Zahra meletakkan semua belanjaannya di rak dapur. Sesaat dia termenung. netranya terasa memanas mungkin karena di sepanjang perjalanan tak hentinya mengeluarkan cairan bening itu. Ambar yang melihat sikap tak biasa dari Zahra segera mendekatinya.
" Ada apa nak? . Kamu baik baik saja kan nak? ". Tanya Ambar sambil mengusap punggung belakang wanita cantik itu.
Zahra hanya diam. Kemudian dia berbalik badan dan segera memeluk wanita paruh baya itu. Tangisnya pecah. Dia tersedu-sedu. meluapkan segala rasa yang sesak tertahan di dada.
" menangislah, jika dengan menangis bisa meringankan bebanmu" . ucap Ambar.
" bu, apakah keputusan Zahra terlalu cepat? " tanya Zahra kemudian.
" memangnya apa yang terjadi nak? apa yang membuat kamu ragu? bukankah kamu sudah menyerahkan semua pada Allah? ". Ambar melepas pelukan Zahra. Diatatapnya wajah sendu gadis itu. Ambar menyapu bulir bening yang jatuh dipipi Zahra.
" bu, hingga saat ini mas Dimas belum ada kabar. Dia sendiri yang berjanji akan menemui Zahra. Tadi di swalayan Zahra bertemu Ilham, dia bilang Mas Dimas udah lama gak masuk kerja. katanya Zahra jangan mau dan percaya sama mas Dimas, Kata Ilham mas Dimas bukan laki-laki yang baik. suka main perempuan ". Dengan suara yang tersendat ia berusaha berucap. sambil sesekali menyeka airmatanya. Sehebat-hebatnya wanita, kalau soal perasaan, maka hatinya akan rapuh juga.
Ambar menggenggam kedua tangan Zahra. mencoba memberinya kekuatan. " Dengar nak, jangan berpikiran buruk dulu. kita tidak tau apa yang sedang terjadi padanya. Percayalah semua akan baik baik saja. kita tunggu saja. kalau memang dia takdir mu, serumit apapun jalannya pasti kamu akan bisa melewati. Sudah ya, jangan bersedih lagi. yuk bantuin masak buat persiapan makan malam nanti ".
Zahra hanya mengangguk saja. Meskipun tak mengurangi beban di hatinya setidaknya Zahra merasa sedikit tenang dengan dukungan orang orang yang menyayanginya.
****
Di tempat lain Dimas sudah bersiap hendak berangkat ke tempat Zahra. Sebelum membawa mamanya untuk menemui Zahra , Dimas ingin memastikan sendiri apakah Zahra menerima dirinya atau tidak. Dia tak ingin nantinya mamanya akan kecewa jika Zahra menolak.
" kamu yakin Dim, gak mau ajak mama kamu? " tanya Abimana saat Dimas sedang berkemas.
" Ayolah nak, mama boleh ya ikut? mama janji gak akan buat masalah" . rengek Arumi pada pitranya.
" ma, tunggulah dulu. Nanti jika tiba saatnya papa dan mama pasti akan ku pertemukan dengan Zahra" . Dimas berusaha meyakinkan kedua orang tuanya.
" Dimas berangkat dulu ya pa ma, do'akan kalau wanita pilihan Dimas adalah wanita yang terbaik di masa sekarang dan masa depan Dimas" . Dimas menyelami kedua tangan papa dan mamanya dan berlalu pergi.
Abimana dan Arumi hanya bisa menatap kepergian anak semata wayangnya. tak bisa berbuat apa-apa.
" Sebenarnya papa ragu ma dengan wanita pilihan Dimas, masak ia keluarga nugroho punya menantu dari panti asuhan. kayak gak ada wanita lain saja" . Abimana mengalihkan pandangan ke istrinya.
" tapi kita bisa apa pa? kalau di paksa entar yang ada Dimas kabur lagi. Biarkan saja Dimas menentukan takdirnya sendiri. Aku penasaran seperti apa Wanita panti asuhan itu? Sepertinya Karena gadis itu Dimas banyak perubahan pa. mama lihat beberapa hari tinggal di sini Dimas rajin beribadah. Tidak seperti sebelumnya yang kerjanya cuma nongkrong di bar saja. Semoga saja Gadis itu membawa perubahan besar buat anak kita " . ujar Arumi.
