Bab 20. Menegangkan

Bulan demi bulan berlalu...

Hari demi hari sudah lewat, dan usia kehamilan Arine sudah akan mendekati masa kelahiran. Bramantya sudah seperti suami siaga, meskipun tidak ada hubungan apapun antara dirinya dengan gadis itu, tetapi laki-laki itu sudah jarang kembali pulang ke rumahnya. Setelah kembali dari laboratorium, laki-laki itu langsung pulang ke tempat Arine. Memahami bagaimana seorang perempuan membutuhkan laki-laki, di masa masa melahirkan, membuat Bramantya menjadi lebih perhatian.

"Bram.. perutku sudah terasa nyeri, apakah itu gejala jika akan melahirkan ya.. Aku benar benar buta akan hal ini.." sambil mengusap usap perut, Arine bertanya pada laki-laki yang duduk di sampingnya itu.

Kebetulan, Bramantya menemani Arine untuk antri melakukan pemeriksaan pada Dokter Keiko. Beberapa kali partner kerjanya Aiko juga mendatangi laki-laki itu, karena melakukan konsultasi tentang hasil penelitian. Kebetulan kedua gadis yang dekat dengan laki-laki itu, sudah tahu yang sebenarnya, bagaimana hubungan kedekatannya dengan Arine. Jadi mereka melakukan hal yang malah membantu Arine.

"Nanti konsultasikan pada Keiko saja Rine.. Aku juga laki-laki, dan belum menikah. Bagaimana aku bisa tahu, ciri ciri orang akan melahirkan.." jawaban Bramantya memang bisa diterima.

Ariner tersenyum mendengar jawaban dari laki-laki itu... Beberapa kali Arine sudah mengatakan pada Bramantya untuk meninggalkannya. Karena jika mereka tetap bersama, akan banyak fitnah dan tuduhan yang datang untuk mereka. Bahkan perempuan yang ingin mendekati laki-laki itu akan mengira jika mereka adalah pasangan suami istri. Tetapi dengan tegas, Bramantya selalu menolak, dan meminta Arine untuk mengabaikan pembicaraan tentang mereka.

"Miss Arine Aalishaa Abony..." seperti biasa perawat memanggil giliran Arine.

Dengan siaga, Bramantya membantu gadis itu berdiri, dan menuntunnya masuk ke ruang periksa dokter Keiko Kana... Dokter cantik itu tersenyum melihat begitu besar perhatian laki-laki yang disukainya itu pada pasiennya..

"Bagaimana keadaamu Miss Arine.. sudah masuk trimester terakhir nih.. Sepertinya beberapa hari ke depan, kamu sudah saatnya melahirkan.." dengan ramah, dokter Keiko menyapa Arine.

"Ya dokter... malah sudah sejak tadi malam, perut saya sering merasa nyeri sebentar, tapi terus hilang. Beberapa saat lagi, rasa nyeri itu datang, kemudian menghilang lagi... Saya bingung dokter.." tanpa malu, Arine menceritakan apa yang dirasakannya.

"Tenang saja... Oh ya Bram... kamu keluar dulu. Aku akan memeriksa Arine di bagian vitalnya, karena kamu laki-laki tentu saja kamu keluar. Kecuali sih... kamu adalah suami dari Miss Arine, malah harus tetap berada di dalam ruangan ini.." dengan telak, dokter Keiko meminta Bramantya keluar. Jujur dalam hati dokter cantik itu, ada rasa iri melihat perhatian dari laki-laki itu pada pasiennya.

"Pasti Keiko.. aku akan keluar.." Bramantya segera berdiri, kemudian keluar dari dalam ruangan.

"Tidurlah disini Miss Arine.." setelah memastikan pintu ruangan ditutup, dokter itu meminta Arine untuk kembali berbaring.

Dengan cekatan, perawat membantu pemeriksaan dokter Keiko. Kedua kaki Arine diminta dokter untuk dilipat, dengan kedua lutut berada di atas. Tanpa kesulitan, Arine mengikuti anjuran dokter. Setelah mengenakan sarung tangan medis di kedua tangan, dokter Keiko memeriksa organ kewanitaan gadis itu. Beberapa saat kemudian, senyuman terbit di bibir dokter cantik itu..

"Miss Arine.. kali ini, kamu tetap berada di klinik ini. Perawat akan membantumu untuk mencari kamar untuk perawatanmu. Aku perkirakan, tidak sampai beberapa jam lagi, janin yang kamu kandung sudah akan terlahir di dunia ini.." dengan senyuman, dokter Keiko memberi tahu Arine..

"Benarkah dok.." Arine bertanya dengan ekspresi tidak percaya.

"Tenanglah.. aku akan memberi tahu Bramantya agar tetap siaga mendampingimu..." dokter itu memberi isyarat agar Arine tetap tenang.

Arine terdiam, dalam hati gadis itu hanya memanjatkan doa agar proses melahirkan yang akan di hadapinya mendapatkan kelancaran.

***********

Beberapa saat kemudian...

Bramantya merasa gelisah sendiri, melihat bagaimana Arine tampak kesakitan dan beberapa kali gadis itu merintih.. Karena tidak ada hubungan darah, dan juga bukan suami istri, Bramantya merasa tidak nyaman berada di dekat gadis itu. Tiba-tiba Laki-laki itu teringat dengan Raffi, laki-laki yang pernah dekat dengan Arine di masa SMA.

"Kenapa aku tidak berbagi kabar ini pada Raffi... Mungkin saja, anak itu bisa menemaniku disini, sama sama menguatkan Arine.."

Tidak berapa lama, Bramantya melakukan panggilan pada laki-laki itu. Satu kali panggilan tidak tersambung, dan Bramantya mengulanginya lagi. Akhirnya setelah tiga kali panggilan, tersambung juga komunikasinya dengan Raffi..

"Selamat pagi... ini siapa ya.." karena tidak menyimpan nomor ponsel Bramantya, Raffi tidak mengenalinya.

"Aku Bramantya, kakaknya Arine.. Kemarilah Raff.., kamu ke Sapporo sekarang juga., Aku butuh teman untuk berbagi cerita, Arine sedang dalam keadaan akan melahirkan. Aku bingung, dengan apa yang akan aku lakukan.." tanpa basa basi, Bramantya menyampaikan maksudnya.

Laki-laki itu terdiam sebentar, mungkin berpikir hubungan sebenarnya antara Bramantya dengan Arine,

"Raffi.. apakah kamu tidak mendengarku.. Dimana nuranimu... aku sebagai orang yang tanpa sengaja dipertemukan dengan Arine di bandara saja, aku begitu pedulinya pada gadis itu. Aku menghubungimu tanpa sepengetahuan Arine, dan mungkin Arine akan marah padaku jika dia tahu aku menelponmu. Sambungkan ponselmu dengan papa Arine, mungkin akan memperlancar lahirnya putra gadis itu. terima kasih.." tidak mendengar respon dari mantan pacar Arine, akhirnya Bramantya mengakhiri panggilan.

"Tenanglah Bram... kita berdoa saja, semoga proses kelahiran bayi adikmu disegerakan. Janganlah hilir mudik seperti itu, aku turut merasa gelisah.." Aiko yang turut menemani Bramantya pagi ini, ikut gelisah melihat laki-laki itu.

Bramantya tetap tidak mendengarkan nasehat dari partner kerjanya itu. laki-laki itu seperti suami sendiri bagi Arine, pontang panting berjuang agar gadis yang dianggap sebagai adiknya itu, segera melahirkan putranya. Tiba-tiba dokter Keiko Kana mendatangi laki-laki itu...

"Bram... aku ingin bicara padamu sebentar, ini tentang Arine.." perempuan itu menepuk bahu Bramantya, dan laki-laki itu langsung menatapnya dengan pandangan ingin tahu.

"Katakan Keiko, apa yang harus aku lakukan lagi, agar penderitaan Arine segera selesai.." laki-laki itu membalikkan badan, dan mencengkeram pundak dokter itu.

"Hemppphh.., melihat reaksimu Bram..., aku yakin tidak hanya aku, tapi semua perempuan di dunia ini akan iri pada Arine. Meskipun suaminya tidak ada, namun memiliki kakak yang sangat peduli padanya. Aku angkat topi untukmu Bram.. Namun.. sepertinya kita harus menjalankan plan B, untuk mengurangi kesakitan gadis itu.." dengan suara lirih, dokter Keiko memberikan informasi.

Terlihat laki-laki itu menghela nafas.., kemudian..

"Rencana apa itu Keiko... katakanlah..." laki-laki itu segera mengejar dokter Keiko.

"Kita lakukan operasi caesar, tapi harus seijin kerabat dekatnya. Aku sudah menanyakan tentang hal ini pada Arine, tapi gadis itu langsung menolak, tidak memberi persetujuan. Sekarang, kamulah keputusan itu Bram.., putuskanlah.." lutut Bramantya terasa bergetar.., laki-laki itu juga bingung untuk mengambil keputusan.

"Bagaimana Bram..." dokter Keiko terus bertanya...

***********

Episodes
1 Chapter 1 Kenangan Semalam
2 Chapter 2 Penindasan
3 Chapter 3 Bingung
4 Chapter 4 Bertemu Mantan Pacar
5 Chapter 5 Selamat Tinggal
6 Chapter 6 Pamit Pergi
7 Chapter 7 Kenyataan Pahit
8 Bab 8 Ketinggalan Informasi
9 Bab 9 Undangan Jamuan
10 Bab 10 Merasakan Ketenangan
11 Bab 11. Moerenuma Park
12 Bab 12. Harapan
13 Bab 13. Kabar Bahagia
14 Bab 14 Mengisi Kekosongan
15 Bab 15. Aku akan Menjagamu
16 Bab. 16 Data Analyst
17 Bab. 17 Terjerat
18 Bab. 18 Menemuinya
19 Bab. 19 Aku Tidak Berurusan
20 Bab 20. Menegangkan
21 Bab 21. Doa Papa
22 Bab 22. Amarah
23 Bab 23. Pendekatan
24 Bab 24. Brian Butuh Papa
25 Bab 25. Kita Seperti Keluarga Sebenarnya
26 Bab 26. Generasi Penerus Ketiga
27 Bab 27. Janji dengan Laboratorium
28 Bab 28. Bertemu Uncle
29 Bab. 29 Cute Brian
30 Bab. 30 Gelisah
31 Bab. 31 Siapa Papa Brian
32 Bab. 32 Mencari Kejelasan
33 Bab. 33 Penolakan Halus
34 Bab. 34. Panik
35 Bab. 35 Pengujian DNA
36 Bab. 36 Serba Kebetulan
37 Bab 37. Call Me Daddy
38 Bab 38. Mengenalkan Diri
39 Bab 39. Melihatmu Kembali
40 Bab 40. Perubahan Sikap
41 Bab 41. Niat Buruk
42 Bab 42. Berbicara di Dalam
43 Bab 43. Menikahlah Denganku
44 Bab 44. Konflik Kecil
45 Bab 45. Penjelasan
46 Bab 46. Kehilangan
47 Bab 47. Terlena
48 Bab 48. Bersikap Tegas
49 Bab. 49 Berusaha Keras
50 BAB 50. Tiba-tiba Menghilang
51 Bab 51 Teringat Memori Masa Lalu
52 Bab 52. Aku Bukan Anak Haram
53 Bab 53. Sikap Kepemilikan
54 Bab 54. Malam Naas
55 Bab 55. Memberi Nasehat
56 Bab 56. Somasi
57 Bab 57. Memenuhi Panggilan
58 Bab 58. Kejadian Gawat
59 Bab 59 Kedatangan
60 Bab 60. Intimidasi
61 Bab 61. Pertolongan
62 Bab 62. Provokatif
63 Bab 63. Melakukan Pendekatan
64 Bab 64. Rasa Trauma
65 Bab 65. Pengakuan
66 Bab 66. Bersama Mommy
67 Bab 67 Tidak akan Ada Kata Maaf
68 Bab 68. Meyakinkanmu
69 Bab 69 Memohon Restu
70 Bab 70 Gayung Bersambut
71 Bab 71 Kamu adalah Candu
72 Bab 72 Menikah
73 Bab 73 Bucin
74 Bab 74 Luluh
75 Bab 75 Lupa Diri
76 Bab 76 Merindukannya
77 Bab 77 Ke Rumah Opa
78 Bab 78 Menemukan Jodoh
79 Bab 79 Pasangan Suami Istri
80 Bab 80 Kejutan Pagi
81 Bab 81 Approach
82 Bab 82 Pulang ke Mansion
83 Bab 83 Baru Menyadarinya
84 Bab 84 Marry Me.
85 Bab 85 Rencana Royal Wedding
86 Bab 86 Bersyukur
87 Bab 87 Berpikir ke Depan
88 Bab 88 Menunjukkan Status
89 Bab 89 Salah Mengambil Keputusan
