Bramantya tertuju pada gadis yang sangat dikenalnya, karena akhir-akhir ini mereka sangat dekat.

"Arine... apa yang dilakukannya di klinik ini. Apakah gadis itu sakit, tapi kenapa tidak mengatakannya kepadaku.." Bramantya mempercepat langkahnya untuk mengejar Arine.

Tetapi lagi lagi laki-laki itu harus mengurungkan niat, melihat dari arah mana Arine keluar.

"Klinik ibu dan anak... apakah Arine dalam keadaan hamil." pikiran Bramantya berkembang kemana mana.

"Jika memang itu yang benar terjadi, aku harus merahasiakan hal ini dari Arine. Bisa jadi gadis itu malu dengan statusnya saat ini, dan hal itulah alasan ketika aku melihatnya menangis di bandara Soekarno Hatta dua bulan yang lalu." Bramantya mengambil keputusan bijak.

Laki-laki itu membatalkan niatnya untuk ke food court, tapi ingin mampir ke klinik yang saat ini sedang dijaga oleh Dr. Keiko spesialis Obygin. Kebetulan dokter muda itu juga rekan dari laki-laki itu, sehingga Bramantya tidak merasa ada masalah, jika bertanya padanya.

"Tok.. tok.. tok.." Bramantya mengetuk tiga kali pintu ruang praktik Dr. Keiko.,

"Masuk.." terdengar suara Dokter tersebut, dan perawat yang membantu dokter itu membukakan pintu untuk Bramantya.

"Dokter.. apakah aku sedang mengganggumu.." Bramantya tersenyum dan menyapa dokter muda dan cantik yang duduk di belakang meja kerjanya itu.

"Hi Bram... lama nian kita tidak bertemu. Ayo.. duduk, kita bicara.. Suster... keluarlah, tinggalkan kami.." Dr. Keiko menyuruh perawat untuk keluar,.

"Baik Dokter.." perawat itu segera membuka pintu, dan keluar dari dalam ruangan praktik itu. Untuk memberikan privacy pada dokter yang dilayaninya, perawat itu menempelkan tulisan Don.t Disturb di balik pintu.

**********

Tidak lama kemudian...

Dokter Keiko menatap ke wajah tampan laki-laki di depannya. Laki-laki dari Indonesia, tetapi kehadirannya penuh misteri, dan selalu tertutup dengan privacynya. Sama dengan teman-teman perempuan yang ada di klinik ini, dokter Keiko juga menaruh hati pada Bramantya, namun sikap cuek dari laki-laki itu, akhirnya memupus harapan dokter itu.

"Bram.., melihat keseriusanmu, dan pada hari serta jam kerja, pasti ada hal penting bukan, yang ingin kamu cari informasi dariku.." seakan ingin menebak pikiran laki-laki di depannya, dokter Keiko tanpa ragu bertanya.

"Hempphh... benar katamu Keiko.. Aku ingin bertanya padamu, dan mungkin akan terkait dengan sumpahmu sebagai seorang dokter. Tapi aku juga ingin kejelasan tentang adikku, apa yang dialaminya saat ini.." Bramantya mulai memberikan tanggapan.

"Adik...??? Sejak kapan kamu mulai bicara tentang keluargamu padaku Bram.. Adik siapa, karena setahuku kamu ini independent man, yang sangat tertutup tentang masalahmu. Kali ini, kamu datang datang, dan mengatakan padaku tentang adik..." dokter Keiko mengejar laki-laki itu dengan pertanyaan.

Terlihat Bramantya mengambil nafas..., kemudian...

"Adikku dari Indonesia... namanya Arine Aalisha Abony... Barusan adikku kesini bukan, konsultasi denganmu. Apa indikasinya.." tanpa ragu, untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut, Bramantya menyebut nama lengkap Arine.

Dokter Keiko terkejut, bahkan sempat memundurkan punggungnya ke belakang. Setelah menguasai perasaannya, kemudian...

"Aku tidak tahu jika pasien barusan adalah adikmu Bram.. Aku harus mengatakan padamu kebenarannya. Saat ini miss Arine sedang hamil dengan usia kehamilan sekitar 14 minggu. Gadis ini bisa mengalami masa masa sulit, jadi jika kamu menemui suaminya, katakan untuk lebih banyak memberikan perhatian padanya. Meskipun kondisi saat ini, janin Miss Arine baik-baik saja, tetapi aku amati gadis itu seperti menyimpan masalah.." Bramantya tidak kalah terkejutnya. Kata-kata yang diucapkan dokter Keiko, seperti tancapan nyeri di ulu hatinya.

Bramantya menjadi terdiam dan tidak bisa untuk meneruskan kata-katanya. Meskipun beberapa kali laki-laki itu berusaha meyakinkan dirinya, apakah dirinya menyukai Arine, tetapi kesukaan padanya bukan kesukaan seorang laki-laki terhadap perempuan. Bramantya lebih mengasihi gadis itu sebagai seorang adik, sehingga mendengar perkataan dokter Keiko, tiba-tiba membuatnya menjadi ikut merasa sedih.

