setibanya dikantor Cindy langsung menceritakan kedatangan dua orang aneh yang datang mencari Dimas.
" elo kenal gak sama orang orang aneh itu? " tanya Cindy. " Tadinya gue pikir penjahat karena di lihat dari penampilannya seperti seorang bodyguard. eh ternyata hanya nyariin elo. atau mungkin dia suruhan rentenir yang sedang ngejar elo. elo gak terlibat hutang piutang kan Dim? ". cerocos Cindy.
Dimas hanya diam saja tak mendengarkan apa yang dibicarakan temannya itu. Acuh saja sambil mengambil paket paket yang akan dibawa ke pelanggan dan meletakkannya di box motor.
" Elo denger gue kan Dim? kok sepertinya elo gak ngerespon ucapan gue? "raut wajah Cindy tampak kesal sekali.
merasa diabaikan, Cindy bangkit mendekati Dimas kemudian memeluknya dari belakang.
Dimas tersentak dan menghentikan langkahnya.
" jangan macam macam Cindy, elo itu perempuan. tak seharusnya elo bersikap seperti ini. Dimana harga diri elo hah? ". Dimas kesal tangannya sambil berusaha melepaskan pelukan Cindy. Namun perempuan itu tak mempedulikannya. justru mempererat pelukan itu. Cindy sengaja melakukan semua itu. mumpung sepi. Setidaknya jika Dimas menolak nya dia tak harus menahan malu di depan yang lain.
" aku sayang kamu Dimas. tolong jangan abaikan aku. i love you Dimas" . jika biasanya para pria yang biasa menembak dan mengungkapkan perasaan dan cinta pada pasangannya. Namun dengan tak tau malunya Cindy mengungkapkan perasaannya.
" Dengar Cindy, gue tak bisa menerima cinta elo. cinta tak bisa dipaksakan. gue harap elo paham itu. lepasin gue sekarang juga. jangan sampai gue berbuat kasar sama elo. Dimas mencengkram tangan Cindy dengan keras. karena kesakitan Cindy pun melepaskan pelukannya.
Netra Cindy berkaca kaca. Napasnya terasa berat. Dadanya naik turun menahan emosi. tangannya mengepal keras. Tatapan sendunya tertuju pada Dimas yang melangkah meninggalkan dirinya. Dan setelah Dimas menarik gas motornya , tangisnya pun pecah. Dia sesegukan sambil sesekali menyapu airmatanya. Tak bisa dibayangkan betapa sakit dan hancur hatinya ditolak oleh seseorang yang selama ini sudah mengisi hatinya.
Di tengah perjalanan kerja Dimas dihentikan oleh dua orang yang tadi datang mencarinya. Pria berbadan tegap itu mencegat Dimas dan menghentikan laju motornya.
" apa apaan ini. kalian siapa? " Tanya Dimas marah. Sedang kedua pria berbaju hitam dan kacamata hitam itu malah tersenyum. Mereka malah membuka kacamatanya dan membungkukkan badan memberi hormat.
" maaf mas Dimas. Kami adalah suruhan Tuan Abimana ayah Mas Dimas. Kami berhari hari mencari mas Dimas. Kami mendapat titah untuk membawa mas Dimas pulang ke Surabaya. Nyonya Arumi sedang sakit dan menginginkan mas Dimas pulang " . Pria itu menjelaskan tujuannya mencari Dimas.
" apa? mami sakit? sakit apa? dan bagaimana kondisinya sekarang? " Dimas terkejut mendengar berita yang dibawa pria itu.
" Baiklah aku akan segera pulang. kalian pulang saja dulu dan sampaikan sama papi dan mami, malam ini aku pasti pulang. Tapi sebelum pulang aku harus menemui temanku dulu takutnya dia mencariku" .
" Dan satu lagi, jangan sampai kau bercerita tentangku pada teman temanku. kalian paham? ".
perintah Dimas pada dua orang itu. Bukannya apa Dimas melakukan itu. Dia tak ingin orang lain tau siapa dirinya. Yang Dimas inginkan biarlah teman temannya tau bahwa dia hanyalah seorang kurir saja.
" Baik mas Dimas, kami pergi dulu " jawab salah satu dari orang itu. Dan mereka pun pergi.
sore itu Dimas tak lantas langsung kekantor, Dia lebih memilih langsung ke kosannya. Menyiapkan segala keperluan nya untuk kembali ke Surabaya.
Beberapa saat kemudian Andi juga datang. Dia heran saja melihat Dimas sedang berkemas.
"elo mau kemana bro? kok berkemas?" Andi menaikkan satu alisnya , dahinya tampak berkerut. Dia heran aja melihat sahabatnya itu.
" gue mau pulang kampung bro. ini gue nitip uang COD tadi belum sempat gue setor" . gue pulang dulu ya? sampai jumpa!! ". kata Dimas. Dia meggendong tas punggungnya lalu beranjak pergi.
" kenapa gak nunggu besok aja Dimas?". Andi berusaha mencegah Dimas. Namun Dimas tak menghiraukan. justru Dia melambaikan tangannya dan pergi.
***************
Di tempat lain di sebuah perumahan elit di kota besar Surabaya , tampak seorang dokter memasuki rumah mewah berlantai dua. Dengan disain ala eropa. Dengan pilar pilar besar menjulang tinggi di teras rumahnya.
" gimana dokter keadaan istri saya? Tanya lelaki berusia setengah abad itu. meskipun usianya tak lagi muda namun tak mengurangi kharismanya sebagai lelaki, masih jelas terlihat batapa tampannya lelaki itu waktu mudanya dulu. Badan tegap nya masih sama seperti waktu ia muda dulu.
" Tuan Abimana tidak perlu khawatir. Nyonya Arumi baik baik saja. Dia hanya sedikit mengalami tekanan batin sehingga sedikit mengalami stress . Mungkin terlalu banyak pikiran juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Saya sudah memeberikan suntikan penenang. Jika besok masih belum sembuh, bisa langsung kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut" . tutur dokter itu sambil menyerahkan selembar resep obat untuk ditebus di apotek.
" Baiklah dokter, terimakasih banyak" . kata Abimana. kemudian dia mengantarkan dokter itu ke depan.
Setelah kepergian dokter itu kini tinggallah Abimana dan istrinya di kamar.
"ma... mama jangan terlalu banyak pikiran. itu tidak baik buat kesehatan mama". Abimana duduk di tepi ranjang disamping istrinya yang sedang terbaring lemah. Di usapnya rambut istrinya dengan penuh kasih sayang. Sungguh melihat istrinya terbaring tak berdaya menjadikannya lemah. " Ma... kata Alex sebentar lagi Dimas pulang. Mama cepat sembuh ya. jika Dimas tau dia pasti akan sedih melihat kondisi mama seperti ini" lanjut Abimana. sedang istrinya hanya diam saja tak menjawab. mungkin karena pengaruh obat penenang yang di berikan dokter tadi.
Beberapa saat kemudian " tok... tok... tok... tok..
terdengar ketukan pintu dari luar.
" masuklah". Abimana mengira paling juga asisten rumah tangganya yang datang membawakan segelas air putih karena memang dia yang memintanya tadi.
Terdengar derit pintu dibuka. tap... tap... tap...
terdengar langkah sepatu
Seketika Abimana menoleh. mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Seketika itu dia pun terkejut melihat Orang yang selama ini sangat ia rindukan ternyata ada dihadapannya.
"Dimas? kau kah itu? kau sudah pulang nak? ". Sungguh serasa bagai mimpi, dia tak percaya putranya kini berdiri tepat dihadapannya. Ya Dimas memang beberapa bulan yang lalu keluar dari rumah kurang lebih tiga bulan yang lalu. Dia keluar rumah karena hendak di jodohkan oleh ayahnya dengan salah satu putri rekan bisnis nya. Meskipun wanita yang akan dijodohkan dengannya adalah mantan pacarnya dia tetap saja tidak mau. Sudah menjadi prinsipnya waktu di kampus dulu saat menjadi playboy bahwa dia tidak akan pernah memungut sesuatu yang sudah ia buang.
Dimas lebih memilih keluar dari rumah dan mencari cinta sejatinya sendiri yang bisa menerima dirinya apa adanya. Bukan karena harta dan rupa yang memang Tuhan kasihkan lebih untuknya.
" ia. ini Dimas pa. Dimas pulang " kata Dimas. Dimas menghampiri ayahnya. Di ciumnya punggung tangan ayahnya dan memeluknya penuh kerinduan.
" Bagaimana kondisi mama pa? " Setelah melepas rindu pada sosok tua yang ia panggil ayah itu, pandangannya beralih pada wanita yang terbaring diatas ranjang itu.
" mamamu baik baik saja. Dia hanya sedang istirahat, dokter memberikan obat penenang padanya. Dia selalu menanyai keberadaanmu nak. Mamamu sangat merindukanmu karena itu dia sering telat makan dan bahkan tidak makan. penyakit lambungnya kambuh" . Abimana menceritakan kondisi istrinya pada Dimas.
netra Dimas berkaca kaca. Dia merasa bersalah sekali. mamanya sakit itu karena ulahnya. Dimas menghampiri mamanya duduk berlutut di lantai tepat dipinggir ranjang dengan kedua tangannya bertumpu pada ranjang sambil tangannya memegang tangan kanan wanita yang telah melahirkannya itu. Diciumnya punggung tangan mamanya berkali-kali.
" Maafkan Dimas ma..!. maafkan! Karena Dimas mama sakit" .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
anggita
ng👍like aja, smoga novelnya lancar jaya👏
2023-07-29
1