Sapporo..
Karena sudah berminggu minggu tinggal di Sapporo, Arine sudah terbiasa menjalani aktivitas. Bramantya selalu siaga mendampingi dan membantunya dalam setiap kesulitan yang dihadapinya, namun gadis itu tetap menjaga jarak padanya. Siang ini, ketika orang-orang berjibaku bekerja di dalam kantor, Arine berada di sudut ruangan yang disulap menjadi tempat kerjanya di rumah. Gadis itu melakukan pekerjaan utamanya sebagai Data Analyst. Mata dan tangan Arine terus terfokus pada laptop di depannya, dengan membaca serta menganalisis data yang ada dari perusahaan yang menggunakan jasanya. Di era digitalisasi seperti sekarang, terkait pengolahan data memang sangat menjamur, dan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan tersebut. Perusahaan merasa lebih untung menggunakan analyst independent.
"Wow... baru kali ini menemukan perusahaan dari Indonesia yang menyewa jasaku.." Arine tersenyum sendiri, begitu melihat data perusahaan apa, yang saat ini sedang dikerjakannya.
"Javanica Group..., jadi ingat Om Hao nih..." Arine berkomentar lucu.
Tapi ketika menyebut nama perusahaan itu, tiba-tiba gadis itu merasakan sesuatu seperti berdetak dan bergerak dalam perutnya. Dan melihat tempatnya, itu bukan jantung.
"What happened about me..., kenapa aku merasa ada gerakan lembut dalam perutku.." Arine menghentikan sebentar aktivitasnya.
Perlahan gadis itu mengusap perutnya, hanya saja perutnya yang biasanya ramping, saat ini Arine baru sadar jika perutnya sudah lebih gendut dari biasanya.
"Ah.. mungkin karena Sapporo lebih dingin dari Jakarta, jadi aku jadi lebih banyak makan disini. Selain itu, syukurlah... pikiranku juga terasa lebih tenang, jadi mungkin saja berat tubuhku menjadi bertambah," Arine mencoba menenangkan dirinya.
Tapi tiba-tiba Arine teringat, jika sudah dua bulan tamu bulanannya belum datang. Seketika Arine menjadi panik, dan keringat segera keluar membasahi pelipisnya.
"Oh my God... kenapa aku melupakannya. Apakah aku hamil ya Tuhan..., tapi aku tidak pernah merasakan keanehan dalam tubuhku.." jantung Arine menjadi berdegup kencang, ketika mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Karena baru pindah, dan hari-harinya banyak diisi dengan aktivitas baru, eksplore tempat-tempat baru baik sendiri, maupun dengan ditemani Bramantya, Arine jadi melupakan apa yang sebenarnya pernah terjadi padanya. Gadis itu mencoba menenangkan dirinya, kemudian..
"Arine... kamu ini perempuan kuat, dan bisa hidup mandiri. Jika memang kamu hamil, kamu akan bisa membesarkannya, dan menjadi single parent yang hebat untuk putramu. Apalagi kamu sedang tidak berada di Indonesia, jadi lingkungan disini akan mendukungmu.." beberapa kali Arine mencoba menguatkan dirinya.
Tiba-tiba gadis itu ingat jika pernah membeli test pack, yang sampai bertemu dengan Raffi kekasih masa lalunya. Mengingat hal itu, Arine segera mengambil tas dan mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Dengan tangan gemetar, gadis itu membuka resleting dompet, kemudian memegang test pack yang belum digunakannya.
"Apakah aku perlu untuk menggunakannnya saat ini..?" gadis itu masih ragu-ragu.
Beberapa saat kemudian, Arine mengambil nafas panjang untuk menguatkan hatinya. Akhirnya..., gadis itu bergegas berdiri dan segera masuk ke kamar mandi dengan membawa test pack yang masih rapi terbungkus dalam kemasannya.
"Tuhan... beri hamba kekuatan ya Tuhan..." perlahan gadis itu mengambil tempat penampung urin dari bekas kemasan, dan beberapa saat kemudian memasukkan urinnya ke tempat tersebut.
Tidak lama kemudian, dengan tangan gemetar, Arine mulai membuka pembungkus test pack, dan mencelupkan test pack ke dalam air urine tersebut. Sambil menahan nafas, detik demi detik berjalan, dan tidak sampai dua menit muncul dua garis merah samar di atas test pack yang direndam dalam air urine tersebut. Tubuh Arine terasa lemas, dan gadis itu menyandarkan punggung di dinding kamar mandi...
