Manajer Hanbin

Tahun 2002

Hanbin melangkah dari parkiran menuju gedung kantor dengan beberapa berkas di tangannya dan tas yang ia bawa. Di depan, ia melihat seorang gadis kecil bersama seorang wanita dewasa yang mengantarkan koper. Hanbin menyadari bahwa gadis kecil itu pasti salah satu peserta yang akan menjadi bakat di sini. Mereka tampak saling berpelukan dan berpisah.

"Sedih sekali harus berpisah dari keluarga di usia yang masih muda," gumam Hanbin sambil melihat pemandangan itu. Setelah itu, ia masuk ke gedung kantor dan mereka menghilang dari pandangannya.

Tiba-tiba, seseorang mendekati Hanbin dan memberitahunya bahwa para trainee telah tiba, tetapi ada beberapa orang yang masih menunggu di ruang tunggu untuk melakukan registrasi sebelum memasuki aula.

"Pak Hanbin, saya melihat ada tiga orang lagi yang masih di ruang tunggu, mereka belum mendaftar," ucap seorang staf.

"Oh, baiklah. Saya akan menemui mereka. Terima kasih atas informasinya," balas Hanbin kepada staf tersebut.

Manajer Hanbin kemudian berjalan melalui lorong dan di depannya terlihat tiga orang, yaitu Vhy, Xolar, dan Kevin.

"Hwang Xolar, Kevin Lee, dan Vhy Vincent Lee, bukan?" tanya Hanbin kepada mereka. Mereka semua mengangguk sebagai jawabannya.

"Perkenalkan, saya Na Hanbin, manajer muda yang akan mengawasi kalian selama masa pelatihan. Mari kita masuk!" ajaknya dengan penuh antusias kepada mereka.

Waktu berlalu, proses penyambutan dan pembagian kelompok telah dilakukan. Para trainee telah menjalani pelatihan mereka di Lemon Entertainment. Awalnya, semangat mereka membara, tetapi seiring berjalannya waktu, beberapa trainee menyerah dan memutuskan untuk keluar serta mengakhiri kontrak mereka.

Melihat hal tersebut, Manajer Hanbin tidak ingin anak-anak di bawah asuhannya banyak yang keluar, terutama ketiga orang tersebut. Ia melihat potensi besar dalam diri mereka masing-masing dan yakin bahwa mereka semua akan sukses.

/

"Ahh, kenapa bisa begini?" kesalnya sambil mencoret-coret lembaran dan memeriksa layar komputer.

"Ayo, Vin, kamu bisa! Pasti Manajer Hanbin akan senang dengan karyamu. Kamu harus bisa debut!" Kevin memberi semangat pada dirinya sendiri.

Sementara itu, di ambang pintu, Manajer Hanbin berdiri memperhatikannya dari jauh. Kemudian ia pergi sejenak dan kembali dengan beberapa benda di tangannya dan sebotol minuman dingin.

"Tidak perlu khawatir, jika semuanya ingin selesai," ucap Hanbin yang tiba-tiba muncul.

Kevin menoleh, "Eh, Kak Hanbin."

"Sepertinya kamu sangat stress dengan itu. Apakah itu tugas khusus yang kuberikan padamu?" tanya Hanbin.

Kevin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hehe, iya, Kak. Aku masih kesulitan menyesuaikan transisinya karena terlalu kasar," Kevin membicarakan tentang musik yang ia ciptakan.

"Minumlah dulu ini," Hanbin menyodorkan sebuah kaleng minuman dingin kepada Kevin, lalu ia mengambil satu juga.

"Terima kasih, Kak."

Hanbin menatap Kevin sejenak yang sedang menikmati minuman itu. Ia mengerti apa yang dirasakan remaja itu. Hanbin ingin menguji kerja kerasnya. Ia memberikan beberapa lembar kertas dan sebuah kaset padanya.

"Vin, ini ada instrumen dan sampel lagu yang pernah kakak buat. Di sana ada banyak transisi yang bisa kamu pelajari. Aku akan menunggu selama tiga hari ke depan, jadi siapkan tugas khusus dariku."

Mata Kevin membulat, "Apa tiga hari, Kak? Tapi waktuku sangat sempit, aku harus latihan tari, vokal, dan belajar bahasa Inggris juga," curhat Kevin.

