sejak pertemuannya dengan Zahra, sedikit banyak Dimas pun merubah kehidupannya. Kalau dulu Dimas tidak pernah mengucapkan salam saat berjumpa dengan teman temannya kini dia selalu mengucapkan kalimat salam. Jika dulu Dimas tak pernah sholat maka sekarang ia memantapkan hatinya untuk kembali melakukan yang namanya lima waktu itu.
" assalamu'alaikum" . Dimas kembali kekantor di jam istirahat dan menyapa rekan kerjanya yang sudah lebih dulu kembali.
"waalaikumsalam... " jawab mereka serempak.
semua tertegun dengan Dimas yang tak biasa. Kemudian tawa mereka pun meledak. Andi menghampiri Dimas dan mengecek dahi Dimas untuk memeriksa apakah dia panas atau nggak.
" kesambet setan mana lo? " Tanya Andi seraya memicingkan matanya tak percaya.
" apa'an? orang mengucapkan salam kok malah di bilang kesambet setan, elo itu yang kesambet kalik" . Dimas kesal. wajahnya cemberut dengan teman temannya yang meledek dirinya hanya karena sebuah salam yang ia ucapkan. Ya Dimas paham betul. Untuk merubah diri memang tak mudah, banyak rintangan yang harus dihadapi. termasuk teman temannya juga akan menertawakan dirinya. Tapi tak apalah.
" Tumben kamu terlambat Dim, biasanya sampai kesini duluan? " tanya Cindy.
" harus gue jawab ya? entar kalau gue jawab diketawain juga. lebih baik diem aja" Ketus Dimas.
" orang bertanya itu ya dijawab bukan malah diem" . kata Cindy datar.
" Tadi gue lihat motor elo terparkir di depan masjid, elo istirahat disana? kata Eko.
"ia gue mampir dulu ke masjid tapi bukan untuk istirahat melainkan sholat dzuhur. puas". Dimas rada kesal dengan sikap temen temennya tapi dia tahan juga. sebenarnya malu juga sih dengan perubahan sikapnya yang sekarang menjadi agamis gitu. Tapi tak apalah untuk memantaskan diri demi gadis pujaannya.
Teman temannya kaget. mereka tak percaya dengan yang dikatakan Dimas. Kemudian keluar satu lagi rekan kerjanya dari ruangan sebelah.
" kalau ada orang berniat hijrah itu jangan di tertawakan, tapi di dukung " . kata lelaki itu. Namanya adalah Ilham salah satu kurir yang terlihat lebih agamis daripada yang lain.
"ia ia maaf " kata mereka. dan mereka pun bubar kembali ke tugas masing-masing.
Sementara Dimas merasa lega sekali setidaknya ada satu yang mendukungnya.
" Ham, rumah elo di daerah mana? " tanya Dimas
" gue tinggal di daerah Sawahan, tepatnya di Sukosari . Kenapa? " . Ilham memicingkan mata menatap Dimas.
" tau panti asuhan Kasih Bunda gak? "
" ya taulah, rumahku dekat sana tak jauh. kapan kapan elo bisa maen kerumah" .
"kenal Zahra enggak? "
"Zahra? kamu kenal dia? " bukannya menjawab pertanyaan tapi Ilham malah balik bertanya. tatapannya tajam seolah tak suka jika ada lelaki lain menyebut namanya. " Dia teman dekatku, bisa dibilang kami sahabat. Mulai dari kami SD hingga SMA kami berteman hanya saja kuliah kami berbeda" . jawabnya dengan bangga.
" oh gitu ya? " Dimas manggut manggut saja.
" kenapa kamu bertanya tentangnya? " . Tanya Ilham penuh selidik.
" enggak. aku cuma nanya doang. soalnya dia cantik sekali. ah bukan cuma cantik tapi manis juga. boleh dong comblangin aku sama dia? " . Dimas menggoda Ilham.
" jangan seperti itu bro. Dia itu gadis baik-baik. bukan untuk dijadikan mainan. kasian " . kata Ilham dengan suara lirih.
" kalau dijadikan istri sungguhan boleh dong" . kata Dimas.
" hmmmm. udah lah yok lanjut kerja" . katanya sambil berlalu meninggalkan Dimas sendiri. Dimas menatap punggung belakang Ilham. sebagai lelaki tentu Dimas bisa membaca pikiran Ilham. Bahwa Ilham menyembunyikan perasaannya.
Di tempat lain. seperti biasa Zahra selalu mengajar ngaji di sekolah madrasah ibtidaiyah tak jauh dari panti asuhan itu. Dia membimbing anak didiknya agar pintar mengaji. Zahra memang bukan lulusan sekolah Perguruan tinggi. tapi dia sebatas kuliah jurusan agama di Universitas swasta. Dengan bekal ilmunya dia dengan sabar mendidik anak-anak. memberikan bekal ilmu agama kepada mereka agar mereka tak salah jalan kelak.
Tak jarang di jaman modern seperti saat ini, banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas, itu karena minimnya pengetahuan agama dan kesibukan para orang tua yang tidak bisa memantau duapuluh empat jam anak anaknya.
Karena itulah Zahra berniat membimbing anak anak agar mereka tak salah jalan dan berjalan di atas jalan yang di ridloi Alloh SWT. Meskipun tak seratus persen menghapus kenakalan remaja setidaknya bisa mengurangi .
" assalamualaikum murid muridku yang cantik cantik dan yang ganteng ganteng " . sapa Zahra saat memasuki ruang kelas tempatnya mengajar.