"How about you... Bram..?" melihat reaksi laki-laki itu, dokter Keiko menjadi khawatir.

"Jangan terlalu banyak berpikir dokter, karena mungkin pikiranmu tidak akan sama dengan keadaan yang terjadi sebenarnya.." melihat kekhawatiran dokter itu, Bramantya dengan cepat menetralisir keadaan.

"Okay... terserah padamu Bram.., aku juga tidak akan ikut campur.." lanjut dokter itu.

"Baiklah dokter... terima kasih untuk waktu dan juga informasimu. Aku akan memberikan perhatian khusus pada adikku, dan akan mengisi setiap kekosongan dalam hatinya.." setelah merasa cukup, akhirnya Bramantya berpamitan.

Dokter Keiko hanya memandang punggung laki-laki yang keluar dari ruang kerjanya. Banyak pikiran tentang laki-laki itu, yang akhirnya hanya menjadi harapan semu untuknya.

*************

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

ada aiko,keiko.....blm ada kenko...si tip ex....hehhe...babang bram jdi bramantio

2023-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Kenangan Semalam
2 Chapter 2 Penindasan
3 Chapter 3 Bingung
4 Chapter 4 Bertemu Mantan Pacar
5 Chapter 5 Selamat Tinggal
6 Chapter 6 Pamit Pergi
7 Chapter 7 Kenyataan Pahit
8 Bab 8 Ketinggalan Informasi
9 Bab 9 Undangan Jamuan
10 Bab 10 Merasakan Ketenangan
11 Bab 11. Moerenuma Park
12 Bab 12. Harapan
13 Bab 13. Kabar Bahagia
14 Bab 14 Mengisi Kekosongan
15 Bab 15. Aku akan Menjagamu
16 Bab. 16 Data Analyst
17 Bab. 17 Terjerat
18 Bab. 18 Menemuinya
19 Bab. 19 Aku Tidak Berurusan
20 Bab 20. Menegangkan
21 Bab 21. Doa Papa
22 Bab 22. Amarah
23 Bab 23. Pendekatan
24 Bab 24. Brian Butuh Papa
25 Bab 25. Kita Seperti Keluarga Sebenarnya
26 Bab 26. Generasi Penerus Ketiga
27 Bab 27. Janji dengan Laboratorium
28 Bab 28. Bertemu Uncle
29 Bab. 29 Cute Brian
30 Bab. 30 Gelisah
31 Bab. 31 Siapa Papa Brian
32 Bab. 32 Mencari Kejelasan
33 Bab. 33 Penolakan Halus
34 Bab. 34. Panik
35 Bab. 35 Pengujian DNA
36 Bab. 36 Serba Kebetulan
37 Bab 37. Call Me Daddy
38 Bab 38. Mengenalkan Diri
39 Bab 39. Melihatmu Kembali
40 Bab 40. Perubahan Sikap
41 Bab 41. Niat Buruk
42 Bab 42. Berbicara di Dalam
43 Bab 43. Menikahlah Denganku
44 Bab 44. Konflik Kecil
45 Bab 45. Penjelasan
46 Bab 46. Kehilangan
47 Bab 47. Terlena
48 Bab 48. Bersikap Tegas
49 Bab. 49 Berusaha Keras
50 BAB 50. Tiba-tiba Menghilang
51 Bab 51 Teringat Memori Masa Lalu
52 Bab 52. Aku Bukan Anak Haram
53 Bab 53. Sikap Kepemilikan
54 Bab 54. Malam Naas
55 Bab 55. Memberi Nasehat
56 Bab 56. Somasi
57 Bab 57. Memenuhi Panggilan
58 Bab 58. Kejadian Gawat
59 Bab 59 Kedatangan
60 Bab 60. Intimidasi
61 Bab 61. Pertolongan
62 Bab 62. Provokatif
63 Bab 63. Melakukan Pendekatan
64 Bab 64. Rasa Trauma
65 Bab 65. Pengakuan
66 Bab 66. Bersama Mommy
67 Bab 67 Tidak akan Ada Kata Maaf
68 Bab 68. Meyakinkanmu
69 Bab 69 Memohon Restu
70 Bab 70 Gayung Bersambut
71 Bab 71 Kamu adalah Candu
72 Bab 72 Menikah
73 Bab 73 Bucin
74 Bab 74 Luluh
75 Bab 75 Lupa Diri
76 Bab 76 Merindukannya
77 Bab 77 Ke Rumah Opa
78 Bab 78 Menemukan Jodoh