"Ingatlah, Vin. Kuncinya hanya satu: 'NIKMATI'," Hanbin memberikan petunjuk kepada Kevin.

"Nikmati? Apa maksudnya?"

Hanbin hanya tersenyum lalu menepuk bahu Kevin, menunjukkan bahwa ia dapat diandalkan, sebelum pergi meninggalkan Kevin.

"Aduh, bagaimana jika aku tidak bisa menyelesaikannya? Apakah Kak Hanbin akan marah padaku?" khawatirnya.

/

Hanbin berjalan dengan tujuan ingin menemui Vhy dan Xolar untuk memberikan suatu informasi. Tidak lama kemudian, ia melihat Vhy berjalan di depannya, namun sebelum ia sempat memanggilnya, Vhy pergi dengan cepat dan langsung menuju tangga yang mengarah ke balkon.

"Ah, anak itu cepat sekali," gumam Hanbin. Tanpa ragu, ia mengikutinya dengan santai. Setelah sampai di ambang pintu balkon, ia mendengar suara percakapan selain suara Vhy. Hanbin mengenali bahwa Vhy sedang bersama Xolar.

"Tidak mungkin, ayo ceritakan padaku apa masalahmu? Aku akan membantumu," ucap Vhy dengan penuh keyakinan, berusaha meyakinkan Xolar agar mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Xolar mengangkat wajahnya dan menatap Vhy sejenak. Kemudian, ia melepaskan tangisnya dan memeluk Vhy erat.

"Aaaaa," isaknya, "Aku lelah," tangisnya pecah.

Vhy terdiam sejenak ketika Xolar memeluknya, lalu ia berkata, "Menangislah! Aku akan di sini sampai kau tenang," ucap Vhy sambil mengusap punggung Xolar.

Xolar pun menceritakan masalahnya kepada Vhy tentang ibunya yang harus dirawat di rumah sakit jiwa di negara asalnya, China. Ibunya mengalami depresi setelah berpisah dengan ayahnya yang suka melakukan KDRT.

Xolar terpisah dari orang tuanya dan diasuh oleh bibinya yang sangat peduli padanya. Sebelumnya, orang tuanya tinggal di Busan, tetapi setelah bercerai, ayahnya pergi ke Filipina dan ibunya kembali ke China karena sakit akibat stres. Bibinya adalah adik ayahnya yang sangat menyayanginya. Ketika audisi di Lemon Entertainment diadakan, Xolar mengikutinya dengan harapan dapat mengejar cita-citanya sebagai penyanyi dan model. Berkat dukungan bibinya, ia berhasil sampai ke agensi, tetapi bibinya tidak dapat menemaninya karena harus bekerja dan merawat keluarga serta anaknya sendiri. Xolar merasa tertekan melihat ibunya yang sedang menderita depresi dan sakit seperti itu. Ia mendapat kabar dari bibinya melalui telepon kantor.

"Aku harus debut, Kak! Aku pasti bisa debut! Karena aku ingin merawat ibuku dan berterima kasih kepada bibiku juga," ucapnya dengan penuh keyakinan, sambil meneteskan air mata.

Percakapan itu tidak hanya didengar oleh Vhy, tetapi juga oleh Manajer Hanbin yang tanpa disadari mendengar semua cerita Xolar.

"Pasti! Aku yakin kau bisa debut! Aku yakin kita semua akan sukses! Jangan menangis lagi, nanti wajahmu jadi jelek," ucap Vhy dengan lembut, berusaha menghibur Xolar sambil mengusap kepalanya.

"Lain kali, ceritakanlah jika kau punya masalah. Aku tidak akan membocorkan masalahmu kepada siapapun. Kau bisa mengandalkanku, Xol," kata Vhy dengan penuh kepercayaan.

Mendengar percakapan tersebut, Hanbin merasa iba terhadap Xolar. Ia bertanya-tanya mengapa selama ini ia tidak benar-benar mengenal anak-anak asuhnya dengan baik. Terutama Xolar, yang pada usia sedemikian muda harus menghadapi masalah berat. Belum lagi tekanan dari agensi yang Hanbin sendiri tahu betapa beratnya proses latihan yang mereka jalani.

