Suites Room..
Matahari sudah bersinar terang, dan laki-laki yang semalam menghabiskan malam dengan Arine baru membuka mata. Sudah beberapa kali panggilan masuk ke ponsel tidak ada yang dijawab, karena laki-laki itu merasakan kelelahan. Tiba-tiba satu tangan laki-laki itu meraba tempat di sebelahnya, namun apa yang dicari, sudah tidak ada. Sontak, laki-laki itu terduduk dan melihat ke sebelahnya.
"Mmmpphh... kemana perempuan itu.." laki-laki itu segera beranjak dari posisi tidurnya.
Sebelum laki-laki itu berdiri, tatapan matanya beredar ke seluruh ruangan. Namun perempuan yang dicarinya sudah tidak terlihat di dalam ruangan itu. Tiba-tiba senyuman muncul di bibirnya ketika teringat apa yang terjadi tadi malam. Apalagi ketika melihat ke atas ranjang, ada bercak noda darah berwarna merah samar yang masih tertera di atasnya.
"Aku harus mencari perempuan itu, tanpa aku sadari, kami sudah memberikan pengalaman pertama kita.. Gadis itu sangat cantik dengan tubuh indahnya, aku tertarik padanya." laki-laki itu bergumam kemudian tersenyum mengingat kejadian tadi malam.
Dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun, laki-laki itu segera beranjak turun dari atas ranjang. Tanpa mempedulikan apapun lagi, laki-laki itu segera masuk ke kamar mandi, dan terdengar suara air yang menandakan jika laki-laki itu sedang mandi.
"Kelembutan tangan gadis tadi malam, masih terasa membelai dan mencumbu setiap inchi kulitku. Aku menginginkannya lagi..." tanpa sadar, sambil menyabuni tubuhnya pikiran laki-laki itu menerawang, dan membayangkan kejadian tadi malam.
"Meskipun aku tahu, gadis itu dalam pengaruh obat perangsang dan bukan murni keinginannya sendiri, tapi malam tadi betul-betul menerbangkan kita ke awan-awan.. Aku harus bertanggung jawab atas apa yang kami lakukan tadi malam." lanjut laki-laki itu lagi.
Tangan laki-laki itu seperti mengulang kembali, mengusap setiap sudut bagian tubuhnya yang sudah bersentuhan dan berpadu dengan gadis misterius itu. Tapi tiba-tiba laki-laki itu seperti tersadarkan kembali, kemudian mempercepat proses mandinya.
"Aku tidak boleh larut dalam khayalanku, aku harus mencari tahu siapa gadis itu sebenarnya. Dengan kekuatanku, akan mudah bagiku untuk menemukannya.." sambil menyeka butiran air yang masih membasahi tubuh dengan menggunakan handuk, laki-laki itu segera keluar dari dalam kamar mandi.
Keberadaannya di dalam kamar hotel ini, sebenarnya di luar kemauannya. Pekaknya telinga mendengarkan ocehan mamanya untuk segera memiliki istri, dan memaksanya untuk dikenalkan dengan gadis pilihan mamanya, membuat laki-laki itu melarikan diri sementara dari rumah. Untung saja, laki-laki itu memiliki saham kepemilikan di hotel ini, sehingga akses ke Suites room merupakan hak privielege yang dimilikinya.
"Aku harus memerintahkan security hotel untuk mencarikan rekaman kamera pengawas. Rekaman itu akan aku jadikan bukti, agar aku bisa menemukan gadis itu.." memiliki keinginan untuk segera diselesaikan, membuat laki-laki itu untuk segera bersiap.
Beberapa saat, waktu dihabiskan olehnya untuk mengenakan pakaian. Dan ketika akan berjalan ke arah meja rias untuk mengambil sisir, tatapan mata laki-laki itu melihat ke atas meja.
"Kenapa ada lembaran ratusan ribu rupiah di atas meja itu. Perasaan dari kemarin aku tidak mengeluarkan uang..." laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju ke meja yang ada di dalam ruangan itu,.
Senyum lebar muncul dari bibir laki-laki itu, ketika ada 10 lembar ratusan ribu ada di atas selembar kertas. Perlahan laki-laki itu menyibakkan uang ratusan ribu itu, dan mengambil kertas tersebut kemudian membacanya. Beberapa saat kemudian..
"Damn it..., gadis itu menganggapku sebagai seorang gigolo.. Memang ada gadis di kota ini yang mampu untuk membayar gigolo sekelas aku.." tanpa sadar laki-laki itu mengumpat ketika selesai membaca tulisan yang ditinggalkan oleh Arine.
"Menarik... sungguh sungguh menarik. Aku harus menemukannya, dan meminta pertanggung jawaban atas tulisan ini." dengan senyum smirk laki-laki itu kemudian menyimpan 10 lembar uang itu, dan juga kertas yang ada tulisannya.
