Mengetahui jika Bramantya teman baik, yang juga mengatakan menganggapnya sebagai adik sudah mengetahui jika dirinya hamil, kehidupan Arine semakin damai. Gadis itu bahkan tidak segan segan meminya tolong pada laki-laki itu, dan terkadang karena sudah malam keduanya juga sering menginap bersama, meskipun tetap beda ranjang. Arine betul betul seperti menemukan keluarga baru di Sapporo, sampai melupakan keadaan papanya di Jakarta.
"Arine.. aku akan berangkat ke laboratorium, dan mungkin hari ini aku tidak akan ke rumah. Aku ada lembur, dan sekitar jam 23 p,m mungkin baru akan selesai. Kamu baik baik ya di rumah.." Bramantya yang kebetulan tadi malam terpaksa menginap di rumah gadis itu karena ketiduran, memberi tahu Arine.
"Tidak apa Bram.., kamu tahu bukan, aku sudah terbiasa. Perhatianmu aku khawatirkan malah akan membuatku jatuh cinta kepadamu nantinya... Ha.. ha.. ha.." Arine malah bercanda.
"Lah... masak kamu tega padaku Arine.. Seharusnya kamu membantuku untuk mencarikan gadis perawan untukku, masak aku akan menikah dengan gadis yang sudah hamil.." tanpa kikuk, Bramantya menimpali candaan itu.
"Bram saja yang buta.. Lihat tuh.. ada dokter Keiko yang selalu memperhatikanmu Aku tahu kak, dokter itu ada rasa denganmu. Masak jika aku pas kontrol dengannya, selalu saja hanya namamu yang diperbincangkan. Aku yakin, dokter itu memiliki kriteria sesuai dengan keinganmu Bram..." gadis itu malah menyinggung tentang dokternya.
"Sudah tahu.." Bramantya hanya menanggapi singkat.
Laki-laki itu malah segera menghabiskan minumannya. Setelah itu Bramantya berdiri, dan bersiap untuk berangkat ke laboratorium. Arine hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat sikap laki-laki itu. Bramantya akan selalu mengalihkan perhatian, jika dirinya menyinggung masalah gadis untuk dijodohkan kepadanya.
"Aku berangkat dulu Arine.., jaga keponakanku dengan baik." akhirnya laki-laki itu benar benar meninggalkan Arine sendiri.
"Baik kak Bram... Arine dan baby akan baik-baik saja." mendengar kata-kata gadis itu, Bramantya menghentikan langkahnya. Sambil tersenyum, Bramantya menoleh ke belakang dan mengacungkan ibu jari pada Arine.
Arine terkejut dengan respon dari laki-laki itu, tapi akhirnya gadis itu menyimpulkan jika Bramantya menyukai jika dipanggilnya sebagai kakak.
"Hempphh... mulai nanti, aku akan memanggilmu sebagai kakak Bram... Sangat menyenangkan ketika tahu, akhirnya aku memiliki kakak yang menyayangiku.." Arine merasa senang.
Gadis itu segera membereskap peralatan makan yang kotor, dan membersihkannya. Karena dari perusahaan yang menggunakan jasanya, beberapa ingin hasilnya segera dikirimkan, Arine segera kembali membuka laptop, dan fokus pada pekerjaannya.
*********
Jakarta..,
Tuan muda Elmar sangat kesal, karena merasa semua yang bekerja dengannya tidak bisa diharapkan. Data-data yang dimintanya selalu mengalami delay, dan ada saja alasan yang dibuat oleh para karyawan. Sebenarnya bukan hanya itu, belum berhasilnya orang-orang menemukan keberadaan gadis yang menghabiskan satu malam dengannya. selalu membuatnya marah.
"Tuan Elmar ... sepertinya anda perlu untuk berlibur, yah.., sekedarlah untuk menenangkan diri,. Karena beberapa kali, saya mengamati jika tuan Elmar selalu uring uringan.." asisten Abidzar berusaha mengambil hati laki-laki itu.
"Apa pedulimu... Bidzar.. Jangan gunakan saranmu itu, hanya untuk mempengaruhiku menagih semua kerjaanmu. Aku mau berlibur, atau mau tetap berada di Jakarta, itu semua bukan urusanmu. Temukan segera, gadis yang malam itu bersamaku itu saja.." Abidzar mengambil nafas, selalu hal itu yang ditanyakan oleh tuan muda Elmar.
Berbagai cara diambil asisten Abidzar untuk membuat bos nya lupa akan gadis yang bersama dengannya, namun hanya amarah yang selalu didapatkannya. Akhirnya asisten itu hanya diam, kemudian menempatkan berkas hasil print out di depan laki-laki itu.
Beberapa saat, tuan Elmar seperti terlupakan dengan pembahasannya tadi. Saat ini, tatapan matanya dengan penuh minat mengamati hasil analisa data, dan tanggapan yang dibuat oleh data analyst. Perlahan senyuman laki-laki itu mengembang, ketika membahas notifikasi privat yang sepertinya dituliskan oleh data analyst.