"Kamu harus menerimanya Arine.. ini adalah kehendak Tuhan yang terbaik untukmu.." suara hati Arine menguatkan dirinya yang sesaat hampir kehilangan kesadaran,
"Yah... aku mampu, aku pasti mampu untuk menghadapinya.." akhirnya setelah mengambil nafas panjang, Arine bisa menenangkan dirinya kembali.
Perlahan gadis itu kemudian membersihkan tempat pengujiannya, dan membuang tempat ke tempat sampah. Tidak tahu mengapa, Arine membawa keluar test pack, kemudian mengabadikan hasil test itu melalui kamera ponsel. Beberapa saat Arine tidak bisa melakukan apapun, gadis itu hanya duduk sambil memandangi hasil test pack.
***********
Keisukekai Sapporo Clinics
Untuk memastikan kondisi kehamilan yang dialaminya, akhirnya Arine menunda pekerjaan, dan bergegas menuju ke klinik kesehatan untuk memeriksa kehamilannya. Dengan berusaha tenang, gadis itu menunggu di kursi tunggu sampai nomor urutnya dipanggil. Beberapa kali Arine tampak mengusap perutnya perlahan,...
"Miss Arine Aalisha Abony..." tiba-tiba terdengar namanya dipanggil, Seorang tenaga kesehatan berdiri di depan pintu masuk pemeriksaan melihatnya.
"Ya saya.." Arine segera berdiri dan mengikuti arahan tenaga kesehatan tersebut.
Seorang dokter perempuan dengan name tag Keiko Kana tersenyum melihatnya. Arine segera duduk di depan dokter tersebut...
"Apa masalahmu Miss.." dengan menggunakan bahasa Inggris, dokter perempuan itu bertanya pada Arine.
"Begini dokter.., tadi saya sudah melakukan test mandiri, menggunakan test pack untuk mendeteksi kehamilan.." Arine segera menceritakan apa yang tengah dialaminya.
Dokter Keiko mendengarkan dengan serius apa yang diceritakan oleh Arine. Kemudian..
"Miss Arine.,. untuk memastikan kehamilan itu, silakan berbaring di bed dulu ya. Kita akan melakukan USG untuk mengetahui perkembangan yang ada dalam perut Miss Arine.." dokter itu berdiri, dan Arine juga mengikutinya.
Perawat yang membantu dokter Keiko mempersilakan Arine untuk berbaring. Dengan patuh, Arine mengikuti arahan tersebut. Tidak lama kemudian, sebuah gel dioleskan perawat ke perut Arine. Ada rasa dingin ketika gel itu sudah berada di atas perutnya.. Beberapa saat, dokter dengan bantuan perawat melakukan semacam scanning dengan alat kedokteran. dan Arine bisa melihat ada gerakan dan bentuk menyerupai tangan di layar monitor yang ada di depan atasnya.
"Lihatlah Miss Arine.. bayimu sangat sehat. Tangan dan kakinya sudah mulai terbentuk.." mendengar perkataan dokter, Arine sudah tidak mampu berkata-kata.
Ada kebahagiaan dan kehangatan merasuk di dadanya, dan tanpa sadar air mata mengalir dari sudut mata gadis itu. Tatapan matanya dengan bersinar melihat ke arah monitor, dan melihat dengan mata sendiri, jika ada kehidupan lain di dalam raganya.
"Terima kasih dokter..., saya bahagia mendapatkan amanah Tuhan untuk menjaga anak itu.." dengan suara serak, Arine mengucapkan terima kasih pada dokter.
Beberapa saat kemudian, akhirnya dokter Keiko mengakhiri pemeriksaannya. Banyak resep vitamin dibuatkan oleh dokter itu, dan Arine masih terdiam sambil mendengarkan penjelasan dari perempuan cantik itu.
"Vitamin yang saya berikan ini harap rajin dan konsisten untuk dikonsumsi ya Miss.. Tapi ingat, mendapatkan dari sumber aslinya seperti buah, ikan.., masih jauh lebih bagus untuk tumbuh kembang janin. Jadi vitamin ini hanyalah suplemen, melengkapi nutrisi dari makanan yang sesungguhnya.."
"Baik Dokter.., saya akan melakukannya sesuai petunjuk dokter. Karena sudah selesai, saya ijin meninggalkan tempat ya Dok.." gadis itu segera berpamitan.
Dokter menyerahkan hasil print out dari USG, dan juga resep vitamin untuk pertumbuhan janin.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
Arien sedang hamil semoga kuat hingga kelahiran baby-nya...
2023-11-10
0
arista
lanjuut
2023-07-12
0