Laki-laki itu adalah CEO terkenal di kota Jakarta, dan juga sebagai pewaris tunggal dari sebuah perusahaan konglomerasi yang memiliki kantor pusat di negara Singapura. Sebagai seorang pengusaha muda, wajah tegap proporsional, dan wajah yang sangat tampan, menjadi impian banyak para gadis untuk menjadikan pasangan hidup. Namun sampai usianya 29 tahun, laki-laki bernama Elmar itu belum tertarik untuk memiliki pendamping.
***********
Javanica Ltd.
Di belakang meja dalam ruang kerjanya, mata Elmar tidak mau beralih dari rekaman video yang berhasil didapatkannya dari security jaga. Untuk mengamankan privacy gadis yang tidur bersamanya, Elmar mencari sendiri rekaman video dan membawanya tanpa membuat salinan.
"Hempphh... betul-betul kriteria gadis semalam, sesuai dengan gadis yang aku impikan untuk menjadi pendampingku.. Aku harus mendapatkannya.." laki-laki itu tersenyum penuh makna.
Perlahan dengan menggunakan keahlian dalam melakukan proses editing video, laki-laki itu melakukan pemotongan beberapa video, kemudian dengan Adobe Ilustrator berhasil membuat ilustrasi wajah Arine, dan memberikan pakaian yang sangat sopan.
"Aku akan menggunakan orang-orangku untuk mendapatkan informasi tentang gadis ini... Hanya gadis ini, yang akan menjadi istriku di masa depan, bukan perempuan yang lain.." tanpa sadar laki-laki itu bergumam. Sebuah tekad sudah keluar dari bibirnya sendiri.
Rupanya one night stand dengan Arine, menimbulkan kenangan indah yang masih terus terbayang dalam ingatan laki-laki itu. Bahkan tanpa disadarinya, waktu berjam jam di belakang meja kerja, dihabiskan olehnya.
"Tok.. tok.. tok.." tiba-tiba pintu ruang kerja laki-laki itu diketuk dari luar.
Laki-laki itu kemudian menutup video, dan mengganti tampilan layarnya dengan siluet wajah Arine.
"Masuk.." dengan tegas suara laki-laki itu mempersilakan masuk.
Tidak lama kemudian, masuklah Abizar asisten pribadi laki-laki itu. Di tangan Abizar, ada berkas yang dibawanya.
"Apa yang akan kamu laporkan Bizar.." dengan suara tegas, Elmar bertanya pada asistennya.
"Begini tuan.., perusahaan di kantor pusat Singapura membutuhkan kehadiran tuan Elmar segera. Ada rencana ekspansi yang akan dilakukan perusahaan di negara Jepang, namun beberapa pemegang saham tidak sependapat. Tuan besar meminta tuan muda untuk segera datang, dengan keperluan untuk menghadiri rapat pemegang saham terbatas." asisten itu segera melaporkan apa yang akan disampaikan. Berkas yang dibawanya, diletakkan laki-laki itu di depan atasannya.
"Hempphhh... kapan itu. Apakah bisa ditunda penyelenggaraan rapatnya, aku masih ada urusan penting yang harus aku selesaikan." karena ingin secepatnya mendapatkan informasi tentang Arine, laki-laki itu bermaksud untuk mengulur pekerjaan.
"Tidak bisa tuan Elmar.. tuan besar sendiri yang mengirimkan pesan penting ini pada saya. Kata tuan besar, ponsel tuan Elmar tidak bisa dihubungi sejak kemarin sore. Bahkan nyonya besar juga tidak henti melakukan panggilan pada saya.." dengan takut-takut, Abizar melaporkan.
Elmar terdiam. Sejak kemarin sore ketika meninggalkan perusahaan, Elmar tidak pulang ke rumah, karena paksaan mamanya yang tidak bisa untuk diabaikan. Agar kepergiannya tidak terganggu, Elmar memang mematikan ponsel, dan sampai saat ini terlupa untuk menyalakan kembali. Pantas saja, laki-laki itu tidak merasa terganggu dari dering chat maupun panggilan masuk.
"Ada saatnya aku juga butuh privacy Abizar.. Kapan aku akan bisa menemukan gadis yang aku inginkan, jika aku terus berada di bawah ketiak mama. Ternyata sesekali aku perlu untuk mematikan ponsel, sehingga keberuntungan akan berpihak padaku.." tanpa sadar, Elmar masih senyum-senyum sendiri teringat kejadian tadi malam.
Abizar yang tidak mengetahui apa yang terjadi dengan tuannya, hanya bengong menatap perubahan besar pada laki-laki yang duduk di depannya itu.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
Elmar tertantang untuk mencari Arine....akan meminta pertanggungjawaban atas note yang ditinggal di atas nakas berserta 10 lembar uang seratus ribu ho..ho..ho 🤣🤣
2023-11-10
0