Beberapa saat kemudian, lift terbuka di lantai 7. Dua wanita tersebut memasuki kantor bertuliskan "Cocopuff Music," anak perusahaan dari US The Label dan Lemon Entertainment.
"Akhirnya sampai," ucap wanita yang sebelumnya tengah asyik dengan ponselnya, terlihat lelah di wajahnya.
Kini, di dalam ruang kantor terdapat meja dan kursi untuk rapat, serta sudut yang dihiasi sofa dan meja untuk bersantai.
"Kak, aku belum sarapan," keluh gadis itu kepada Manajer Rii.
"Kau gila, Xolar! Hari ini kita akan rapat panjang sampai siang. Kenapa kau tidak sarapan? Apa kau ingin sakit?" Manajer Rii terkejut mendengar perkataan Xolar, sambil memarahinya. Xolar hanya memandang Manajer Rii tanpa berkata.
Hwang Xolar, seorang penyanyi solo dan model yang baru debut sebagai aktris 3 bulan lalu, bekerja di bawah naungan Cocopuff Music.
Wanita berusia 29 tahun ini memiliki wajah oval, gigi yang rapi, hidung mancung, tubuh indah, kaki jenjang, dan rambut lurus serta panjang, dan saat ini berada di puncak popularitas. Kehadirannya mulai menyaingi posisi Vhy.
Tetapi di balik citra sempurnanya, Xolar adalah seorang introvert yang jarang berbicara kecuali kepada orang-orang yang dekat dengannya. Dia sering menyendiri. Xolar dikenal sangat profesional dan pekerja keras. Meskipun terlihat sedikit dingin bagi sebagian orang, Xolar selalu memperlakukan para staf dengan baik, kecuali satu orang.
Manajer Rii keluar sebentar dari ruangan mereka dan kembali membawa bungkusan berisi susu dan roti. "Cepatlah makan ini. Mumpung para staf masih ngopi," ujar Manajer Rii. Xolar segera mengambilnya dan langsung memakannya.
Wanita yang tadi mengomeli Xolar adalah Manajer Rii, manajer utamanya yang sering mengatur urusan keartisannya. Manajer Rii sudah seperti kakak bagi Xolar, sama seperti Vhy yang menganggap Manajer Hanbin seperti kakaknya.
Rii dan Hanbin adalah teman satu almamater, meskipun berbeda jurusan. Mereka sangat dekat terutama untuk urusan pekerjaan yang kadang kala saling terlibat satu sama lain.
Sementara itu, di Lemon Entertainment...
Vhy berjalan ramah dengan senyuman di lorong kantor. Banyak staf yang menyambutnya dengan ramah, dan dia selalu memperlakukan mereka dengan baik, baik sejak debutnya hingga menjadi terkenal.
Vhy menghentikan langkahnya begitu memasuki ruangan. Di sana, Manajer Hanbin dan beberapa staf tengah berdiskusi di dekat tumpukan kardus, beberapa di antaranya berada di atas meja.
"Selamat pagi semuanya," sapanya ramah kepada seluruh orang di ruangan.
Semua mata tertuju pada Vhy, dan para staf memberikan sapaan balik. Manajer Hanbin melanjutkan diskusinya dengan fokus.
Vhy mendekati tumpukan album yang ada di atas meja. Ia duduk di depannya dan menyadari bahwa itu adalah albumnya sendiri. Tidak lama kemudian, Manajer Hanbin mendekatinya.
"Vhy, ini 100 album yang harus kau tandatangani," ucap Hanbin.
"Jadi ini untuk fansign yang menang?" tanya Vhy.
"Hmmm," jawab Hanbin singkat.
Dengan sigap, Manajer Hanbin memberikan spidol kepada Vhy tanpa menunggu staf.
"Selesaikan pagi ini, ya, Vhy. Nanti siang kita akan berangkat," perintah Hanbin. Vhy pun mulai dengan semangat menandatangani albumnya.
Hari ini jadwal Vhy tidak terlalu padat, jadi ia tiba di agensi di sore hari setelah menyelesaikan kegiatannya.
"Kak, Bin, ada lagi yang harus aku kerjakan?" tanya Vhy.
"Tidak, tapi jangan pulang dulu!" balas Hanbin.
"Iya. Kalau begitu, aku ingin keluar sebentar," pintanya.
Hanbin menganggukkan kepala, mengerti bahwa Vhy ingin pergi sejenak.
