setibanya dirumah panti Zahra lantas masuk ke kamar nya. Dia letakkan paket pemberian Dimas di atas nakas, dipandangi paket itu sambil tersenyum. kemudian dia gegas keluar kamar untuk berwudlu dan bergabung dengan yang lain di musholla untuk melaksanakan sholat ashar.
setelah selesai sholat ia pun langsung ke dapur untuk membantu bu Yulia menyiapkan menu buat makan malam nanti. Di sana juga sudah ada bu Ambar, dia adalah asisten pengganti yang mengurus anak anak panti jika bu Yulia sedang sibuk atau keluar. Memang panti asuhan Kasih Bunda tidak terlalu besar. Hanya terdiri dari sepuluh anak panti yang masih kecil. Rata rata masih usia empat tahunan hingga dua belas tahunan. sedang yang sudah dewasa ada empat orang dan salah satunya adalah Zahra.
setelah semua tugas di dapur rampung, Zahra ijin kembali ke kamar. Dia tak sabar ingin membuka paket pemberian dari Dimas. Tapi dia sangat terkejut saat masuk ke kamarnya paket itu ada di tangan Tiara. ya di kamar itu ada dua ranjang dan ada dua nakas. satu untuk Zahra dan satu lagi untuk Tiara. Zahra memang berbagi kamar dengan Tiara. Begitu juga dengan anak panti yang lain mereka juga berbagi kamar.
saat itu Tiara sedang duduk di atas ranjangnya dengan memegang gunting yang sudah siap membuka paket itu.
" eh eh eh.. itu kan milikku? Zahra bergegas menghampiri Tiara dan hendak merebut benda itu. tapi dengan sigap Tiara menepis tangan Zahra.
" siapa bilang? kalau sudah ada ditanganku itu artinya ini milikku " jawab Tiara ngasal. Dengan tak tau malunya Tiara mengakui barang yang bukan miliknya itu.
" Tiara kembalikan. itu milikku" . Zahra berusaha merebutnya tapi Tiara malah naik ke atas kasur lalu dia melompat turun dan berlari ke luar pintu membawa paket itu. Zahra pun berlari mengejar.
" apa apa'an kalian kejar kejaran kayak anak kecil?" tanpa sengaja saat keluar dari pintu Tiara menabrak Yulia yang sedang berjalan. dan paketnya pun terlempar ke hadapan Yulia.
Tiara hendak mengambil paket itu tapi karena Yulia lebih dekat maka Yulia lebih dulu mengambil benda itu.
" milik siapa ini? " tanya Yulia sambil mengangkat paket itu seraya bertanya pada Zahra dan Tiara.
" punya saya bu! " jawab Zahra. dengan segera Zahra menghampiri Yulia dan hendak mengambil benda itu.
" kalau ini kepunyaan mu, lalu kenapa tadi ibu lihat Tiara yang membawa benda ini? " . Tanya Yulia penuh selidik.
Zahra hanya diam. jika dia ngaku pasti Yulia akan memarahi Tiara. sifat tak tegaan Zahra kini mulai terlihat. Dia hanya tertunduk tanpa menatap Yulia.
" Tiara bisa jelaskan sama ibu? " Yulia menatap tajam Tiara.
" maaf Bu, itu memang punya Zahra. tadi saya hanya mau tau apa isinya. tapi Zahra menolak nya. karena itu saya membawanya lari keluar ". Jawab Tiara tertunduk.
" apa bener itu Zahra? " tanya bu Yulia.
Zahra hanya mengangguk.
" lain kali jangan diulangin ya Tiara? tidak baik mengmbil sesuatu yang bukan punya kita apalagi tanpa ijin. ngerti!!. sekarang kamu ikut ibu. ibu ada perlu sama kamu" kata Yulia lalu memberikan paket itu pada Zahra dan ia pun beranjak pergi dengan diikuti Tiara dari belakang.
" Alhamdulillah " Zahra mengusap dadanya seraya mengucapkan syukur. kemudian kembali ke kamar nya.
dikamar Zahra membuka paket itu. jantungnya berdebar kencang menebak nebak apa isi paket itu. selama ini dia tidak pernah mau menerima hadiah pemberian siapapun kecuali punya Dimas ini.
setelah bungkusan plastik warna hitam sudah terlepas di bagian dalam masih ada buble warp yang membungkus paket itu.
buble warp yang membungkus sebuah kotak berwarna abu-abu itupun sudah terlepas. entah apa isinya.
perlahan Zahra membukanya.
matanya terbelalak. Sebuah tas bermerek berwarna putih, di atasnya terlipat kerudung putih glamour yang lembut. dan diatas lipatan kerudung itu ada sebuah bros hijab bermata biru dengan di kelilingi permata putih kecil kecil. tampak indah sekali.
