Pulang

Sebagai salah satu bandara tersibuk di Korea Selatan, Bandara Internasional Incheon selalu ramai dengan para wartawan yang ingin meliput kehadiran dan keberangkatan selebriti serta tokoh penting.

Pria yang sebelumnya menempati kursi VIP melangkah masuk ke lobi bandara, diikuti oleh beberapa orang. Saat hendak mencapai lobi, dua wanita memanggilnya dengan nada memelas, "Ka..Kak?"

Pria itu menoleh dan berkata, "Oh, kemarilah!" seraya memberi isyarat agar kedua wanita mendekat.

Kedua wanita itu segera menyodorkan pena dan buku kepadanya. Pria itu langsung menandatangani lembaran tersebut. Setelah memberikan tanda tangannya kepada kedua wanita itu, ia segera pergi sambil berkata, "Hati-hati, ya!" Kedua wanita itu tersenyum gembira mendengarnya.

"Dia sangat ramah dan perhatian. Tidak jauh berbeda dengan Vhy," ucap salah satu wanita.

"Iya, benar. Mereka sama-sama tampan lagi," tambah wanita yang lain.

Tiba di lobi, para wartawan berbondong-bondong mengambil fotonya dan melemparkan pertanyaan kepadanya. Meski banyak pertanyaan yang dilontarkan, pria itu hanya memberikan jawaban singkat yang mencerminkan semua pertanyaan wartawan.

"Perkembangan proyek yang saya tangani akan diumumkan melalui website resmi perusahaan. Mohon dukungan dan doanya. Terima kasih," ucap pria itu sambil melambaikan tangan, lalu masuk ke dalam van berwarna hitam yang sudah menunggunya.

Saat berada di dalam mobil, pria itu melihat keindahan Ibu Kota yang terhampar di depannya. Ia melihat berbagai videotron, spanduk, dan papan iklan yang mempromosikan artis terkenal kota tersebut. Pria itu tersenyum melihat sekelompok anak muda menari dan berkumpul untuk menciptakan konten yang sedang tren di media sosial.

Van yang ditumpanginya masuk ke halaman US The Label. Pria itu memasuki gedung tersebut, diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Ia naik lift menuju lantai 5, lalu memasuki ruangan yang tampak seperti ruang pribadi.

"Apa kabar, sayangku?" ucapnya sambil memandangi ruangan tersebut. Di depannya terhampar peralatan untuk membuat musik, seperti keyboard, gitar, layar komputer lebar, MIDI Controller, dan equalizer yang tertata rapi. Ruangan itu tidak lain adalah studio.

Pria itu menyentuh meja dan beberapa peralatan di sana. "Mereka rajin membersihkannya," ucapnya, mengingat bahwa ruangan tersebut selalu dibersihkan saat dirinya tidak berada di sana.

Manajer Hanbin hendak memasuki ruang kerjanya, tiba-tiba ia terfokus pada salah satu ruangan yang tidak jauh dari ruangannya, pintunya terbuka. Ia mendekatinya, dan sedikit terkejut karena tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya.

"Kevin?" panggilnya pada orang yang berada di dalam studio itu, memastikan.

Pria di dalam studio itu berbalik dan tersenyum padanya. "Sudah lama tidak bertemu, Kak Bin," balasnya. Manajer Hanbin mengelus bahunya menandakan bahwa ia merindukan pria bernama Kevin itu.

Manajer Hanbin dan Kevin berjalan di lorong sambil berbincang-bincang. Manajer Hanbin ingin menemaninya pergi ke kantin agensi untuk minum kopi.

Saat mereka menunggu kopinya, tiba-tiba suara seorang wanita memanggil, "Kak Vin?... Kak Vin!" Kevin pun menoleh ke arah suara tersebut. Wanita itu berlari menghampiri Kevin dan langsung memeluknya karena tidak menyangka bahwa orang yang dihadapinya adalah Kevin.

Kevin pun membalas pelukan tersebut dan tersenyum bahagia dengan wanita yang memeluknya. Manajer Hanbin melihatnya juga tersenyum. "Kak Vin, aku sangat merindukanmu. Sudah hampir setahun kamu meninggalkan negara ini," ucapnya sambil masih memeluk Kevin.

"Kakak juga merindukanmu, Xol," balas Kevin lalu melepas pelukan.

Wanita itu adalah Xolar

"Kakak ngapain di sini? Mau makan?" tanya Xolar.

"Tidak, Kakak sudah makan. Kakak ingin minum kopi karena merasa ngantuk karena belum beradaptasi, haha," jelasnya pada Xolar.

"Kalau begitu, aku temani ya, Kak. Jadwalku sudah habis sore ini, jadi malam ini aku kosong," tawarnya dengan antusias.

"Tentu," balas Kevin singkat.

"Vin, kalau begitu Kakak pergi dulu ya. Sepertinya Xolar sangat merindukan momen bersamamu," kata Manajer Hanbin saat pamitan, sekilas melihat Xolar. Manajer Hanbin kembali ke ruangannya yang sempat tertunda karena pertemuannya dengan Kevin. Tak sengaja, ia bertemu Vhy yang sedang bercanda dengan para staf di lorong kantor. Vhy yang melihat Manajer Hanbin langsung memanggilnya.

"Kak Bin, kau darimana? Aku ingin mengajakmu makan," tanya Vhy.

"Aku baru dari kantin. Sepertinya aku tidak bisa makan malam denganmu, Vhy. Coba kau ke kantin, di sana ada makanan untukmu," ungkap Manajer Hanbin pergi begitu saja sambil tersenyum lebar. Vhy yang merasa bingung akhirnya menuju kantin.

"Memangnya ada apa sih? Apa ada yang ulang tahun? Atau ada kejutan untukku?" gumamnya penuh pertanyaan karena Manajer Hanbin tidak menjelaskan secara detail.

Sesampainya di pintu kantin, ia melihat ke sana-sini namun tidak melihat apa pun yang menonjol. Namun, tiba-tiba pandangannya tertuju ke meja di sudut ruangan yang menghadap jendela gedung. Terlihat dua orang sedang berbicara sangat dekat. Wanita yang berada di sana sesekali mendaratkan kepalanya ke pria yang ada di sana. Vhy tahu bahwa wanita itu adalah Xolar. Vhy merasa tercengang melihat kelakuan mereka. Padahal gosip tentang hubungannya dengan Vhy belum mereda, mengapa dia bermesraan dengan lelaki di kantin agensi lagi. Dengan cepat, Vhy mendekatinya dan berdiri di samping mereka.

"Xol-" ucapnya terputus karena kedua orang itu menoleh ke arahnya, dan ia kaget melihat lelaki yang sedang bersama Xolar.

"Oh, Kak Vhy, kebetulan kau di sini," ucap Xolar antusias.

"Kevin?" Vhy terpaku melihat pria bernama Kevin yang sedari tadi berbicara dengan Xolar.

"Vhy?" balas Kevin. Pria bernama Kevin itu berdiri menghadap Vhy.

"Gila! Aku sangat merindukanmu, Vin!" ucap Vhy sambil melompat dan memeluk Kevin.

"Ah, Vhy, kau gila! Hei, jangan begini," balas Kevin yang merasa sedikit malu atas perlakuan Vhy padanya. Sementara Xolar tertawa melihat ekspresi kedua pria itu.

"Turunlah dari badanku, lihatlah, orang-orang melihatmu," ucap Kevin dengan hati-hati.

"Aku tidak peduli," Vhy pun melepas pelukannya dari Kevin.

"Kak, Vhy, apa kau sibuk hari ini?" tanya Xolar.

"Tidak, kenapa, Xol?" balasnya.

"Kami ingin mengajakmu makan malam dan minum bersama, sekalian merayakan kembalinya Kak Kevin," jelas Xolar.

"Wah, boleh banget. Kalau begitu, ayo kita berangkat!" ucap Vhy antusias.

/

Kini terdapat beberapa makanan dan minuman di meja.

"Aku pikir kita akan pergi ke restoran untuk merayakannya, ternyata di studio Kevin," ucap Vhy yang tidak menyangka dengan kenyataan tersebut.

"Berita tentangmu saja masih menjadi trending, Vhy. Apa kau ingin namamu terus-terusan mentereng di media?" balas Kevin untuk menyangkal keluhan Vhy.

"Aku tidak peduli dengan media!" balas Vhy sedikit kesal ketika mengingat berita tentang dirinya.

"Setidaknya pikirkan keluargamu, Vhy. Mereka selalu mengharapkan kebaikan dan kebahagiaanmu, jadi jangan egois," balas Kevin dengan perasaan mendalam.

Vhy hanya menatap Kevin saat ia berbicara seperti itu. Vhy pun melunak mendengar ucapan Kevin.

"Tenggorokanku sudah kering menunggu kalian berdebat dari tadi. Bisakah kita minum sekarang?" ucap Xolar memecah suasana.

"Ya, sudah. Mari kita berpesta merayakan kepulangan Kevin!" ucap Vhy sambil membuka minuman.

Mereka pun bersulang dan berpesta kecil di ruangan yang sakral bagi Kevin. Suara tawa bahagia menghiasi ruangan tersebut.

"Apakah kamu sangat merindukan Prancis, Vin?" ucap Vhy dengan maksud yang berbeda di antara tegukan minuman mereka.

Kevin tersenyum tipis dan meneguk minuman di tangannya, lalu berkata, "Ketika aku berada di Prancis, beberapa produser dari Amerika Serikat mendatangiku untuk kolaborasi dengan artis mereka. Padahal aku hanya memiliki satu proyek di Eropa, tetapi mereka bersedia datang ke sana untukku. Agensi hanya menerima dua proyek dari Amerika Serikat untukku, Vhy. Sepertinya aku akan sibuk hingga akhir tahun nanti." Dia mengalihkan pembicaraan.

"Padahal aku sangat ingin membuat lagu bersamamu, Kak Vin. Tapi saat kau pulang, kau malah sibuk dengan banyak proyek," kata Xolar dengan sedikit kekecewaan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar keluargamu, Vhy?" tanya Kevin.

"Ibuku dan Hanna sehat. Yea, dan Baby Vhy juga sehat," balas Vhy.

"Syukurlah kalau begitu. Aku juga sangat merindukan mereka," balas Kevin dengan penuh perasaan. Vhy menatap Kevin dengan makna yang dalam.

Waktu berlalu begitu cepat. Malam semakin larut. Mereka kembali ke asrama agensi untuk beristirahat. Kecuali Kevin yang memilih pulang ke apartemen pribadinya. 

***

Pagi tiba.

"Baby Vhy, mari lihat papa. Ciluk ba..." ucap Vhy melalui layar ponselnya, sedang melakukan panggilan video dengan Yea. Baby Vhy hanya menatap layar ponsel dengan matanya yang bulat.

"Sebentar ya, Kak Vhy. Aku akan membaringkan baby Vhy dulu. Tanganku pegal," ucap Yea, meminta Vhy untuk menunggu.

"Iya, sayang," balas Vhy singkat.

Setelah meletakkan Baby Vhy, Yea melanjutkan panggilannya. "Kakak tidak bekerja?" tanya Yea. "Sudah jam 10:30 ini."

"Kerja, sayang. Kakak akan dijemput jam 2 siang nanti. Jadwal Kakak tidak terlalu padat hari ini. Kemungkinan Kakak akan pulang dalam waktu dekat," balas Vhy.

"Oh iya, paket yang kakak kirim untuk kami sudah datang dua hari yang lalu. Aku sangat suka tasnya, Kak. Tapi itu cukup mahal, bukan?" tanya Yea agak tidak enak hati, mengingat Yea tidak suka boros.

"Wah, syukurlah. Aku kira kamu tidak akan menggunakannya," balas Vhy lega.

"Tentu saja aku akan menggunakannya. Tas yang bagus seperti itu tidak boleh terbuang begitu saja. Tidak ada penolakan untuk yang gratis, haha," ucap Yea bercanda, dan mereka tertawa bersama.

"Tapi jangan lupa menggunakan uang kakak dengan bijak ya," sarankan Yea.

"Tidak apa, sayang. Kakak ingin membelikanmu hadiah yang bagus. Lagipula, tidak setiap hari, bukan?" ucap Vhy.

"Oh iya, Kak Vhy. Ibuku dan ibumu datang saat paketmu tiba. Mereka membawakan banyak buah, daging, dan ikan segar untuk kita. Kalau Kak Vhy tidak terlalu sibuk, bisa pulang ke apartemen kita ya. Aku ingin memakannya bersamamu," pinta Yea dengan harap.

"Iya, sayang. Kakak akan berusaha pulang dalam waktu dekat," balas Vhy sambil menatap Yea dengan penuh kelembutan. Kedua orang itu merindukan satu sama lain melalui panggilan video mereka.

Pagi itu, saat Kevin santai menikmati sarapan di apartemennya, dia tanpa sengaja terperangkap dalam kerinduannya melihat foto-foto yang penuh kenangan. Di dalam benaknya, terlintas keinginan yang semakin kuat untuk kembali memeluk Yea dan baby Vhy.

Momen itu, di mana Kevin memandangi foto-foto mereka dengan tatapan penuh kasih, mengisyaratkan bahwa kisah mereka belum berakhir. Ada kisah yang masih ingin dituliskan.

Sambil tersenyum penuh harap, Kevin melangkah maju dalam perjalanan hidupnya. Ia tahu, di dalam hati mereka, mereka tetap bersatu, berbagi cinta yang tak terhingga, meskipun terpisah oleh jarak dan waktu.

Cerita ini bukanlah akhir, tetapi hanya awal dari petualangan baru yang menantang. Sebuah petualangan yang mengikat tali cinta, menguatkan ikatan keluarga, dan membuktikan bahwa dalam kerinduan yang tulus, pintu-pintu takdir terbuka lebar untuk mempersatukan mereka sekali lagi, dengan cara yang berbeda.

"Bagaimana kabarmu, gadis kecilku?" Ia menatap layar ponsel. "Sekarang gadis kecilku sudah ditemani oleh malaikat kecil tampan di sana. Kau terlihat mirip denganku, Baby Vhy." Gumamnya sambil tersenyum.

Kevin Lee

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!