Tentang Kita

Di Kantor Lemon Entertainment, suasana pagi begitu tenang. Manajer Hanbin sibuk menata berkas-berkas, membaca, dan memeriksa semuanya. Pukul 08.21 pagi, jam kerjanya tak lagi mengenal batasan. Padahal, biasanya ia baru masuk kerja pada pukul 9. Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, Hanbin melangkah ke kantin agensi untuk sarapan dan ngopi.

Tiba di kantin, pandangan Hanbin tertuju pada seorang wanita yang sedang menikmati sarapan sendirian. Wanita itu adalah Xolar. Dalam diam, mereka saling menyadari kehadiran satu sama lain, namun tak ada kata yang terucap di antara mereka. Hanbin meletakkan sarapan dan kopinya di meja yang berbeda, saling membelakangi dengan Xolar.

Saat Xolar selesai makan, ia beranjak pergi dari kantin. Sementara Hanbin masih menikmati sisa sarapannya yang tinggal sedikit.

Xolar tiba-tiba berada di atap gedung, memandangi bangunan-bangunan tinggi di depan agensi. Tangannya menyelipkan ke dalam jaket, mengeluarkan sebuah benda dari saku. Itu adalah benda yang digunakannya bersama Vhy malam itu. Ia memutar-mutar benda itu, ragu untuk menggunakannya. Ketika hendak menyalakan batang tersebut, suara yang datang dari belakangnya membuatnya terkejut.

"Berat badanmu akan naik jika begitu caranya," ujar seseorang.

Xolar cepat mematikan api dan menyembunyikan benda putih itu dalam kantong jaketnya. Ia berbalik, tak terkejut karena yang berbicara adalah Manajer Hanbin.

Mata Xolar penuh keterkejutan dan kekhawatiran. Perlahan, Hanbin mendekat dan berdiri sejajar dengannya. Xolar memalingkan wajah, menatap Hanbin dengan malas.

"Berikan padaku," pinta Hanbin.

Xolar membalikkan wajahnya, "Apa?" tanya Xolar.

"Benda yang tadi ada di sakumu," tunjuk Hanbin dengan matanya.

"Kalau kamu ingin, belilah sendiri," jawab Xolar acuh.

Tanpa banyak bicara, Hanbin langsung merogoh saku Xolar dan mengambil benda tersebut dengan cepat.

"Apa-apaan kamu!" geram Xolar sedikit kesal.

Hanbin hanya diam, lalu membakar benda putih itu dan menghisapnya, membiarkan asapnya menyatu dengan angin pagi.

Xolar terbelalak, seolah baru kali pertama melihat Hanbin melakukan kebiasaan seperti pria pada umumnya. Ia tak berkata apa-apa, biarkan Hanbin menikmati batangan tersebut hingga habis. Baru setelah itu, percakapan mereka dimulai.

"Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kalian semua sudah dewasa dan sukses sekarang. Rasanya seperti membesarkan seorang anak," gumam Hanbin, sambil memandangi langit pagi. Xolar hanya mendengarkan tanpa banyak kata.

"Bagaimana di Cocopuff? Apakah kamu merasa nyaman di sana? Sudah 4 tahun, bukan?" tanyanya, menoleh ke arah Xolar.

Wajah Xolar terhempas angin pagi, rambutnya bermain bebas. "Aku merasa nyaman karena Kak Rii selalu membantuku," jawabnya dengan sedikit malas untuk berbicara dengan Hanbin.

"Baiklah, jangan sok peduli. Kita punya agensi masing-masing," sergah Xolar dengan sedikit kesan sinis.

"Lalu bagaimana denganmu, Manajer Hanbin? Mengapa kamu belum menikah? Bahkan Kak Rii sudah memiliki anak sekarang. Dan tentang pacar, apakah kamu tidak punya?" ujar Xolar dengan nada mengejek.

Hanbin tersenyum kecil. "Aku bahagia melihat kalian semua bahagia, meskipun rumahku terasa sepi."

"Rumahmu tidak sepi, hanya saja kamu menolak orang-orang yang mencoba datang," balas Xolar, mereka saling bertatap.

"Apa kita sedang membicarakan rumah?" tanya Manajer Hanbin

Hanbin dan Xolar terus saling menatap, suasana di antara mereka terasa berat. Mereka menyimpan perasaan yang tak terungkapkan, kata-kata yang tak terucapkan, dan kepedihan yang tersembunyi di dalam hati masing-masing.

Terdengar keriuhan di kejauhan, mengingatkan mereka akan tugas-tugas dan tanggung jawab yang tak bisa mereka abaikan. Dengan sedikit kelegaan, Xolar mengalihkan pandangannya dari Hanbin dan berjalan perlahan menuju pintu atap. Hanbin mengikuti langkahnya dengan pandangan yang penuh kerinduan.

"Xolar," panggil Hanbin pelan.

/

Terlihat Manajer Rii sedang berjalan menuju kantin untuk menemui Xolar. Sesampai di kantin, ia tidak menemukan Xolar di sana. Ia mencoba meneleponnya namun panggilan tidak diangkat, lalu ia mencoba menelponnya lagi.

“Kemana Xolar, tadi dia bilang sarapan," gumamnya sambil menekan ponsel.

Tak sengaja, Manajer Rii bertemu dengan Vhy yang sedang berjalan.

"Kak Rii," sapa Vhy.

Vhy menghampirinya, "Ngapain kak?" tanyanya.

"Aku menelpon Xolar tapi tidak diangkat, katanya tadi sarapan di kantin tapi kok tidak ada," jelasnya.

Vhy mendengar penjelasan Manajer Rii langsung pamit. Seketika itu juga, ia memikirkan sesuatu lalu memutuskan untuk pergi.

"Kalau begitu aku duluan ya, kak," pamitnya.

/

Xolar berhenti sejenak, tanpa membalikkan tubuhnya. Ada kesedihan yang terasa di udara, seolah-olah mereka menyadari bahwa saat ini adalah momen terakhir mereka berdua berada dalam keheningan yang menghantarkan kehidupan mereka.

"Kita mungkin berada di jalur yang berbeda sekarang, tetapi kenangan dan ikatan yang kita punya tidak akan pernah pudar. Aku berharap kebahagiaan selalu menemanimu, Xolar. Jika suatu hari kau merasa kesepian, ingatlah bahwa di dunia ini masih ada seseorang yang memikirkanmu," ucap Hanbin dengan suara yang bergetar, seolah-olah kata-katanya adalah doa terakhir yang ia berikan.

Xolar menggenggam erat kotak kecil yang berisi batangan putih, lambat laun menggenggamnya seperti menggenggam kenangan-kenangan yang tak bisa ia lepaskan. Dalam keheningan yang menyayat hati, dia melanjutkan langkahnya. Sedangkan Hanbin, dia melihat Xolar semakin menjauh, meninggalkannya dalam kesendirian. Dalam kebisuan yang menyakitkan, Hanbin hanya bisa berdiri di atap gedung itu, menatap Xolar yang semakin menjauh.

/

Vhy berjalan menuju atap. Tiba-tiba, ia bertemu dengan Xolar. Vhy hanya menatap Xolar yang juga menatapnya tanpa kata. Vhy seakan sudah mengetahui sesuatu tentang Xolar, sehingga ia memastikan bahwa dirinya benar-benar dari atap. Vhy hendak menegur Xolar, namun ekspresi Xolar mengisyaratkan bahwa dirinya tidak ingin berbicara.

Vhy melanjutkan perjalanannya menuju atap, dan ia melihat Manajer Hanbin sedang menatap bangunan-bangun yang ada di depannya dalam hening. Tak lama Vhy menghampirinya.

"Disini rupanya, kakak. Aku tadi mencarimu di kantor tidak ada," ucapnya saat mendekati.

"Oh, Vhy," ucap Manajer Hanbin menoleh karena kedatangan Vhy.

"Ayo kembali," ajak Hanbin.

Hanbin pun berjalan di depan Vhy. Vhy seketika mencium aroma tak biasa dari badan Hanbin. Ya, aroma itu tidak lain adalah asap batangan putih yang dikenali Vhy.

/

Pintu lift terbuka, terlihat Manajer Rii sedang sibuk dengan ponselnya ketika melihat Xolar keluar dari dalamnya. 

"Xol, kau darimana? Mengapa tidak mengangkat telepon kakak?" tanya Manajer Rii.

"Ah, itu... HP-ku dalam mode senyap, jadi aku tidak mendengarnya. Aku sedang berjalan-jalan, kak, karena bosan," jawab Xolar.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita siap-siap untuk rapat," ajaknya.

Mereka berdua berjalan kembali ke kantor.

***

Ada apa sebenarnya dengan Xolar dan Hanbin? Apa yang terjadi setelah pertemuan mereka di atap gedung Lemon Entertainment? Keputusan apa yang akan mereka ambil di tengah jalan yang berbeda?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!