" ya Alloh, apa ini? ini barang yang pastinya sangat mahal sekali. aku tidak mungkin menerimanya. kasihan mas Dimas. Dia tiap hari bekerja banting tulang, pasti orang tuanya banyak berharap darinya. uang yang seharusnya untuk diberikan kepada orang tuanya tapi malah ia belikan hal yang gak penting seperti ini. aku harus mengembalikan nya" . gumam Zahra.
lantas dia mengambil ponselnya, dia sangat tau nomor ponsel Dimas karena kemaren saat mengantarkan paket Dimas sempat menge chat Zahra terlebih dahulu.
tapi sebelum menghubungi Dimas , dia penasaran dengan harga barang yang di berikan Dimas.
Dibukanya aplikasi warna orens itu, kemudian satu persatu barang itu di foto.
alangkah terkejutnya Zahra saat melihat harga yang tertera.
" Dua juta untuk seharga tas ini? " Zahra mengatupkan jari jari tangannya ke mulutnya. matanya terbelalak.
kemudian dia lanjut memfoto kerudung dan bros itu.
kerudung seharga dua ratusan dan bros hijab itu seharga lima ratusan ribu.
Buru buru Zahra beralih ke aplikasi warna hijau itu . dia mencari pesan Dimas beberapa hari yang lalu semoga saja belum di hapus, karena memang Zahra belum menyimpan kontak itu.
Zahra membuka room chat Dimas, Disitu si pemilik nomor sedang online ternyata.
Dengan gugup jari jemari cantik Zahra mulai mengetik satu demi satu rangkaian kata tersusun. kemudian dia memandangi hasil tulisannya. kemudian dia menghapusnya kembali. Begitu seterusnya.
tiba-tiba saja. " Dertttt... Derttttt...Derttt... " ponselnya pun berdering. tertera disana foto profil si pemilik nomor. Zahra mengernyitkan alis. ya tentu saja dia heran saja soalnya satu orang yang sama namun dengan kontak yang berbeda.
perlahan dia mengangkat panggilan watsap itu.
" halo.. Assalamu'alaikum " Zahra mengawali panggilannya.
" waalaikumsalam " terdengar jawaban salam dari seberang telpon.
" Zahra ini aku Dimas. gimana kamu sudah membuka paket pemberian dariku? apakah kami suka" tanya si penelepon.
" ia mas aku sudah membukanya. apa ini tidak terlalu berlebihan mas? " tanya Zahra dengan suara lirih.
" maksudnya apa? " tanya Dimas.
" barang barang ini terlalu mahal mas, kan sayang uangnya. mas Dimas bisa menggunakan uang itu untuk keperluan yang penting saja" .
terdengar suara kekehan kecil di seberang telpon.
" itu tak seberapa Zahra. bahkan jika kamu mau aku akan memberikan lebih dari itu" . katanya kemudian.
" tidak mas, mas Dimas tidak perlu melakukan semua ini. Aku kan bukan siapa siapa nya mas Dimas . Lebih baik mas tabung uangnya untuk masa depan mas Dimas" wajah Zahra terlihat masam.tangannya terasa dingin sekali. Dia takut saja jika ada yang tau dengan pemberian Dimas itu, orang orang akan mengatainya matre. Sedang dilihat dari orang yang memberi hanya seorang abang kurir. apa kata orang nanti.
" aku ikhlas kok Zahra, Terima saja. aku akan sangat bahagia jika kamu mau menerimanya" Dimas berusaha meyakinkan Zahra.
" aku mau ketemu sama mas Dimas besok, apa mas Dimas bisa? jam istirahat kerja juga tak apa" kata Zahra
" hmmm. iya bisa. besok di pertigaan ujung jalan panti . kita ketemu di sana. Di cafe. apa perlu aku jemput? tanya Dimas.
" gak perlu mas, itu dekat kok dari panti. yasudah aku tutup telponnya, assalamualaikum " katanya kemudian dia menutup telponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments