Raffi terus menatap wajah Arine, sangat jelas kerinduan terpancar di mata laki-laki itu. Bahkan muncul tekad dalam hatinya, entah bagaimana caranya dia harus bisa kembali bersama dengan gadis itu. Merasa tidak boleh berlama-lama di tempat itu, akhirnya Arine memberanikan diri menatap laki-laki di depannya.
"Raffi... sepertinya kita harus berpisah sampai disini. Masih banyak agendaku hari ini Raff.., dan aku tidak bisa meninggalkannya. Untuk itu, kita harus berpisah.., dan sekali lagi lupakan aku." dengan nada seperti tercekat, Arine memulai bicara.
"Apapun yang kamu katakan Arine, aku akan tetap menganggapmu sebagai kekasihku. Kesalahanku di masa lalu adalah aku yang tidak bisa bertahan untuk bersamamu, dan melewatkan sekian tahun bersamamu. Sekarang aku kembali Arine, dan akan membawamu kembali bersamamu.." laki-laki itu tidak pantang menyerah.
Meskipun beberapa kali Arine sudah menyatakan penolakan, tapi laki-laki itu terus berharap. Tapi saat ini Arine sudah bertekad, dan menganggap dirinya sudah kotor, tidak layak lagi untuk kembali menjalin ikatan dengan laki-laki itu.
"Maafkan aku Raffi... aku tidak bisa." Arine segera berdiri, dan berlari meninggalkan laki-laki itu sendiri.
Raffi terdiam dan hanya menatap punggung Arine, sampai gadis itu tidak terlihat lagi olehnya. Anak muda itu mengambil nafas dalam..
"Aku akan tetap mengejarmu Arine... dimanapun dan sampai kapanpun.." laki-laki itu bergumam sendiri.
Tidak lama kemudian, akhirnya Raffi juga beranjak keluar dari dalam cafe, setelah meninggalkan dua lembar ratusan ribu di atasnya. Waiters yang melayani mereka mengambil uang itu, dan berlari mengejar anak muda itu untuk memberikan kembalian.
"Kak... ini uangnya kebanyakan.." ucap waiters sambil mengulurkan uang 125.000 rupiah.
"Ambil saja kembaliannya.." setelah menjawab waiters itu, Raffi segera berjalan menuju ke arah mobilnya. Tujuan utama ke apotik untuk membeli vitamin sudah dilupakan oleh laki-laki itu.
***********
Japan Visa Application Center (JVAC)
Setelah bertemu dengan Raffi tanpa sengaja di depan apotik, dan berbincang sebentar di cafe, Arine segera ke Kuningan City Mall 2nd floor, Jakarta Selatan untuk melakukan wawancara, dan foto untuk keperluan Visa. Seperti yang sudah diduganya, karena Arine juga melampirkan passport untuk wilayah negara-negara di Eropa, proses pembuatan visa di kantor ini lebih dipermudah. Tidak sampai tiga jam, gadis itu sudah menyelesaikan wawancara, dan pengambilan foto, dan visa elektronik sudah dimilikinya.
"Miss Arine.. dari hasil wawancara tadi, anda memutuskan untuk tinggal di negara Jepang. Jaga nama baik negara kita Indonesia di negara tersebut. Jika bisa, kukuhkan prestasi untuk menunjukkan pada dunia, tentang eksistensi negara kita di mata internasional.." ketika tahapan pengecekan air, seorang petugas imigrasi berpesan padanya.
"Siap pak, dan terima kasih atas nasehatnya. Dimanapun pak, saya tidak akan pernah melupakan tanah air saya, NKRI harga mati.." sambil tersenyum, Arine memberikan tanggapan.
"Baguslah... dan copy an visa sudah saya kirimkan ke email, dan kamu bisa langsung login ke aplikasi. Visa atas nama Arine Aalisha Abony sudah bisa dipergunakan. Dan ingat, pergunakan identitas internasional ini dengan bijak.." Arine tersenyum dan menganggukkan kepala.
Tidak lama kemudian, gadis itu sudah berjalan keluar dari kantor pengurusan Visa khusus tujuan negara Jepang. Mumpung berada di dalam mall, gadis itu melanjutkan jalan-jalan untuk menenangkan pikirannya.
"Aku harus mempersiapkan sedikit pakaian baru dan perlengkapannya. Untuk beberapa saat, tidak mungkin aku akan berbelanja di negara Jepang, karena aku belum mengenalnya luar dalam." melihat outlet yang menyediakan perlengkapan wanita, Arine bergegas mendatangi outlet tersebut.
