Terpaut Cinta Abang Kurir
pagi itu udara di sebuah kota kecil di surabaya sangat lah cerah. Awan tipis menghiasi langit dengan pancaran cerah sinar sang surya di ufuk timur menambah kesan cerah ceria pagi itu.
Seperti biasa para manusia di waktu pagi sedang di sibukkan dengan berbagai kegiatan. Dari yang tua hingga anak anak semua tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Begitu pula dengan kehidupan seorang pria tampan yang berprofesi sebagai tukang kurir. Seperti biasa dengan mengenakan seragam orange dia melangkah dan melajukan kendaraan motor matiknya memecah jalanan padat menuju ke kantor tempat ia bekerja. motor matik yang dilengkapi dengan dua box kanan kiri di jok belakang motor dan tak lupa juga helmnya.
" Hai Dim... tumben terlambat biasanya selalu datang lebih awal" . kata seseorang dari dalam kantor. sebuah kantor kecil yang didalamnya hanya terdiri dari beberapa ruangan saja. tempat itu adalah tempat pengiriman dan penerimaan paket dari aplikasi belanja online.
Dimas hanya tersenyum sambil memarkirkan motornya di depan kantor mini itu. dia melepaskan helm nya dan meletakkan di spion motornya lalu menghampiri teman yang menyapanya tadi.
" ia maaf, telat lima menit doang. tadi sebenarnya gue sudah siap berangkat lebih awal tapi mendadak perut terasa mules jadi dua kali gue keluar masuk toilet. mana toiletnya ngantri dulu. hadehh... maklum masih ngekost yang toiletnya masih SCTV " . celoteh Dimas sambil tertawa lebar
" SCTV...? satu untuk semua. ha ha ha.. "
Andi tertawa lepas mendengar celotehan Dimas temannya. Andi adalah salah satu rekan kerja Dimas sebagai kurir. Di kantor itu hanya ada tujuh orang kurir yang di tugaskan buat ngantar pesanan atau paket dan satu orang lagi sebagai operator di layar monitor. Tidak ada OB atau pun satpam di kantor itu. semua dikerjakan secara bersama sama.
"udah siap semua? " tanya seorang teman yang memegang jabatan sebagai ketua kurir di kantor itu. " sekarang semua di sesuaikan berdasarkan lokasi masing-masing. jangan sampai salah bawa karena itu bisa memakan waktu kita. kita harus kejar target dan menyelesaikan paket paket ini sebelum kiriman seasond siang datang. oh ia jangan lupa di cek lokasi target dan dichat dulu untuk pemberitahuan mengenai paket agar di siapkan agar kalian tidak susah saat mengantarkan paket terutama pelanggan baru".
"siap ketua" jawab mereka bersamaan.Mereka pun memilah milih paket sesuai dengan lokasi masing-masing. Dan mengambil paket dan meletakkan di box masing-masing.
Beberapa motor dan sebuah mobil box sudah siap meluncur ke lokasi masing-masing. Begitu juga dengan Dimas, dia sudah siap di atas motornya, memakai helm dan melajukan motornya.
Dari satu rumah ke rumah lain dari satu desa ke desa lain sudah menjadi kegiatan abang abang kurir dalam bekerja mengantarkan paket. panas dan hujan sudah menjadi teman sehari hari bagi mereka. bekerja tanpa mengenal lelah untuk mencapai hidup lebih baik bahkan kalau waktu tidak memungkinkan mereka mengantarkan paket hingga malam hari.
Berjalan menyusuri lorong lorong kecil sambil sesekali melihat ponsel untuk mengecek lokasi. Bertanya sana sini jika lokasi yang dikirim target tidak akurat.
Siang itu dipersimpangan jalan saat Dimas berkendara sambil sesekali tangannya memegang ponsel untuk mengecek lokasi pelanggan tanpa sengaja dia hampir menabrak seseorang.
" ciiiiutttttt.... " suara derit rem motor yang dikendarai Dimas menciut kencang berusaha paksa menghentikan laju ban motornya.
Bersamaan dengan itu " aaaa aaaa " . teriak seorang gadis berhijab sambil sesekali menutup kedua telinganya , tepat berdiri di hadapan motor Dimas.
untung sekali ban motor depan Dimas tak sedikitpun menyentuh dan melukai gadis itu. ia tentu saja karena setiap mau bekerja Dimas selalu mengecek kondisi motornya, mulai dari rem, kondisi ban, bagian lampu, leting dan lainnya semua ia kontrol demi keamanan. Terbukti dengan kejadian itu hampir saja dia menabrak gadis itu.
Dimas menghentikan laju motornya dan segera menghampiri gadis itu.
" mbak gak apa apa? ada yang terluka ?". Tanya Dimas cemas. Dia memegang belakang pundak gadis itu yang terlihat sangat ketakutan.
perlahan gadis itu menurunkan tangannya melihat sekeliling dan memeriksa ke seluruh tubuhnya. merasa dirinya baik baik saja diapun menghembuskan nafas lega.
" Alhamdulillah ya Allah, ternyata aku baik baik saja" . gumamnya lirih tanpa menoleh ke arah siapa yang hampir menabraknya.
" mbak yakin baik baik saja? atau perlu saya bawa periksa ke rumah sakit? " . Tanya Dimas ingin memastikan.
" ah.. ia, saya tidak apa apa. saya hanya terkejut saja. maafkan saya karena saya menyebrang tidak lihat lihat dulu" . jawab gadis itu terlihat berusaha menenangkan debaran jantungnya karena terkejut.
Dimas menatap gadis itu dengan tatapan rasa bersalah. tapi yang ditatap tak sedikitpun menoleh ke arahnya.
" ya sudah ya bang.. saya permisi dulu. sekali lagi maaf ya bang" . jawab gadis itu dan berlalu meninggalkan Dimas yang mematung memperhatikan gadis itu pergi.
" huft..... ada ada aja. mimpi apa gue semalam, hampir saja menabrak gadis secantik itu. gak kebayang jika dia sampai tertabrak. gadis secantik itu seharusnya di jadikan pacar bukan untuk ditabrak. Dimas menarik nafas dalam dalam. Kemudian kembali melajukan motornya.
setelah beberapa saat kemudian dia memarkirkan motornya di depan sebuah rumah.
" permisi... paket... "teriak Dimas di depan rumah itu. berharap tuan rumah segera keluar.
"permisi...paket... " Dimas kembali mengulang.
namun si tuan rumah belum juga terlihat tanda tanda keluar.
kemudian Dimas melihat seorang gadis melintas di jalan itu
" permisi mbak... numpang tanya. ini pemilik rumah kemana ya dari tadi saya panggil gak keluar. ini ada paketnya" .
gadis itu pun menoleh. " eh abang kurir yang tadi ya? " tanya gadis itu seraya tersenyum ramah.
Dimas terkejut, dia tak menyangka jika dia akan bertemu lagi dengan gadis yang hampir ditabrak nya tadi.
" mbak yang tadi itu ya..? maafkan yang tadi ya mbak saya sedang tidak fokus, lagi cari alamat soalnya, pas alamatnya ketemu eh.. malah orang nya gak ada" . Dimas tampak grogi berbicara dengan gadis itu, entahlah biasanya dia selalu tebar tebar pesona kalau sedang berhadapan dengan gadis cantik, tapi yang ini sungguh beda.
" maksud abang, mbak Mila pemilik rumah itu? " .
Tunjuk Gadis itu pada sebuah rumah.
" ia mbak.. namanya Nur mila " . Tampak Dimas sedang memeriksa nama pemilik paket itu.
" baiklah bang, biar dititipkan ke saya saja, insyaallah saya amanah. ngomong ngomong itu paketnya COD atau gimana? " .
Dimas diam terpaku. mencerna di setiap kata yang terucap dari gadis itu sambil memperhatikan gerakan bibir gadis itu. " ah... manis sekali. tutur kata yang lembut dengan sunggingan senyum yang merekah dan lesung pipi yang terlihat menambah kesan manis gadis itu.
" bang... abang kurir? halo bang.. abang dengar saya? . gadis itu melambay lambay tangannya membuyarkan lamunan Dimas.
" ah ia... paketnya sudah dibayar " . jawab Dimas gugup.
Dimas pun memberikan paket itu padanya. tapi dia masih saja enggan untuk pergi.
" bang paketnya udah saya Terima nanti saya kasihkan ke mbak Mila" .
Anehnya Dimas masih saja berdiri mematung seakan enggan untuk meninggalkan gadis itu.
" abang tidak percaya sama saya? insyaallah saya amanah bang" .
" ah ia... saya percaya seratus persen" . jawabnya singkat.
" tapi kok belum juga pergi? " Tanyanya heran.
" ah ia... ini juga sudah mau pergi" . katanya sambil cengengesan karena malu. lalu dia menaiki motor dan menarik gas sekenceng kencengnya.
" dasar aneh" gadis itu menggeleng geleng kepala lalu menuju ke rumah mbak Mila untuk mengantarkan paketnya.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Call Me Salma
Abang kurir nya salting
2023-09-11
1
Mukmini Salasiyanti
wahhh
masuk novel jg stasiun kita satu tuh... 🤣🤣
2023-09-11
1
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
Hi, Abg kurir...
salken yaaa☺
2023-09-11
2