" waalaikum salam ustadzah Zahra" jawab mereka serempak.
" Hari ini kita akan kembali belajar Al-Quran seperti kemaren. Coba buka kitab iqra nya, dimulai dari yang belakang ya" . Zahra menunjuk salah satu murid bagian belakang.
Begitu seterusnya hingga pelajaran selesai.
" tettt....tettt...tettt..." bel sekolah pun berbunyi pertanda sekolah pun usai. semua siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang.
" ya sudah, untuk selanjutnya kalian pelajari bab selanjutnya karena besok ustadzah akan mengetes satu persatu untuk di bacakan di depan kelas. Tampak Zahra merapikan buku buku dan kitabnya dan dimasukkan ke dalam tasnya. kemudian menyuruh ketua kelas untuk memimpin do'a mau pulang.
setelah selesai mereka pun menyalami Zahra bergantian dan pulang kerumah masing-masing.
Zahra keluar dan menutup pintu kelas itu. kemudian dia meninggalkan kelas itu setibanya di halaman sekolah dia juga bertemu dengan teman sesama yang mengajar di sekolah itu.
" ustadzah Zahra pulang sama saya yuk? " ajak seorang guru tampan, dia salah satu guru yang mengajar di situ. "Naik mobil saya, biar saya antar sampai rumah panti". ajaknya
" ia makasih ustadz Zakir atas tawarannya. saya sedang menunggu ustadzah Aisah " . tolak Zahra secara halus.
" sekalian juga sama ustazah aisyah boleh ikut" . kata ustadz Zakir tak menyerah. memang ustadz Zakir menyukai Zahra sejak lama, bahkan ustadz Zakir pernah meminta Zahra untuk menjadi istrinya. Tapi lagi lagi Zahra menolak nya.
" gak apa apa ustadz, biar saya tunggu ustadzah Aisyah saja, ustadz duluan aja. soalnya nanti saya masih mau mampir kerumah teman bersama ustadzah Aisyah" . Zahra menolak ajakan Zakir secara halus.
sekali lagi Zakir menelan kekecewaan. setiap kali Zakir mengajak pulang bersama Zahra, setiap kali juga Zahra selalu menolak ajakannya.
" kenapa sih Zahra selalu menolak aku. padahal aku sudah baik padanya, aku selalu menjadi donatur di panti tempat nya tinggal, aku juga kaya. aku juga tampan. Banyak gadis gadis yang tertarik akan ketampanan ku. tapi dia malah menolak " batin Zakir. kemudian dia pun berlalu.
Beberapa saat kemudian Zahra dan Aisyah pulang bersama mereka menyusuri pinggiran jalan dengan berjalan kaki sambil sesekali tertawa. entah apa yang sedang mereka obrolin, kelihatan sekali mereka sangat akrab.
" tit... tit... " terdengar bunyi klakson motor dari belakang. Dan keduanya pun menoleh bersamaan.
" assalamu'alaikum " . sapa seorang lelaki berpakaian kurir dengan box di belakang jok motornya. kurir itu menghampiri kedua ustadzah itu.
" waalaikumsalam, jawab keduanya dan seketika mereka berdua menoleh ke arah datangnya suara.
" siapa lagi ini Zahra? kamu ada paket ya? sepertinya dia seorang kurir? " tanya Aisyah pada Zahra. sedang yang ditanya hanya diam dan tersenyum menatap abang kurir itu yang tak lain adalah Dimas.
motor pun berhenti. Dimas mengambil sesuatu dari box dan menyerahkan nya pada Zahra.
" aku tidak pernah merasa memesan paket hari ini? " Alis Zahra mengernyit . Dia bingung saja kenapa tiba-tiba Dimas memberikan sebuah paket kepadanya.
" mas kurir pasti salah orang ya? kami tidak punya pesanan hari ini? " tanya Aisyah yang juga kebingungan.
Dimas hanya tersenyum saja.
" gak pa pa. ini emang buat Zahra " . katanya kemudian.
" jadi kalian sudah saling kenal nih, wah... ternyata fans mu banyak juga ya Zahra?
tadi ada Zakir, sekarang abang kurir. eh mas siapa namanya? Aisyah sengaja menggoda Zahra yang tampak tertunduk malu.
" saya Dimas mbak" kata Dimas.
" jadi di ambil gak nih paketnya. kalau gak mau buat aku saja ya? cerocos Aisyah.
" baiklah saya Terima paketnya. makasih ya mas Dimas. lain kali gak usah repot repot " . Wajah Zahra tersipu. sebenarnya dia merasa tak enak .
jika ditolak takutnya dia tersinggung.
" makasih udah diterima paketnya, saya duluan ya, assalamualaikum " .
"waalaikumsalam". jawab kedua wanita berhijab itu bersamaan.
" dikantor ada Ilham, di sini ada Zakir . entah ada siapa lagi ini. wah bayak sekali rival ku" . Dimas meracau di sepanjang perjalanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KRN CINTA LO TK TULUS,, CINTA2 UNGKKT2 KBAIKAN DN BUDI... CINTA LO BKN KRN ALLAH, TPI KRN OBSESI DN PENASARAN.. YG PRLU LO TAU, CINTA DN PRASAAN TK BSA DI PAKSA. LO GK SALAH MNCINTAI, TPI ZAHRA PNY HAK UNTUK MNOLAK, JDI LO HARGAI HAK ORG LAIN..
2023-10-03
0