Suara ketukan dari arah depan nampaknya membuat keduanya tersadar dengan tengah apa yang mereka lakukan saat ini. Keduanya segera menjauhkan wajahnya dari hadapan satu sama lain.
"Bi, biar aku cek." Ucap Alina terbata karena malu
"Em!" Balas Liam yang sama malunya.
Dengan cepat dan terburu-buru sambil menahan malu di hatinya, Alina bergegas berjalan menuju pintu depan asal dari ketukan itu terdengar.
KREK!
Pintu terbuka dan betapa terkejutnya Alina saat melihat seseorang yang datang ternyata adalah Mommy dan Daddy-nya.
"Mommy, Daddy!" Kejut Alina.
"Halo sayang... Gimana kabarnya!" Peluk Samanta
"Semua baik Mom, oh ya kenapa kalian kemari?" Tanya Alina yang bingung padahal dirinya baru saja meninggalkan keluarga selama dua hari.
"Ini kami kemari ingin menjenguk mu sekalian mengantar mobil kamu." Jelas Kevin.
"Oh ya, kalau begitu mari Mom Dad masuk dulu!" Ajak Alina yang langsung mengajak keduanya masuk.
Melihat kehadiran keduanya Liam bergegas berdiri menghampiri keduanya sembari memberikan salam dengan mencium punggung tangan keduanya.
"Mom, Dad." Sapa Liam pada keduanya.
"Halo Liam gimana kabarnya?" Tanya Samanta tersenyum.
"Semuanya baik."
"Tangan kamu kenapa?" Tanya Kevin melihat beberapa plester menempel di jemari Liam.
Mengingat itu entah mengapa membuat Alina seketika teringat pada momen tadi, momen di saat keduanya sedang berciuman di atas sofa.
"Em, ini tangan Liam tidak sengaja luka saat membantu Alina membersihkan rumput dibelakang." Jelas Liam.
"Oh ... Begitu, lain kali hati-hati ya!" Ucap Samanta.
"Duduk dulu Mommy, Daddy biar Alina ambilkan minum dulu."
Alina bergegas pergi kebelakang sementara di depan hanya ada Liam dan kedua orang tua Alina saja. Ketiganya nampak berbincang dengan akrab, begitu juga dengan Liam yang tidak terlihat canggung sama sekali.
Sementara dibelakang Alina masih nampak sibuk membuatkan minuman, sambil teringat dengan kejadian sebelumnya dengan Liam.
"Nanti aku harus gimana lagi..." Ucap Alina pelan sembari mengingat apa yang baru saja terjadi.
Alina bergegas berjalan ke depan sambil membawakan minuman di sebuah nampan di tangannya.
"Silahkan Mom, Dad." Ucap Alina sembari menaruh gelas di masing-masing orang.
"Tidak perlu repot-repot Alina, lagipula kami kemari hanya sebentar saja. Kami setelah ini mau berangkat lagi ketempat kondangan teman Mommy kamu." Jelas Kevin yang disambut anggukan kepala oleh Alina.
Beberapa menit semuanya hanyut dalam obrolan, hingga akhirnya Kevin dan Samanta memutuskan untuk kembali pergi setelah niat mereka sebelumnya hanya mengantarkan mobil Alina.
"Yasudah kalau begitu, kami pamit dulu ya." Ucap Samanta pada keduanya.
"Iya Mom, lain kali jangan lupa mampir lagi." Jelas Alina sembari tersenyum.
Hingga akhirnya keduanya pun kembali pergi meninggalkan Alina dan Liam dalam rasa canggung setelah, apa yang terjadi pada keduanya sebelumnya.
"Ka, kalau begitu aku mau lanjut bersih-bersih lagi." Ucap Alina tanpa menatap Liam.
"Em baiklah, aku juga mau menyelesaikan beberapa pekerjaan." Balas Liam yang nampak seperti sudah melupakan kejadian sebelumnya.
Alina dengan cepat segera kembali menuju dapur untuk melakukan bersih-bersih meski sebenarnya semuanya sudah dilakukan, namun untuk menghindari rasa canggung Alina sampai harus bersih-bersih dua kali
Sementara itu di meja kerjanya Liam nampak tidak bisa fokus dengan apa yang baru saja terjadi, mengingatnya saja sudah membuat Liam panas dingin dibuatnya.
Apalagi saat kedua daging lembut itu saling beradu, entah mengapa hal itu seakan terus menjadi bayang-bayang untuk Liam.
"Sampai kapan aku harus bertahan." Ucap Liam sembari berusaha menenangkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments