Hummingbird House
Sesampainya di rumah, Arine segera mengambil piring dan menuangkan rujak serta lotis ke atas dua piring. Melihat ART senior di rumahnya, gadis itu memanggil perempuan itu. Perempuan paruh baya itu menoleh ke sekeliling, dan setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, perempuan itu segera mendatangi Arine.
"Apakah ada yang bisa Bibi bantu non Arine..?" dengan sopan dan sikap hormat, perempuan itu mengajukan pertanyaan.
Arine tersenyum, kemudian...
"Iya Bi... bisakan Bibi membuatkanku es kuwut, tiba-tiba saja aku merindukannya Bi.. Teringat ketika mama masih ada, mama selalu membuatkan es kuwut ketika siang hari.." perempuan paruh baya itu terkejut mendengar perkataan nona muda keluarga ini.
Karena keegoisan ibu dan adik tirinya, diri dan juga para ART lainnya sering mengabaikan keberadaan nona itu. Bibi Minah menghela nafas, dan berjanji pada dirinya sendiri untuk mengabaikan perintah tidak masuk akal dari istri baru tuannya.
"Tunggu sebentar ya Non.., bibi akan membuatkan. Tidak akan lama kok, kebetulan di lemari pendingin semua bahan sudah ada.." dengan cepat perempuan itu menyanggupi permintaan Arine.
"Terima kasih Bi Minah... Bibi memang selalu baik pada Arine.." sepeninggalan ART senior itu, Arine segera menikmati rujak, dan sesekali tangannya juga mencomot potongan buah yang di atas piring satunya. Tampak kenikmatan dirasakan oleh gadis itu, bahkan ketika buah kedondong dan mangga muda yang masih mengkal,. dan terasa masam seperti tidak dirasakan.
Tidak lama kemudian, Bi Minah sudah kembali dan membawakan satu gelas besar berisi es kuwut. Warna hijau menyegarkan, dan potongan es batu tampak menambah kesegaran es itu.
"Ini non Arine... es kuwutnya sudah siap. Ngomong-ngomong Non Arine sudah makan siang belum, jika belum saya akan siapkan di meja makan Non.." setelah mengantarkan es kuwut, Bi Minah tidak segera meninggalkan Arine sendiri.
"Sebentar lagi Bi... tapi kenapa aku ingin makan sayur asem ya Bi, dan jika ada sekalian gereh layur goreng, sama tempe panas panas.." Arine juga heran dengan dirinya sendiri.
Tanpa memikirkannya, es kuwut dan makanan yang dipilihnya keluar saja dari dalam pikirannya. Tetapi gadis itu tidak mengabaikan..
"Siap Non... segera Bibi siapkan. Tunggu sebentar ya non .." perempuan paruh baya itu segera berjalan meninggalkan Arine sendiri.
Arine kembali fokus dengan makanan yang ada di depannya. Sesekali dengan menggunakan sendok, es kuwut yang disiapkan Bi Minah diseruputnya. Saking fokusnya menikmati makanan dan minuman itu, Arine tidak sadar jika ada Claudia yang mengamatinya sejak tadi. Tiba-tiba gadis itu mendekat, dan senyum sendiri melecehkan perilaku Arine.
"Hemppphh..., apa yang kamu nikmati siang ini, betul betul membuatku curiga Arine... He.. he.. he.., kamu bunting ya.." Arine kaget mendengar kata yang melecehkan dirinya.
Tetapi sesaat dirinya juga tersadar, dan mengusap perutnya perlahan,
"Ha.. ha.. ha..., benar kan kataku. Ternyata kamu memang perempuan kotor, yang tidak menjaga kehormatan diri sebagai seorang perempuan.." ucapan Claudia semakin ngelantur.
Arine berpikir untuk menambah kesenangan gadis itu menindasnya. Tiba-tiba muncul keberanian dalam diri gadis itu...
"Putraku... sabar ya nak... Abaikan ocehan nenek sihir, mommy akan menjagamu sayang..." sambil mengusap perutnya ke atas dan ke bawah, Arine memberikan tanggapan. Senyuman manis juga dilakukan ketika mengusap perutnya tersebut.
"Mama... mama... kemari ma.. Ada gadis kotor, bejat dan najis ma... Bunting di luar nikah.." tiba-tiba Claudia seperti orang kesurupan. Gadis itu berteriak memanggil mamanya..., tapi Arine mengabaikan dan tidak peduli dengan hal itu.
Tiba-tiba nyonya Sarah datang dan menghampiri putri kesayangannya..
"Ada apa kamu berteriak teriak seperti itu Claudia, Mama baru beristirahat.." nyonya Sarah memberikan teguran pada putrinya.
"Itu ma... Arine.." Claudia menunjuk ke arah Arine.
"Ada apa dengan gadis kampungan itu, abaikan saja, Tidak bakalan gadis itu bisa menyamaimu sayang. Bahkan papanya sendiri sudah tidak menginginkannya, terbukti semua sumber daya saat ini semua terfokus padamu bukan.." perempuan paruh baya itu menyindir Arine dengan nada sarkasme.