79 Bab 79 Pasangan Suami Istri
80 Bab 80 Kejutan Pagi
81 Bab 81 Approach
82 Bab 82 Pulang ke Mansion
83 Bab 83 Baru Menyadarinya
84 Bab 84 Marry Me.
85 Bab 85 Rencana Royal Wedding
86 Bab 86 Bersyukur
87 Bab 87 Berpikir ke Depan
88 Bab 88 Menunjukkan Status
89 Bab 89 Salah Mengambil Keputusan
90 Bab 90 Amarah
91 Bab 91 Jealous
92 Bab 92 Titah Bagiku
93 Bab 93 Persiapan Kembali
94 Bab 94 Pengakuan
95 Bab 95 Akhir Cerita
96 Cerita Baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Chapter 1 Kenangan Semalam
2
Chapter 2 Penindasan
3
Chapter 3 Bingung
4
Chapter 4 Bertemu Mantan Pacar
5
Chapter 5 Selamat Tinggal
6
Chapter 6 Pamit Pergi
7
Chapter 7 Kenyataan Pahit
8
Bab 8 Ketinggalan Informasi
9
Bab 9 Undangan Jamuan
10
Bab 10 Merasakan Ketenangan
11
Bab 11. Moerenuma Park
12
Bab 12. Harapan
13
Bab 13. Kabar Bahagia
14
Bab 14 Mengisi Kekosongan
15
Bab 15. Aku akan Menjagamu
16
Bab. 16 Data Analyst
17
Bab. 17 Terjerat
18
Bab. 18 Menemuinya
19
Bab. 19 Aku Tidak Berurusan
20
Bab 20. Menegangkan
21
Bab 21. Doa Papa
22
Bab 22. Amarah
23
Bab 23. Pendekatan
24
Bab 24. Brian Butuh Papa
25
Bab 25. Kita Seperti Keluarga Sebenarnya
26
Bab 26. Generasi Penerus Ketiga
27
Bab 27. Janji dengan Laboratorium
28
Bab 28. Bertemu Uncle
29
Bab. 29 Cute Brian
30
Bab. 30 Gelisah
31
Bab. 31 Siapa Papa Brian
32
Bab. 32 Mencari Kejelasan
33
Bab. 33 Penolakan Halus
34
Bab. 34. Panik
35
Bab. 35 Pengujian DNA
36
Bab. 36 Serba Kebetulan
37
Bab 37. Call Me Daddy
38
Bab 38. Mengenalkan Diri
39
Bab 39. Melihatmu Kembali
40
Bab 40. Perubahan Sikap
41
Bab 41. Niat Buruk
42
Bab 42. Berbicara di Dalam
43
Bab 43. Menikahlah Denganku
44
Bab 44. Konflik Kecil
45
Bab 45. Penjelasan
46
Bab 46. Kehilangan
47
Bab 47. Terlena
48
Bab 48. Bersikap Tegas
49
Bab. 49 Berusaha Keras
50
BAB 50. Tiba-tiba Menghilang
51
Bab 51 Teringat Memori Masa Lalu
52
Bab 52. Aku Bukan Anak Haram
53
Bab 53. Sikap Kepemilikan
54
Bab 54. Malam Naas
55
Bab 55. Memberi Nasehat
56
Bab 56. Somasi
57
Bab 57. Memenuhi Panggilan
58
Bab 58. Kejadian Gawat
59
Bab 59 Kedatangan
60
Bab 60. Intimidasi
61
Bab 61. Pertolongan
62
Bab 62. Provokatif
63
Bab 63. Melakukan Pendekatan
64
Bab 64. Rasa Trauma
65
Bab 65. Pengakuan
66
Bab 66. Bersama Mommy
67
Bab 67 Tidak akan Ada Kata Maaf
68
Bab 68. Meyakinkanmu
69
Bab 69 Memohon Restu
70
Bab 70 Gayung Bersambut
71
Bab 71 Kamu adalah Candu
72
Bab 72 Menikah
73
Bab 73 Bucin
74
Bab 74 Luluh
75
Bab 75 Lupa Diri
76
Bab 76 Merindukannya
77
Bab 77 Ke Rumah Opa
78
Bab 78 Menemukan Jodoh
79
Bab 79 Pasangan Suami Istri
80
Bab 80 Kejutan Pagi
81
Bab 81 Approach
82
Bab 82 Pulang ke Mansion
83
Bab 83 Baru Menyadarinya
84
Bab 84 Marry Me.
85
Bab 85 Rencana Royal Wedding
86
Bab 86 Bersyukur
87
Bab 87 Berpikir ke Depan
88
Bab 88 Menunjukkan Status
89
Bab 89 Salah Mengambil Keputusan
90
Bab 90 Amarah
91
Bab 91 Jealous
92
Bab 92 Titah Bagiku
93
Bab 93 Persiapan Kembali
94
Bab 94 Pengakuan
95
Bab 95 Akhir Cerita
96
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!