Trainee

Hari-hari berlalu dan mereka menjalani pelatihan sebagai talenta di Lemon Entertainment dengan baik. Meski terkadang terjadi keributan kecil antara Vhy dan Xolar, seiring berjalannya waktu, semua itu hanya memperkuat ikatan mereka, menjalin persahabatan dan kekeluargaan.

Manajer Hanbin sering menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku jahil Vhy dan Xolar terhadap satu sama lain. Baginya, mereka adalah seperti adik-adik sendiri, sehingga mereka merasa sangat nyaman dengannya. Bahkan seiring berjalannya waktu, mereka mulai mengubah gaya bicara mereka, dari memanggil Hanbin dengan sebutan "Pak" menjadi "Kak".

Xolar menunjukkan kepiawaiannya dalam menari dan menjadi model, sementara Vhy menonjolkan gaya menyanyinya yang unik, terutama akting yang semakin hari semakin bagus. Sementara Kevin terus berkarya dalam menciptakan musik dan menyanyi. Kadang-kadang, Manajer Hanbin memberikan tantangan khusus kepada Kevin untuk menciptakan lagu-lagu buatannya sendiri di luar tugas utama yang diberikan oleh agensi.

"Baiklah, semuanya, saatnya istirahat dan makan," perintah Hanbin sambil membawa beberapa kantong plastik yang berisi makanan untuk mereka.

"Wahhh!" seru mereka dengan antusias, berlari mendekati Manajer Hanbin yang membawa makanan itu. Mereka tidak sabar untuk menyantap hidangan tersebut.

Kini, mereka duduk bersama dan menikmati makanan tersebut sambil bercanda dan tertawa, merasakan kebersamaan yang semakin kuat di antara mereka.

/

"Xolar, kau kenapa? Apa kau sakit? Mengapa kau menangis?" tanya Vhy dengan penuh kekhawatiran saat melihat Xolar menangis di luar kebiasaannya. Saat itu, mereka berada di balkon belakang gedung yang tidak terlalu jauh dari ruang latihan mereka. Tempat itu sepi, cocok sebagai basecamp atau tempat untuk beristirahat sejenak.

Sementara Xolar masih terisak dan melipat kedua kakinya, ia menundukkan wajahnya. Ia hanya merespon dengan menggeleng kepala, meminta Vhy pergi darinya.

"Tidak, aku hanya lelah," ucapnya terbata karena isakan tangisnya.

"Mungkin tidak mungkin, ayo ceritakan padaku apa masalahmu? Aku akan membantumu," ucap Vhy dengan penuh keyakinan, berusaha meyakinkan Xolar untuk mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Xolar mengangkat wajahnya dan menatap wajah Vhy sejenak. Kemudian, ia melepaskan tangisnya dan memeluk Vhy erat.

"Aaaaa," isaknya, "Aku lelah," tangisnya pecah.

Vhy terdiam sejenak ketika Xolar memeluknya lalu ia berkata, "Menangislah! Aku akan di sini sampai kau tenang," ucap Vhy sambil mengusap punggung Xolar.

Meskipun sering bertengkar, sebenarnya Vhy adalah orang yang sangat hangat, ia bisa menjalankan peran sebagai seorang kakak, terutama dalam situasi seperti ini. Setelah Xolar merasa tenang, ia mulai menceritakan masalah yang dialaminya kepada Vhy. Mendengar curhatan Xolar, Vhy merasa iba dengan apa yang telah dialami temannya tersebut. Kadang-kadang, rasa takut muncul dalam diri Xolar, khawatir bahwa masalahnya akan menghancurkan peluangnya sebagai seorang trainee yang akan debut di sana. Vhy pun berusaha menenangkan dan meyakinkan Xolar bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.

/

Waktu terus berlalu, berganti bulan, berganti tahun, dan kini tahun 2006. Xolar sedang berlatih menari dengan penuh semangat, sementara Vhy, Kevin, dan Manajer Hanbin menyaksikan penampilannya dengan bangga. Gerakan indah dan energiknya selaras dan memperlihatkan kemampuan Xolar yang semakin berkembang dari hari ke hari. Manajer Hanbin merasa sangat bangga melihat adik-adik asuhannya semakin maju.

Setelah selesai menari, mereka semua memberikan tepuk tangan untuk Xolar.

"Xol, kau keren sekali!" puji Kevin sambil memberikan jempol. Xolar hanya tersenyum sambil mengosongkan napas karena kelelahan setelah menari.

Manajer Hanbin mendekati mereka dan memberikan Xolar sebotol air untuk diminum. "Kerja bagus! Minumlah dulu ini," kata Hanbin sambil menyodorkan botol itu kepada Xolar. Xolar mengambilnya dan meminumnya dengan puas.

"Kalian tidak ada rencana untuk keluar malam ini?" tanya Hanbin.

"Tidak, kak," jawab mereka satu per satu.

"Hari ini aku mendapatkan gaji, jadi aku akan mentraktir kalian semua makan di restoran laut yang baru buka di pusat kota," ajaknya.

"Serius, kak? Vhy sangat senang!" ucap Vhy dengan antusias.

Hanbin menganggukkan kepala.

"Ya, sepertinya kita akan makan enak malam ini," tambah Xolar.

"Bagus! Sudah lama tidak makan enak. Bosan banget di sini itu-itu saja," keluh Kevin.

"Baiklah, kalau begitu kita kumpul di lobi jam 7 malam, jangan sampai terlambat, kalau tidak, kita akan meninggalkan yang terlambat," kata Hanbin.

Mereka pun bubar untuk mempersiapkan diri pergi makan malam bersama di restoran. Mereka berada di dalam mobil menuju restoran. Xolar duduk di depan bersama Hanbin, sedangkan Kevin dan Vhy duduk di kursi tengah.

Mereka bernyanyi dengan riang sambil menikmati musik dan memandang pusat kota yang indah. Selama menjadi trainee, mereka jarang keluar dan bepergian dengan bebas. Xolar dan Hanbin saling menatap dengan kebahagiaan yang jelas terlihat. Ketika sampai di lokasi, mereka pun memarkirkan mobil.

Saat berjalan menuju restoran, mereka melihat orang-orang yang berada di dalam melalui kaca jendela restoran yang transparan. Lampu warna-warni menerangi keindahan restoran itu. Ketika berjalan, mereka melewati orang-orang yang berada di balik kaca restoran.

Xolar, Hanbin, dan Kevin sudah tiba di meja mereka, namun mereka menyadari bahwa Vhy tidak ikut bersama mereka. "Vhy, mana Vin?" tanya Hanbin khawatir.

"Loh, aku tidak tahu, tadi dia ada di belakangku. Mungkin dia ke toilet?" jawab Kevin.

Kepala mereka berputar mencari Vhy, khawatir bahwa dia tersesat. Xolar melihat Vhy masih berada di luar restoran, sedang menatap sesuatu dengan penuh perhatian.

"Dia di sana," tunjuk Xolar.

"Hm, kenapa dia begitu? Panggil dia ke sini, Vin," perintah Hanbin.

Kevin langsung pergi untuk menjemput Vhy.

Mata Vhy terpaku pada seseorang yang duduk di dalam restoran, sedang menulis dengan senyuman manis di hadapannya ada beberapa hidangan tersaji. Namun, dia terlihat sendirian. Seseorang itu adalah seorang gadis yang usianya tidak jauh dari Xolar.

Mata Vhy tidak bisa berpaling seolah-olah apa yang dia lihat adalah sesuatu yang diyakini. Senyuman terukir di bibirnya saat melihat gadis itu menulis dengan bahagia.

Gadis itu merasa ada seseorang yang memperhatikannya, lalu berhenti menulis dan menatap ke arah kaca di depannya, melihat Vhy.

Mata mereka saling bertemu dan mereka saling menatap cukup lama. Vhy tersenyum pada gadis itu, sedangkan gadis itu hanya terdiam, tampak tidak percaya.

"Mata itu... indah... masih sama... bahkan sangat indah," ucap Vhy dalam hati saat melihat gadis itu.

Tidak lama kemudian, Kevin datang dan menepuk bahu Vhy. "Vhy, kau sedang apa? Ayo, Manajer Hanbin memanggilmu," ajaknya, mencoba menarik perhatian Vhy. Namun, Vhy masih terdiam di tempat.

Kevin ikut melihat apa yang dilihat oleh Vhy. Matanya juga terpaku pada pemandangan di dalam restoran. Kini, mereka saling menatap gadis yang berada di sana, gadis yang berada di restoran yang sama dengan mereka.

Vhy langsung bergegas masuk ke dalam restoran itu dan mendekati gadis tadi, seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dengan senyuman di wajahnya, Vhy mendekati meja tempat gadis itu duduk.

Saat mereka tiba di dalam restoran, Vhy melewati meja Manajer Hanbin yang hendak bertanya, "Kau pesan apa-" namun ucapan Hanbin terputus karena Vhy terus melangkah dan bingung tentang tujuannya.

Vhy mendekati meja gadis itu lalu berkata, "Apa kabar? Yea?"

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!