"Bukan itu ma .., lihatlah Arine ma. Arine hamil ma, dan tidak malu malu menunjukkan pada Claudi.." mendengar tuduhan sepihak padanya, Arine tidak berusaha untuk membela diri. Gadis itu berpikir percuma berbicara pada mereka, karena selalu dirinya akan menjadi yang dipersalahkan. Berpikir jika besok siang sudah akan meninggalkan rumah, dan berangkat ke Sapporo, membuat Arine menjadi lebih tenang.
"Arine... jawab pertanyaan mama.. Apakah yang dikatakan Claudi benar adanya.." tidak diduga intonasi suara Nyonya Sarah tiba-tiba meningkat.
Merasa jika rujak dan lotis sudah ludes dari piringnya, gadis itu segera berdiri dan membawa piring kotor itu ke tempat cucian piring.
"Kamu berani mengabaikan mama...., Arine..." perempuan paruh baya itu mengejar Arine ke dapur.
Bi Minah yang melihat ketegangan itu hanya diam, tidak berani untuk memberikan pertolongan apapun.
"Nyonya Sarah... jika memang apa yang ada dalam pikiran dan perkataan Claudi itu benar, ya sudah anggap saja hal itu memang kebenarannya. Aku hamil saat ini.." dengan cepat Arine menjawab dengan ketus, karena ingin segera mengakhiri semuanya.
Gadis itu segera berjalan masuk ke dalam kamarnya, untuk mempersiapkan semua perlengkapan yang akan dibawa ke Sapporo yang ada di pulau Hokaido.
**********
Keesokan Paginya...
Arine mendengar keributan dari arah ruang tengah, namun gadis itu mengabaikannya. Gadis itu malah segera masuk ke kamar mandi, dan harus berangkat ke bandara karena jam 11.00 jadwal penerbangannya. Tidak sampai satu jam berlalu, Arine sudah siap untuk berangkat.
"Tok.. tok.. tok.., Arine keluar dari kamar.. Buka pintunya.." tiba-tiba terdengar suara papanya dengan nada tinggi.
Arine masih santai dan menghela nafas, kemudian...
"Pasti berita kehamilan itu sudah sampai ke telinga papa. Dan aku harus bersiap menerima dan membiarkan papa untuk memarahiku.." Arine menenangkan diri.
"Buka pintu kamar atau aku dobrak sekarang Arine.." kembali suara dengan nada tinggi terdengar di balik pintu kamar.
Dengan santai, Arine menarik trolly bag, dan membuka pintu dengan santai.
"Plak..." tiba-tiba tamparan dari papanya bersarang di rahang gadis itu.
Rasa sakit tamparan itu tidak seberapa, tapi ada rasa nyeri ketika papanya sudah melakukan tanpa bertanya ataupun melakukan klarifikasi padanya.
"Terima kasih pa, tamparan cinta papa untuk anak papa ini..." dengan mata yang menggenang, Arine memberanikan diri menatap ke arah mata papanya. Tapi gadis itu masih berusaha untuk tersenyum. Tuan Abraham tampak kaget dengan reaksinya sendiri. Di belakang laki-laki itu, tampak nyonya Sarah dan Claudia tersenyum dengan penuh kemenangan.
"Katakan padaku Arine.. apakah benar yang dikatakan mama dan juga adikmu.." tidak melanjutkan kata katanya, tuan Abraham mengurangi intonasi suaranya.
"Hempphh.. Arine tidak bisa untuk membela maupun menyangkalnya pa.. Karena Arine sendiri juga tida tahu.. Tapi jika kedua orang itu, yang tadi papa menyebut sebagai mama, dan juga Claudi sudah membuat tebakan, Arine akan menerimanya. Mereka mengatakan Arine hamil, yah... Arine akan mengakui jika Arine hamil pa..." dengan mengulum senyum, meskipun ada rasa nyeri di ulu hati, Arine mencoba untuk tetap tegar.
"Plak..." kembali tamparan tangan tuan Abraham mendarat di rahangnya.
Tidak ada pembelaan dari gadis itu. Arine menerima semua perlakuan buruk dari papa kandungnya, dan akhirnya...
"Papa... ijin Arine untuk pergi meninggalkan rumah pa.. Daripada keberadaan Arine di rumah ini, membuat dan mencoreng nama papa... Tapi dimanapun Arine berada pa, Arine akan tetap mendoakan papa.." gadis itu mengambil telapak tangan papanya, dan memberinya ciuman kemudian meninggalkan laki-laki itu dengan membawa trolly bag nya.
Tubuh tuan Abraham limbung ke belakang, dan untungnya Sarah dan Claudia tepat di belakang, sehingga bisa memegangi laki-laki paruh baya itu.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
sabar Arine....pada waktunya Sara dan Claudia akan terbuka boroknya..
2023-11-10
0