Waktu Bersamamu

Pria bernama Vhy, yang tidak lain adalah suaminya, terlihat sedang menggeliat sambil menggaruk kepalanya berusaha untuk bangun. Tanpa berlama-lama, pria bernama Vhy itu bangun lalu menuju wastafel. Sementara itu, Yea terlihat memberikan ASI kepada bayinya.

Vhy mengeluh dalam hati, "Padahal aku hanya ingin tidur selama lima menit, tapi malah kebablasan. Apakah dia akan marah padaku?" Vhy sambil menyikat giginya di depan cermin. Setelah selesai menyikat gigi, Vhy mencuci wajahnya dengan sabun lalu membilasnya.

Wajahnya terlihat basah di depan cermin, kulitnya cerah dan bersih. Matanya yang besar dan ekspresif memberikan pesona dengan kesan sayu yang khas. Hidungnya proporsional dan mancung, memberikan kesan manis yang menggemaskan. Bibirnya yang simetris, baik yang atas maupun bawah, memberikan kesan hangat saat tersenyum. Rambutnya tebal dan terlihat lembut. Pria ini, yang berdarah Korea-Prancis, benar-benar mempesona. Dia sedang memperbaiki rambutnya dan mengeringkan wajahnya dengan handuk.

"Ah, rasanya segar," kata Vhy setelah selesai membersihkan dirinya.

Vhy melangkah ke ruang tengah mendekati seorang wanita yang dengan senang hati memangku bayi sambil memberikan ASI di depan jendela apartemen.

"Selamat siang, sayangku!" Sapa Vhy mendekati Yea dan mencium keningnya, lalu bergantian mencium anak mereka.

"Kamu sangat tampan, sayang," puji Vhy sambil mencium anak yang sedang diberi ASI.

"Bagaimana dengan belanjamu, sayang? Apakah ada kendala?" tanya Vhy sambil mengelus rambut Yea dengan jarinya.

"Menurutmu?" balas Yea cuek dengan sedikit kesal.

"Apakah kamu marah padaku?" tanya Vhy dengan nada serius.

Yea hanya diam sambil fokus menyusui anaknya. Vhy menatap Yea dengan penuh perhatian, menunggu jawaban. Yea menghela nafas.

"Aku tidak marah, aku hanya sedikit kesal padamu, Kak Vhy. Aku menitipkan bayi ini padamu, tapi mengapa kamu malah tidur? Bagaimana jika dia terjatuh?" keluh Yea.

"Maafkan, Kakak, ya. Kakak hanya tertidur sebentar, bukan lama. Dan kamu kembali tidak lama setelah itu, Yea," jelas Vhy kepada Yea.

"Baiklah, lain kali jangan diulangi. Aku tahu kamu lelah, tapi berkorban untuk anak itu tidak mengenal lelah," balas Yea dengan serius.

"Siap, laksanakan!" ucap Vhy sambil memberi hormat kepada Yea seolah-olah seorang tentara.

Setelah diberi ASI oleh Yea, Baby Vhy (panggilan sayang untuk anak mereka) kembali tertidur dan terlihat pulas. Yea pun meletakkannya di atas kasur bayi yang lembut di atas lantai berkarpet krem.

"Kak Vhy sudah lapar?" tanya Yea perhatian.

"Iya, lumayan sayang," balas Vhy.

"Baiklah, kalau begitu aku masak dulu. Jangan lupa menjaga Baby Vhy!" titah Yea kepada Vhy.

Sementara itu, Yea pergi ke dapur untuk memasak makan siang mereka berdua. Di sisi lain, Vhy menatap anak mereka yang tampan dengan penuh kasih. Kemudian, ia mengabadikan momen itu dengan mengambil potret dan video menggunakan ponselnya.

Setelah merasa cukup bosan dengan kegiatan tersebut, Vhy memasang kelambu untuk melindungi Baby Vhy dari gigitan nyamuk. Lalu, ia bergerak ke sudut ruang tengah yang tidak jauh dari tempat bayi Vhy berada sebelumnya. Dengan menekan tombol daya, CPU dinyalakan dan monitor komputer menyala. Vhy memasang headphone di satu telinga, lalu memainkan game favoritnya.

Tidak lama kemudian, Yea selesai memasak makan siang untuk mereka berdua. Yea mendekati Vhy yang sedang asyik bermain di depan komputer.

"Kak Vhy, ayo makan!" ajak Yea.

"Sebentar, sayang, 5 menit lagi," balas Vhy.

Yea melipat kedua tangannya, sibuk memikirkan cara untuk segera mengajak Vhy makan siang. Setelah mendapatkan ide, ia mengalungkan tangannya ke bahu Vhy dari belakang dan mengarahkan kepalanya untuk menutupi layar monitor agar Vhy tidak bisa melihat gamenya.

"Iya, sebentar, sayang, ini sudah mau tamat," ujar Vhy sambil menggerakkan kepalanya untuk meraba monitor yang tertutup oleh rambut dan kepala Yea. Vhy akhirnya kalah dalam permainan tersebut.

"Ahhh!" ucap Vhy dengan rasa kecewa karena kalah bermain. Vhy segera menarik Yea ke pangkuannya.

"Kamu nakal ya, Yea. Lihat, kakak jadi kalah," kata Vhy.

"Emang, Kak Vhy aja yang ga pro," ejek Yea.

"Apa kamu bilang? Kakak ini pro dan sangat pro," tanya Vhy sambil tangannya meraba dan menyusup ke dalam baju panjang Yea yang menutupi bagian bawahnya.

Yea cepat-cepat memukul tangan Vhy dan menyingsingkannya.

"Pro apa? Kalau soal beginian memang nomor satu ya!" ejek Yea dengan penuh fakta.

Yea bangkit dari pangkuan Vhy dan menariknya untuk segera makan karena merasa sudah sangat lapar. Kemudian mereka pun makan siang bersama.

Tawa dan candaan menghiasi keadaan siang itu. Kedua ekstrover itu saling melempar candaan. Terukir senyum dan wajah manis menghiasi kedua sepasang kekasih yang tengah asyik menyantap makanan.

Setengah jam telah berlalu sejak makan siang yang menyenangkan itu. Vhy dan Yea berkumpul di ruang tengah, sambil berbincang kecil tentang putra mereka yang sedang tertidur pulas. Vhy tidak ingin kalah dengan Baby Vhy, putranya. Ia merapatkan kepalanya di pangkuan Yea, tempat yang sangat ia sukai. Entah mengapa, tidur di pangkuan istrinya, Yea, terasa begitu nyaman baginya. Yea secara refleks mengusap lembut kepala suaminya yang sedang manja.

"Yea... sayang," ucap Vhy memulai pembicaraan.

"Hmmm," balas Yea sambil mengusap rambut Vhy.

Vhy bertanya, "Apakah kamu tidak ingin membeli sesuatu untuk dirimu sendiri?"

Yea tersenyum miring, "Tentu saja ada. Aku ingin membelimu!". Ini sindiran Yea, kepada suaminya yang sibuk karena pekerjaan dan karirnya. Ya begitulah kira-kira resiko menjadi istri seorang mega bintang.

Vhy tertawa kecil mendengar jawaban Yea, "Belanjakan apa yang kamu inginkan, Yea. Aku tidak pernah mendengar laporan belanja yang mencolok untuk dirimu sendiri."

Yea adalah sosok yang sederhana dan tidak suka memboroskan uang jika tidak perlu. "Baiklah, lain kali aku akan berbelanja senilai satu miliar dalam satu jam," canda Yea di sela-sela obrolan.

"Terserah kamu saja. Yang penting, cukup sampai limitnya," balas Vhy dengan rasa bangga.

"Sok kaya kamu!" ejek Yea.

Vhy tersenyum lebar, seolah kehabisan kata-kata denga fakta itu.

"Yea..." panggilnya sambil mengelus pipi bulat Yea, lalu memperbaiki posisi duduknya. Vhy menatap Yea dengan penuh perasaan, membuat Yea merasa bingung.

"Kenapa, Kak?" tanya Yea.

"Sepertinya Baby Vhy tidur pulas sekali," kata Vhy dengan lembut.

"Lalu?" tanya Yea lagi, masih belum mengerti.

Vhy mendekati Yea, kemudian mengangkatnya dalam pelukan yang tiba-tiba.

"Kak Vhy, ada apa denganmu?" tanya Yea heran.

"Kita juga butuh waktu tidur siang, sayang," bisiknya pada Yea.

Vhy membawa Yea ke dalam kamar mereka dengan semangat, terlihat tersenyum dengan senyum misterius di bibirnya.

Saat mereka memasuki kamar, Vhy meletakkan Yea dengan lembut di atas tempat tidur yang hangat. Kedua pasangan itu saling berpandangan dengan tatapan penuh cinta dan kerinduan.

"Sayang," bisik Vhy dengan suara lembut, "Kita harus menemukan waktu untuk diri sendiri juga, bukan hanya fokus pada Baby Vhy."

Yea tersenyum dan menggenggam erat tangan Vhy, mengerti apa yang ingin disampaikan oleh suaminya. Mereka berdua tahu betapa pentingnya menjaga keseimbangan dalam peran mereka sebagai orang tua dan sebagai pasangan suami istri.

"Mungkin kita bisa mencari waktu khusus untuk beristirahat bersama, menikmati momen kebersamaan tanpa distraksi," kata Yea dengan penuh harap.

Vhy mengangguk setuju, merasa bahagia bahwa Yea mengerti dan mendukung ide tersebut. Mereka saling berpelukan, menemukan kenyamanan satu sama lain dalam genggaman erat mereka. Vhy dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menarik simpulan tali yang mengikat di baju Yea, lalu menurunkannya perlahan.

Saat pakaian Yea meluncur ke lantai, kemesraan di antara mereka semakin menghangat. Vhy menggenggam tangan Yea dengan penuh kasih, dan mata mereka saling bertemu dalam tatapan penuh keintiman. Ada kekuatan yang tak tergoyahkan dalam setiap sentuhan dan ciuman mereka, menggambarkan ikatan yang kuat dan tak terpisahkan antara dua jiwa yang saling mencintai.

Di dalam kegelapan ruangan, mereka menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan mereka, saling melengkapi dan menerima satu sama lain. Tubuh mereka bersatu dalam keintiman yang penuh gairah, menciptakan musik indah dari keharmonisan cinta yang mereka bagi.

Dalam momen itu, waktu terasa berhenti dan dunia di luar sana lenyap. Hanya ada mereka berdua, merasakan kehadiran satu sama lain dengan segenap hati dan jiwa. Setiap sentuhan, setiap ciuman, setiap hembusan nafas mengukir kenangan abadi dalam benak mereka, mengisi ruang kosong di hati mereka dengan kehangatan dan kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Ketika cinta mereka mencapai puncaknya, mereka bersama-sama mengalami ledakan emosi yang melampaui batas-batas kebahagiaan. Dalam dekapan kasih sayang yang tak terpisahkan, mereka mencapai kepuasan penuh, mengekspresikan cinta mereka dalam satu kesatuan yang indah dan menggetarkan.

Di saat kedua tubuh mereka bergabung dalam satu, Vhy dan Yea merasakan keajaiban kehidupan yang mereka ciptakan bersama. Mereka tahu bahwa cinta mereka tidak hanya hadir dalam momen tersebut, tetapi akan terus berkembang dan bertahan dalam setiap detik yang akan datang.

Keseluruhan pengalaman ini, dari kemesraan di pelukan hingga perjalanan sensual mereka, menjadi sebuah penegasan bahwa cinta mereka adalah kuat, tak tergoyahkan, dan abadi. Dalam momen keintiman itu, mereka mengetahui bahwa apapun tantangan yang mungkin datang, mereka akan selalu saling mendukung, mengasihi, dan menciptakan kebahagiaan bersama.

Dalam keheningan setelah lewatnya badai gairah, mereka tetap berpelukan, merasakan detak jantung satu sama lain. Sambil terisak dengan sukacita, mereka saling berbisik kata-kata cinta yang memperkuat ikatan mereka.

Inilah kekuatan sejati dari cinta yang mereka bagi. Dalam pelukan yang lembut, mereka menemukan rumah sejati mereka, tempat di mana jiwa mereka bersatu dan hati mereka bersama-sama berdetak dalam irama yang indah.

"Kita akan menjadi pasangan yang kuat, sayang. Bersama-sama, kita akan menghadapi setiap tantangan dan menikmati setiap momen indah bersama keluarga kita," ucap Vhy dengan tulus.

Mereka saling tersenyum, penuh harapan dan tekad untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh cinta, perhatian, dan pengertian. Tanpa ragu, Vhy dan Yea berjanji untuk selalu menjadi pendukung satu sama lain, membangun fondasi yang kokoh untuk keluarga kecil mereka.

Dalam pelukan hangat, mereka merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang tak ternilai. Sebuah cerita yang masih panjang sedang ditulis, dan mereka siap mengarunginya bersama, melangkah ke masa depan dengan tawa, canda, dan cinta yang tak tergoyahkan.

Akankah Vhy dan Yea mampu menjaga keseimbangan antara peran mereka sebagai orang tua dan kekasih? Bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka, di tengah keramaian dan kebahagiaan yang mereka hadapi? Hanya waktu yang akan menjawab, dan satu hal yang pasti, kisah mereka penuh dengan kejutan dan keajaiban yang tak terduga.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!