Beberapa saat gadis itu menghabiskan waktu, dan akhirnya tiga pasang pakaian, lengkap dengan under wear sudah didapatkannya. Gadis itu segera membawanya ke kasir..
"Sudah dicoba belum kak, karena jika sudah dibawa pulang, barang tidak dapat ditukar lagi.." sebelum melakukan scanning barcode QRIS, cashier mengingatkan kembali gadis itu.
"Sudah kak, berikan barcode nya, saya akan melakukan pembayaran." merasa malas untuk mencoba, karena sudah sangat yakin dengan ukuran pakaian untuknya, Arine memberikan tanggapan.
Petugas kasir itu segera memberikan barcode, dan Arine segera melakukan scanning. Tidak sampai dua menit, struk pembayaran sudah diprint oleh petugas kasir, dan menyerahkan bukti nota dan barang yang dibeli oleh gadis itu.
"Terima kasih kak, dan silakan datang kembali.."
Setelah menganggukkan kepala, Arine segera mencari escalator untuk turun ke arah lobby mall., Arine memang gadis yang tidak banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan dan aktivitas yang tidak penting. Gadis itu sangat tepat waktu, dan selalu merencanakan dengan baik apa yang akan dilakukannya.
************
Sesampainya di lobby mall, gadis itu teringat kembali pertemuannya dengan Raffi kekasihnya ketika duduk di bangku SMA. Masa-masa indah dilalui gadis itu, dan Raffi sangat bisa mengambil hatinya. Tetapi masa indah tiba-tiba direnggut, karena anak muda itu harus ke luar negeri untuk mengikuti papa dan mamanya.
"Raffi... kamu semakin tampan dan berisi... Aku suka bisa bertemu lagi denganmu, meskipun untuk kembali bersama, semuanya hanya impian belaka untukku.." gadis itu tersenyum masam.
Kejadian malam laknat di hotel, masih menimbulkan bekas pada dirinya sampai saat ini. Terkadang ketika terbangun di tengah malam, gadis itu sering menangis sendiri, seakan menyesali nasib buruk yang sudah menimpanya. Gadis itu menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan kebegoannya untuk mudah percaya dengan seseorang.
"Semoga saja, nenek sihir dan anaknya itu tidak tahu kemalanganku.. Jika mereka tahu, pasti papa sudah akan mengusirku keluar dari rumah ini. Tapi sabar pa..., tidak akan lama lagi, aku terpaksa untuk pergi meninggalkan kalian. Hanya itu cara yang bisa aku lakukan saat ini pa.." teringat dengan papanya yang tegas dan keras, gadis itu hanya mengangkat satu sudut bibir ke atas.
Menyadari jika tidak akan lama lagi Arine berada di kota ini, gadis itu membatalkan niatnya untuk naik taksi. Perlahan Arine melangkahkan kaki keluar dari areal mall, dan berjalan di sepanjang trotoar. Sinar terik matahari tidak dihiraukannya, gadis itu tetap berjalan dengan tas selempang menemani, dan satu paper bag tempat belanjaan.
"Jakarta... aku akan meninggalkanmu, meninggalkan untuk selamanya baik kenangan buruk maupun kenangan baik... Selamat tinggal semuanya..." sambil melangkahkan kaki, Arine terus berbicara sendiri.
Karena cuaca yang sangat panas, Arine tidak berpapasan dengan seorang pun. Hanya mobil dan kendaraan yang lalu lalang di jalan raya, yang menemani gadis itu. Tiba-tiba di kejauhan, Arine melihat ada penjual rujak dan lotis, tanpa disadari Arine ingin sekali mengkonsumsinya.
"Mmmpphhh... sepertinya buah segar dan mengkal itu sangat menyegarkan, aku tiba-tiba pingin banget mencicipinya." tidak mau banyak membuang waktu, Arine segera mendatangi penjual tersebut.
"Dua porsi ya bang, bungkus.." melihat situasi di sekitar, dan tidak mungkin untuk makan di tempat itu, akhirnya Arine memutuskan untuk membawa pulang. Sambil menunggu rujak pesanannya disajikan, Arine masuk ke aplikasi Grab online untuk memesan mobil yang akan digunakan menuju ke rumah.
Tidak sampai lima menit penjual sudah selesai menyiapkan pesanan Arine, dan gadis itu mengulurkan satu lembar seratusan ribu.
"Ambil saja kembaliannya bang..."
Melihat jika ada mobil berhenti di depannya, dan ternyata adalah Grab pesanannya, gadis itu segera masuk ke dalam mobil.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
NBF
"membawaMU kembali bersamaMU"
2024-08-18
0