Sejak saat itu, Hanbin memutuskan untuk menjadi sosok kakak bagi anak-anak asuhnya, karena ia sangat memahami peran tersebut. Meskipun ia secara pribadi tidak pernah merasakan menjadi seorang kakak, namun Hanbin adalah sosok yang peduli dan penyayang. Sebagai anak tunggal, ia ingin merasakan kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya.

/

Tahun 2006

“Wahhh, gila ini enak sekali!” seru Vhy sambil menikmati daging yang baru saja dipanggangnya. Di tempat lain, Kevin sedang asyik memetik gitar sambil menunggu daging panggangnya. Hanbin membantu Xolar kembali memanggang dagingnya.

Tiba-tiba, ide jahil muncul di kepala Vhy. Ia melihat Kevin yang tengah asyik bermain gitar tanpa memperdulikan makanan enak yang sudah tersaji. Dia juga melihat Xolar mengangkat beberapa potong daging panggang. Vhy pun menyumpit daging itu lalu mendekati Kevin dan menyuguhkannya. Tanpa berpikir panjang, Kevin langsung memakannya, tanpa menyadari kalau daging tersebut masih panas.

Reflek mulutnya berkomat-kamit karena kepanasan, lalu ia memaki Vhy dengan lucu, "Ba khi-ngan (Bajingan)!" makian tersebut sedikit terhambat karena lidah dan mulutnya masih kepanasan.

Xolar terus membolak-balikkan panggangan daging. Sementara Hanbin menyumpit daging itu lalu meniupnya sejenak dan memberikannya pada Xolar. Xolar pun menerima suapan itu dengan senang dan menikmati daging yang mereka panggang.

“Lihatlah, Kevin bersemangat sekali. Karena pertengahan tahun ini dia masuk dalam lineup debut,” ujar Hanbin kepada Xolar, sambil menunjuk Kevin yang asyik bermain gitar. Kemudian ia menatap Xolar dan Vhy dengan penuh semangat.

“Meskipun dia debut lebih dulu, kalian jangan patah semangat. Kalian harus saling mendukung satu sama lain. Terutama kamu, Xolar, bersabarlah karena mimpimu juga sebentar lagi akan terwujud. Meskipun Vhy dan Kevin harus debut lebih dahulu darimu,” lanjut Hanbin sambil menatap Vhy dengan tulus, lalu bergantian menatap Xolar sambil mengelus kepalanya.

“Iya kak, aku akan selalu mengingat pesanmu,” jawab Xolar dengan semangat. Vhy hanya melempar senyum pada mereka berdua, menunjukkan dukungannya.

Jreng, jreng, jreng.

Na, na, na.

Suara gitar dan nyanyian mereka mengalun di atap pada malam itu setelah selesai makan. Mereka menikmati momen tersebut, merasakan kehangatan persahabatan yang tumbuh di antara mereka. Xolar duduk di antara Vhy dan Manajer Hanbin, sementara Kevin duduk di sebelah Manajer Hanbin sambil memainkan gitarnya, dan mereka semua bersama-sama bernyanyi. Tubuh mereka bergerak dan bergoyang dengan alunan musik, sambil memandangi langit malam yang indah.

Xolar awalnya menyandarkan kepalanya di bahu Vhy, namun ia merasa agak kurang nyaman. Ia lalu mengalihkan posisinya dan bersandar pada bahu Manajer Hanbin. Tidaklah mengherankan, mengingat badan Manajer Hanbin jauh lebih besar daripada Vhy, dan ototnya yang tampak besar dan kuat sehingga lebih nyaman jika disandari. Tentu saja, hal ini wajar mengingat Vhy masih berusia 17 tahun. Hanbin hanya tersenyum melihat Xolar yang bersandar pada bahunya, membiarkannya nyaman dalam posisi tersebut.

Di tengah kebersamaan mereka, langit malam dipenuhi oleh harmoni suara gitar dan nyanyian mereka yang riang. Sinar bintang berkelap-kelip menyaksikan persahabatan mereka yang semakin erat.

__

Lalu bagaimana pertemuan Vhy dan Yea di bab sebelumnya?

Ikuti terus cerita ini!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!