90 Bab 90 Amarah
91 Bab 91 Jealous
92 Bab 92 Titah Bagiku
93 Bab 93 Persiapan Kembali
94 Bab 94 Pengakuan
95 Bab 95 Akhir Cerita
96 Cerita Baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Chapter 1 Kenangan Semalam
2
Chapter 2 Penindasan
3
Chapter 3 Bingung
4
Chapter 4 Bertemu Mantan Pacar
5
Chapter 5 Selamat Tinggal
6
Chapter 6 Pamit Pergi
7
Chapter 7 Kenyataan Pahit
8
Bab 8 Ketinggalan Informasi
9
Bab 9 Undangan Jamuan
10
Bab 10 Merasakan Ketenangan
11
Bab 11. Moerenuma Park
12
Bab 12. Harapan
13
Bab 13. Kabar Bahagia
14
Bab 14 Mengisi Kekosongan
15
Bab 15. Aku akan Menjagamu
16
Bab. 16 Data Analyst
17
Bab. 17 Terjerat
18
Bab. 18 Menemuinya
19
Bab. 19 Aku Tidak Berurusan
20
Bab 20. Menegangkan
21
Bab 21. Doa Papa
22
Bab 22. Amarah
23
Bab 23. Pendekatan
24
Bab 24. Brian Butuh Papa
25
Bab 25. Kita Seperti Keluarga Sebenarnya
26
Bab 26. Generasi Penerus Ketiga
27
Bab 27. Janji dengan Laboratorium
28
Bab 28. Bertemu Uncle
29
Bab. 29 Cute Brian
30
Bab. 30 Gelisah
31
Bab. 31 Siapa Papa Brian
32
Bab. 32 Mencari Kejelasan
33
Bab. 33 Penolakan Halus
34
Bab. 34. Panik
35
Bab. 35 Pengujian DNA
36
Bab. 36 Serba Kebetulan
37
Bab 37. Call Me Daddy
38
Bab 38. Mengenalkan Diri
39
Bab 39. Melihatmu Kembali
40
Bab 40. Perubahan Sikap
41
Bab 41. Niat Buruk
42
Bab 42. Berbicara di Dalam
43
Bab 43. Menikahlah Denganku
44
Bab 44. Konflik Kecil
45
Bab 45. Penjelasan
46
Bab 46. Kehilangan
47
Bab 47. Terlena
48
Bab 48. Bersikap Tegas
49
Bab. 49 Berusaha Keras
50
BAB 50. Tiba-tiba Menghilang
51
Bab 51 Teringat Memori Masa Lalu
52
Bab 52. Aku Bukan Anak Haram
53
Bab 53. Sikap Kepemilikan
54
Bab 54. Malam Naas
55
Bab 55. Memberi Nasehat
56
Bab 56. Somasi
57
Bab 57. Memenuhi Panggilan
58
Bab 58. Kejadian Gawat
59
Bab 59 Kedatangan
60
Bab 60. Intimidasi
61
Bab 61. Pertolongan
62
Bab 62. Provokatif
63
Bab 63. Melakukan Pendekatan
64
Bab 64. Rasa Trauma
65
Bab 65. Pengakuan
66
Bab 66. Bersama Mommy
67
Bab 67 Tidak akan Ada Kata Maaf
68
Bab 68. Meyakinkanmu
69
Bab 69 Memohon Restu
70
Bab 70 Gayung Bersambut
71
Bab 71 Kamu adalah Candu
72
Bab 72 Menikah
73
Bab 73 Bucin
74
Bab 74 Luluh
75
Bab 75 Lupa Diri
76
Bab 76 Merindukannya
77
Bab 77 Ke Rumah Opa
78
Bab 78 Menemukan Jodoh
79
Bab 79 Pasangan Suami Istri
80
Bab 80 Kejutan Pagi
81
Bab 81 Approach
82
Bab 82 Pulang ke Mansion
83
Bab 83 Baru Menyadarinya
84
Bab 84 Marry Me.
85
Bab 85 Rencana Royal Wedding
86
Bab 86 Bersyukur
87
Bab 87 Berpikir ke Depan
88
Bab 88 Menunjukkan Status
89
Bab 89 Salah Mengambil Keputusan
90
Bab 90 Amarah
91
Bab 91 Jealous
92
Bab 92 Titah Bagiku
93
Bab 93 Persiapan Kembali
94
Bab 94 Pengakuan
95
Bab 95 Akhir Cerita
96
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!