Tak terasa langit sudah gelap. Cuaca cukup dingin malam itu. Sambil berjalan, ia menatap bintang-bintang di langit. Setelah merasa aman dan nyaman, Vhy mengeluarkan dua benda dari saku jaketnya dan menyalakan api yang mengarah pada salah satu benda berwarna putih. Ia menghembuskan asap dari mulutnya. Ini adalah aktivitas kecil yang sering dilakukan oleh para pria. Ditaman agensi, Vhy, sejenak melepaskan lelah dan kepenatan di tengah-tengah padatnya aktivitas.
Saat dengan asik, tiba-tiba seseorang berkata...
"Sepertinya kau sangat menikmatinya," ucap seorang wanita tiba-tiba dari belakang.
Vhy sedikit terkejut dan menoleh.
"Oh, kau," katanya dengan perasaan lega. Wanita itu mendekatinya dan berdiri sejajar di samping Vhy.
Vhy menatap wanita itu dan bertanya, "Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa ada kendala, Xol?" Tanya Vhy.
Wanita yang bersama Vhy adalah Xolar.
"Sudah dua tahun ini jadwalku sangat padat. Mereka (agensi) sepertinya tidak memberiku kesempatan untuk berlibur," keluh Xolar kepada Vhy.
"Jagalah kesehatanmu dengan baik dan jangan lupa mengonsumsi vitamin agar tubuhmu tetap bertenaga," ujar Vhy sambil mendaratkan dirinya untuk duduk, dan Xolar ikut duduk bersamanya.
Xolar menatap Vhy dengan keheranan saat mendengar jawabannya. Xolar merasa bahwa kata-kata yang keluar dari mulut Vhy lebih cocok untuk dirinya sendiri.
Reflek Vhy juga menatap Xolar, "Apa?" Tanyanya.
Sedangkan Xolar hanya menggeleng. Vhy pun kembali ngulangi aktivitasnya tadi sambil menatap kembali langit malam yang kosong.
"Kak, Vhy..." Panggil Xolar yang ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa?" Tanya Vhy.
"Tidak jadi," jawab Xolar ragu.
"Kau selalu seperti ini sejak dulu," ucap Vhy sambil mengusap-usap kepala Xolar karena gemas dengan tingkahnya. Xolar membalasnya dengan senyuman.
Vhy kembali menghisap batangan berwarna putih yang terjepit di jarinya. "Dia baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir," jelas Vhy untuk menenangkan Xolar.
"Apa dia bisa menerimaku kali ini?" Tanya Xolar sedikit khawatir.
"Sudahlah, kau tidak perlu memikirkan tentang hal itu. Aku ada disini," kata Vhy sambil menenangkan Xolar dan mengusap bahu nya.
Xolar menadahkan tangannya, mengisyaratkan Vhy agar memberinya benda yang sama yang ada di tangannya. Vhy menatap Xolar dengan penuh pertimbangan ketika Xolar memintanya. Kemudian, Vhy memberikan batangan putih kepada Xolar, lalu membantu menyalakan api untuk menghidupkannya. Keduanya duduk bersama, memandang langit berwarna kabut yang berpadu dengan udara malam.
"Terima kasih, Kak Vhy," kata Xolar sambil menghirup asap dari batangan putih yang mengisi paru-parunya.
Vhy menatapnya dengan kekhawatiran, "Xol, ingatlah untuk menjaga kesehatanmu. Aku tahu ini kebiasaanmu belakangan ini, tetapi cobalah untuk menguranginya."
Xolar tersenyum dan menganggukkan kepala, "Aku akan mencobanya."
“Kau tahu tidak, Kak? Kak Rii mengomeliku habis-habisan minggu lalu karena ini. Dan tadi pagi dia mengomeliku karena aku tidak sarapan. Kadang aku terganggu dengan omelannya itu, tapi aku suka kalau dia mengomeliku,” ungkapnya lalu menghisap batangan putih itu.
Momen itu mereka bagikan, di malam yang sunyi. Suara langit yang tenang dan asap putih yang perlahan memudar melambangkan kedekatan dan kepercayaan yang terjalin di antara mereka.
Vhy dan Xolar tampak berbicara banyak hal malam itu. Hingga batangan putih yang ada di jemari mereka sudah mencapai batasnya.
"Yasudah, lebih baik kita masuk. Udara semakin dingin." ajak Vhy. Xolar mengangguk sebagai respons. Mereka berdua masuk bersama.
Satu pertanyaan menggantung di udara malam itu: Apa yang akan dipikirkan oleh Xolar? Keputusan dari yang dipikirkannya itu pastinya tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, tetapi juga masa depan karirnya.
***
Hwang Xolar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments