" Bu, Zahra mau bicara sesuatu. Aku harap ibu tidak marah " kata Zahra pada Yulia di saat mereka baru turun dari mushola berjamaah sholat Isya'.
Yulia menghentikan langkah dan berbalik menghadap Zahra. menaikkan satu alisnya dan memicingkan mata. " sejak kapan ibu bisa memarahimu Zahra? . Ibu sangat sayang sama kamu. Kamu adalah salah satu anak asuh kebanggaan ibu . Memangnya kamu mau bicara apa? Sehingga kamu akan berpikir ibu akan memarahimu?" tanyanya kemudian.
"Ayo kita bicara di dalam saja. Bicara di ruang utama biar lebih santai ngobrolnya" . Ajak Yulia dan Zahra hanya mengangguk sambil mengikuti dari belakang.
Sesampainya di ruang utama rumah panti ternyata di situ sudah ada Tiara dan bu Ambar.
Tiara sedang memegang sebuah buku dan bersandar di sofa panjang. sedang bu Ambar sendiri sedang sibuk menulis sesuatu.
Selepas isya' kegiatan di panti memang pegang. Tidak ada kegiatan wajib. Hanya saja sebagian ada yang sedang belajar, ada yang hanya mengobrol sesama anak panti dan ada juga yang langsung tidur.
" gak apa apa kita bicara disini? " tanya Yulia. Dia menanyai dulu kepada Zahra takutnya yang akan dibicarakan akan bersifat pribadi.
" gak apa apa bu" . Jawab Zahra singkat.
akhirnya mereka pun duduk di sofa sebelah. Diruang utama memang ada sepasang sofa. Dan bu Yulia sengaja duduk di sofa yang berbeda dengan Tiara.
" Ada apa nak? apa yang mau kamu bicarakan sama ibu? " tanya Yulia seraya agak mengecilkan volume suaranya karena di sofa sebelah Tiara dan Bu Ambar sedang membaca dan menulis takutnya mengganggu ketenangan mereka.
" Begini bu, Ibu tau Dimas kan? " Zahra mulai bicara. Tangannya tanpa terasa memelintir ujung hijabnya. Dia gugup dan agak takut untuk melanjutkannya kata katanya.
" Hmmm. ia ibu tau, Dimas kurir itu kan? ada apa dengan dia? ". Tanya Yulia Serayu mengernyit alisnya dan ia pun menatap Zahra sambil tersenyum. Sebenarnya dengan menyebut nama Dimas saja Yulia sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan Zahra.
" Begini bu, Beberapa hari yang lalu Dimas mengatakan niat baiknya. Dia ada perasaan sama Zahra. Dia bilang mau serius sama Zahra. Dan Zahra bilang mau istikharah dulu ". Pandangan netra Zahra tertuju ke lantai. Mulutnya berbicara tapi tak berani menatap lawan bicaranya. Kelihatan sekali ada gugup di wajahnya. Malu rasanya berbicara seperti itu sama ibu panti yang selama ini sudah ia anggap sebagai ibu kandung.
" lalu apa jawabanmu? " Yulia menatap lekat Zahra seakan meminta jawaban yang tepat.
" Zahra sudah melakukan sholat istikharah meminta petunjuk sama Alloh SWT. Zahra tidak mau salah langkah dalam mencari jodoh. Seperti pada setiap lelaki yang datang, Zahra selalu menyerahkan keputusan kepada Alloh SWT. Dan untuk yang sekarang mimpi Zahra selalu sama. Mas Dimas selalu hadir di mimpi Zahra belakangan ini. Karena belum yakin Zahra tiap malam tetap meminta petunjuk Alloh. Dan terakhir tepatnya tadi malam setelah sholat Zahra bermimpi melihat sepasang merpati putih. Karena itulah Zahra ingin meminta pendapat ibu" . terang Zahra.
Belum sempat Yulia memberi jawaban pada Zahra ternyata bu Ambar dan Tiara sudah berdiri di dekat Zahra. Mereka mendengar apa yang dikatakan Zahra.
" terus kamu mau Ra? " Tiara menyela pembicaraan. Matanya membulat dengan bibir mencebik seakan meledek. " Aduh Ra, banyak cowok yang mau sama kamu. Kemaren anaknya pak lurah juga suka sama kamu. tapi kok pilihan malah jatuh pada kurir? Ganteng sih kayak bulek tapi kalau kismin? " . Tiara mengedikkan bahu dengan mengadahkan kedua tangannya.
" Kalau ibu terserah kamu saja Ra. Asal itu tidak membuat kamu tertekan. Ibu akan mendukung. Semua keputusan ada pada kamu" . jawab Yulia sambil menggenggam tangan anak asuhnya itu.
" ibu juga dukung kamu Ra. lakukan yang terbaik buat hidup kamu. Apapun keputusan kamu kami akan mendukungnya " . Bu Ambar juga ikutan memberi dukungan.
" Kalau aku jadi kamu ya Ra, aku lebih memilih anaknya pak lurah aja, udah tajir juga ganteng. Daripada si kurir itu, cuma modal ganteng doang tapi... " . Tiara tak jadi melanjutkan kata katanya. Dia mencibir Zahra seolah Zahra tak bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk untuk mencari jodoh.
" sudah, sudah. Biarkan Zahra yang memilih jalan hidupnya. Masalah rejeki sudah ada yang mengatur. Gak apa apa meskipun gaji kecil yang penting mau bertanggung jawab sama keluarga".
Bu Yulia menengahi perbincangan Zahra dan Tiara. sambil sesekali mengusap punggung Zahra. " lalu kapan katanya niat baik itu akan di sampaikan? " . Tanyanya kemudian.
" Kemarin saat menyampaikan niat baiknya Zahra minta waktu sepuluh hari untuk mengambil keputusan. Dan selama itu pula Zahra minta agar mas Dimas tidak menghubungi Zahra dulu" . Yulia dan Ambar manggut-manggut mendengarnya.
" oh jadi paket yang kemaren itu dari si kurir itu?.
pantesan ngotot banget saat aku ambil. Tunggu..., tapi kayaknya kemaren aku lihat kamu pake tas baru, bagus lagi. Apa ia itu pemberian si kurir ganteng itu?. Tapi kayaknya mahal deh? ". Dahi Tiara berkerut tak percaya. Matanya menatap Zahra penuh selidik.
Zahra hanya tersenyum menanggapi ucapan Tiara. sambil mengangguk, wajahnya pun memerah ia tidak mau jika dirinya dianggap matre oleh teman se panti nya itu.
" Hebat juga si kurir itu ya? Rela ngeluarin modal buat kamu. itu pasti mahal? ". Tiara pun kembali mencibir byak suka.
Ditempat lain Dimas berkumpul dengan mama papanya di ruang keluarga. Bercerita pengalaman Dimas selama ia tak dirumah. Dimana ia bekerja, Dimana pula ia tinggal.Bahkan mengenai Zahra pun Dimas tak melewatkannya.
" jadi kamu selama tak dirumah bekerja di kantor cabang X Xpress?. Keterlaluan sekali kamu Dimas. Kamu itu pemilik kantor pusat X Xpress, ngapain malah bekerja jadi kurir hanya demi mencari seorang wanita? " Ck ck ck... "
Abimana berdecak. sambil menggeleng geleng kepala. " Dasar pria gila. memangnya seperti apa wanita yang kamu cari itu Sampai kamu rela meninggalkan segalanya ? ".
" Dia sangat berbeda pa ma, Tidak pernah aku temui wanita yang seperti itu dari mantan mantan ku sebelumnya. Dia mau menerima aku apa adanya meskipun aku sebagai kurir pun".
" kalau begitu kapan kamu akan membawa wanita itu kepada kami? " Tanya Arumi tak sabar.
" Sabar ma, Namanya Zahra. Dia gadis berkerudung yang dibesarkan di panti asuhan. Cantik sekali, tutur kata yang lembut dengan tatapan yang teduh membuat siapapun yang memandangnya pasti ingin memilihnya. Dimas menggambarkan sosok wanita idamannya seolah wanita itu berada di hadapannya dan sedang tersenyum.
" panti asuhan? " kamu yakin kamu mau bersanding dengan gadis panti asuhan?. Bukankah selama ini pacar pacar kamu semua dari kalangan konglomerat? lalu kenapa sekarang malah mencari wanita dari kalangan bawah? apa kata teman temanmu jika mereka tau latar belakang wanita yang akan menjadi pendampingmu? "Abimana tak percaya dengan sikap dan jalan pikiran putranya. Menolak seorang putri konglomerat tapi malah memilih gadis panti. " Dasar pria gila" . gumam Abimana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JUSTRU BAGUS, DRIPADA DGN WANITA2 KONGLOMERAT, YG PSTI GK BSA URUS SUAMI, TAUNYA HNY SHOPING2, TRAVELING, CLUBING, KUMPUL2 SMA WANITA2 SOSIALITA, GK BSA JGA AURAT.. BOROS DSBGAINYA..
2023-10-04
0
🔍conan
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
2023-07-14
1
Afiq Danial Mohamad Azmir
Wah, ceritanya keren banget. Lanjutin dong thor 🤩
2023-07-14
1