"Bukan masalah data yang tidak lengkap, yang menjadi penyebab kekacauan. Tapi tenangkan kekacauan hatimu, maka semua akan terselesaikan... ; April; Sapporo.."
"Bidzar... siapa yang menjadi data analyst perusahaan kita. Apakah kamu bisa memanggilnya untuk datang ke perusahaan, aku ingin mewawancarainya.. siapa tahu, dia mau bergabung dengan Javanica Group." tertarik dengan hasil kerja dari data analyst itu, senyuman tuan muda Elmar mengembang.
"Nanti akan saya telusur tuan muda... Kami mendapatkan profil data analyst tersebut dari Linktree.. Melihat port folio project project yang pernah dikerjakannya, akhirnya saya memberikan kontrak free lance padanya. Tapi.. saya juga belum pernah berjumpa langsung sih, kami hanya komunikasi secara online. Dan yang bersangkutan selalu menyembunyikan gambar profilnya.." Abidzar menjelaskan.
Laki-laki itu berpikir seperti ada yang tidak beres, karena tidak biasanya tuan muda itu menunjukkan ketertarikan pada seseorang. Tapi kali ini, Abidzar mendengarnya sendiri, tuan muda Elmar bertanya tentang profil pekerja data analyst.
"Kenapa harus nanti, saya akan minta sekarang.." dengan suara tegas, tuan muda Elmar memberinya perintah.
"Siap tuan .." tanpa berpikir lagi, selain menjawab Siap, Abidzar segera meraih gadget di tangannya.
Tangan Abidzar dengan cepat melakukan penelururan, dan mengamati data data karyawan free lance di perusahaan itu. Untung saja, laki-laki itu dengan rapi menyimpan data base setiap karyawannya, sehingga tidak merasa kesulitan ketika tuan mudanya meminta data secepatnya.
"Hi..." dengan cepat Abidzar memulai chat percakapan dengan data analyst.
"Hi juga... ada apa tuan? Apakah ada tugas baru buatku, aku lagi butuh banyak cuan nih... Yah.., untuk persiapan kelahiran baby ku.." Abidzar tersenyum melihat keterus terangan lawan chattingnya.
Tuan muda Elmar mengerutkan kening, melihat ekpresi asistennya yang diberinya tugas itu..
"Abidzar... apakah kamu mengabaikanku. Bukankah aku memerintahkanmu, untuk membawa data analyst ke perusahaan. Tetapi kamu malah mengacuhkanku, dan senyum senyum sendiri sambil chatting.." dengan nada tinggi, Elmar menegur asistennya.
"Saya tidak berani tuan Elmar .. saat ini, saya sedang menjalankan pekerjaan yang barusan tuan berikan. Ini saya baru basa basi mengajaknya komunikasi tuan.." Abidzar segera menjelaskan.
Laki-laki itu terdiam, kemudian mengarahkan pandangan keluar jendela kaca, Bangunan gedung tinggi bertingkat, terlihat jelas dari posisi duduknya saat ini. Sedangkan Abidzar kembali melanjutkan chat nya.
"Sorry terputus, boss ku sedang memberiku perintah. Miss Abony..., bisakah dalam waktu dekat, perusahaan mengundangmu untuk datang ke Jakarta miss.. Boss ku tertarik untuk berbincang denganmu.." Abidzar mulai masuk pada apa yang ingin dibicarakan.
"Mmmpphh... maaf tuan Abidzar... Dalam waktu dekat ini, atau mungkin beberapa tahun ke depan, saya belum bisa menginjak lagi kota Jakarta, dengan alasan yang tidak bisa saya ungkapkan. Tapi.. jika tuan ingin bertemu denganku, mungkin kita bisa bertemu di Sapporo, pulau Hokkaido. Saat ini, aku lagi fokus untuk persiapan melahirkan buah hatiku, jadi aku tidak bisa kemana-mana.." dengan jujur, lawab chat Abidzar menjelaskan.
Membaca keterus terangan data analyst itu, senyum hormat muncul di bibir Abidzar. Laki-laki itu sama sekali tidak menyangka, jika seorang perempuan yang mempersiapkan kelahiran putranya, menjadi data analyst yang handal untuk perusahaan tempatnya bekerja.
"Okay Miss Abony...., akan saya sampaikan pada Boss. Semoga sehat selalu, dan putranya juga terlahir sehat.." sudah mendapatkan jawaban, akhirnya Abidzar mengakhiri chatting nya.
"Terima kasih..."
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
Anizar belum tau nih kalau data analys yang dikontrak adalah Arien perempuan yang sedang dicari Elmar.... bakalan terkejut kalau Elmar tau 🤣🤣
2023-11-10
0