" gimana kalau mama diam diam mengikuti Dimas? . Nanti papa tanyakan alamat nya pada Alex dan Roy tempat mereka menemukan Dimas. Tapi mama jangan sampai mengacaukan rencana Dimas ya? gimana ma? " Abimana memberi usul pada istrinya.
" ide yang bagus pa, mama setuju sekali. Mama penasaran secantik apa sih anak panti itu. Apa ia lebih cantik dari Veronika anak pak Andrew? " Arumi tersenyum sambil mencebik kan bibirnya.
"ya sudah kita tunggu kabar dari Alex dan Roy dulu. Biar nanti dia yang bawa mama ke sana" lekas Abimana mengajak Istrinya masuk ke dalam rumah.
***
Keesokan harinya Dimas sudah kembali ke kosannya. meninggalkan identitas aslinya dan kembali menjadi orang biasa. Bukan apa apa, alasan Dimas meninggalkan identitas aslinya karena dengan kondisinya saat ini dia bisa tau, siapa yang sayang padanya dengan tulus.
" kenapa elo lama sekali kembalinya?. si Cindy nanyain elo terus tuh. kayaknya dia jatuh cintrong sama elo" . Tutur Andi seraya mencebik kan bibirnya meledek.
" Ngapain nanya gue? , kurang kerjaan kali ya? " Dimas tak kalah mencebik sahabatnya itu. matanya menatap tajam sahabatnya itu.
" kalau dia nanyain itu artinya dia sayang sama elo. Kangen juga sama elo". tutur Andi sengit.
" malas gue. kalau ngomongin dia". Dimas memutar bola matanya malas.
" elo mau kerja nggak hari ini? pimpinan kantor pak Zidane nanyain elo terus. Karena terlalu lama elo libur" . tutur Andi.
" malas ah. gue kembali bukan buat kerja. tapi mau ngelamar seseorang ".jawab Dimas seraya tersenyum.
" wiiih... ngelamar cewek? siapa?. ajak gue ya?. gue mau ikut. kalau gue ikut kan lumayan bisa mkan enak gratis. ya nggak? " Andi tertawa lebar.
" eh tunggu dulu. Kalau mau melamar kan harus bawa uang, bawain cincin juga. Emang elo udah banyak uang ya?. Belakangan ini aja elo kan gak kerja, emang dapat uang dari mana? " . Andi menatap curiga Dimas.
" apa'an sih lo. calon gue gak matre keles" kata Dimas
" Tapi Dim, kata pak Zidane elo gak bisa sesuka hati bolos terus. itu perusahaan punya aturan , bukan punya bokap elo yang seenaknya bisa masuk dan bisa libur. Entar elo bisa dipecat. sekarang itu susah mau cari pekerjaan". ucap Andi sedih. Sedang Dimas sendiri hanya senyum senyum menanggapi celotehan sahabatnya.
" kalau kantor itu punya bokap gue. elo pasti gue naikin gajinya ". ledek Dimas sambil tertawa lebar.
" ah bisa aja lo becandanya. Mana mungkin elo anak pemilik X Xpress. kurir ya kurir aja gak usah berlagak bos" . Andi tertawa lebar. Merasa geli dengan ucapannya sendiri. "Udah ah , becanda mulu. gue mau berangkat kerja, ntar kalau telat pak Zidane pasti marah" ucapnya lalu pergi.
" tunggu Ndi" seru Dimas.
Andi yang memegang gagang pintu urung membukanya. memutar badan dan menghadap Dimas.
"Ada apa lagi?" tanya Andi kesal.
" hari ini elo libur dulu ya? Gue lagi butuh bantuan elo?. pliss! " ujar Dimas memohon.
" Terus kalau pak Zidane marah gimana? Gue gak mau di pecat. Gue masih butuh pekerjaan " . kata Andi tampak ragu ragu.
" gue yang akan bertanggung jawab, jika seandainya elo di pecat" . Dimas berusaha meyakinkan sahabatnya itu.
" ok dah, demi persahabatan gue rela. Terus apa yang elo butuhkan dari gue? Andi menautkan kedua alisnya.
" Hari ini gue ada janji dengan wanita pujaan gue. Dan gue ingin elo menemani gue untuk kesana".kata Dimas.
" jadi serius elo mau ngelamar cewek? " Tanya Andi. tampak sekali dia bersemangat karena dipikirannya jika acara lamaran maka disitu pasti banyak makanan enak dan gratis.
" gue mau ajak elo buat mastiin hubungan gue. Nanti untuk acara selanjutnya gue mau bawa nyokap gue buat nge resmiin pertunangan".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments