BAB 11

Setelah akad nikah sebelumnya Alina kini tengah berada di dalam kamar. Kamar seorang pria yang telah menjadi suaminya, dan tentu saja ada rasa sedikit gugup dalam benak Alina, mengingat selama ini ia tak pernah berduaan di kamar dengan seorang pria kecuali ayahnya sendiri.

Sementara itu Liam hanya sibuk melepas seluruh pakaiannya dikarenakan ia hendak bergegas mandi, apalagi setelah seharian menggunakan pakaian nikah yang rasanya cukup gerah.

"Ka, kamu mau ngapain?" Tanya Alina yang bingung melihat Liam tengah melepaskan seluruh pakaiannya.

"Mau mandi, kenapa kamu ikut?" Jawab Liam kembali dengan ekspresi datarnya.

Alina dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia hanya membiarkan Liam untuk mandi duluan.

"Tidak, kau mandi duluan saja!" Balas Alina sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya bercanda." Ucap Liam berjalan pergi menuju kamar mandi.

Sementara itu Alina hanya diam tak berkata apa-apa mendengar candaan Liam. Mengingat selama ini pria itu tak pernah bercanda.

"Dia bercanda?" Tanya Alina pada dirinya sendiri.

Selagi menunggu Liam selesai mandi Alina nampak masih ragu-ragu untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri, apalagi selama ini ia tak tau harus bagaimana bersikap sebagai seorang istri.

"Lebih baik aku siapkan pakaiannya saja." Alina segera melangkah menuju lemari pakaian Liam.

Beberapa pakaian Alina pilih, nampak bingung memang dengan apa yang akan Alina ambil, namun berdasarkan instingnya akhirnya Alina selesai memutuskan.

"Apa ini tidak masalah?"

Alina segera menaruh baju kaos beserta celana training panjang di atas kasur, meski tidak tau apakah terlihat cocok nantinya.

Selagi menunggu Liam yang tengah menggunakan kamar mandi, nampaknya rasa ngantuk dan lelah berhasil menyerang Alina. Apalagi setelah beberapa hari ini kurang tidur dikarenakan masalah pekerjaan dan pernikahan.

Tak kuasa menahan lelahnya, Alina segera berjalan menuju sofa dan merebahkan tubuhnya. Dan tanpa menunggu waktu lama kelopak mata Alina dengan perlahan tertutup akibat tak kuasa menahan kantuk.

***

"Krek!"

Suara pintu kamar mandi terbuka Liam berjalan keluar dengan hanya menggunakan handuk sepinggang. Ia berjalan menuju arah kasur dikarenakan melihat pakaian yang telah di siapkan.

"Apa dia yang menyiapkan ini?" Tanya Liam sembari tersenyum kecil.

Setelah selesai mengenakan pakaiannya perhatian Liam seketika teralihkan pada Alina yang tengah tertidur pulas di atas Sofa.

Gaya tidur yang seperti bayi sedikit membuat Liam terhibur melihatnya, apalagi saat ini Alina tengah tertidur dan hal itu dapat Liam manfaatkan dengan leluasa untuk memandang wajah Alina.

"Ternyata kau memang cantik." Puji Liam dengan suara pelan takut membangunkan Alina.

Liam membungkukkan tubuhnya, ia kembali memandangi wajah Alina yang tengah terlelap tidur itu dengan pulas.

Meski begitu perasaan aneh di hati Liam kembali muncul, apalagi saat menatap Alina yang saat ini tengah tertidur pulas. Hal itu seketika membuat Liam kembali teringat dengan kekasih lamanya.

Jika saja saat itu Liam melarang Carla untuk pergi menemuinya, mungkin saja kecelakaan itu dapat di hindarkan. Rasa penyesalan begitu besar dalam benak Liam, semua kesalahan itu selalu ia tujukan pada dirinya.

Seandainya saja saat itu Liam melarang Carla apakah mungkin saat ini di hadapannya adalah Carla? Pertanyaan itu kembali terulang dalam ingatan Liam, rasa penyesalan itu seperti hantu yang selalu meneror ingatan Liam.

Namun Liam kembali sadar jika saat ini ia telah menikah, dan juga Carla sudah tidak ada. Apalagi ia juga tak boleh terlalu larut dalam kesedihan ini, dan lebih baik fokus dengan kehidupan sekarang.

Dengan lembut Liam memanggil nama Alina, ia membangunkannya karena takut Alina akan masuk angin jika tidur di sofa.

"Alina..." Panggil Liam pelan.

"Hmm?" Jawab Alina yang tengah larut di tengah rasa kantuknya.

"Bukankah kau bilang kau ingin mandi?" Ucap Liam.

Alina segera bangun sembari meregangkan seluruh tubuhnya, ada rasa malas sebenarnya namun ia juga tak mungkin akan tidur dengan masih menggunakan pakaian pengantin.

"Segeralah mandi, setelah itu tidurlah di atas kasur." Perintah Liam.

Alina menurut ia bergegas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, tak lupa ia membawa handuk dan baju ganti agar kejadian dalam film-film tidak terjadi.

Berbeda dengan Liam sebelumnya Alina nampak sangat lama berada di kamar mandi, sudah hampir sejam ia bersemayam di balik pintu kamar mandi.

Bukan karena aktivitas mandi yang membuat hal itu lama, namun rasa gugup dalam diri Alina yang sedikit membuatnya malu untuk melangkah keluar.

Hingga akhirnya Alina memberanikan dirinya untuk melangkah keluar, ia melihat suasana begitu sunyi dan ternyata Liam tengah tertidur pulas di atas kasur.

Alina segera menghela nafasnya lega melihat seluruh situasi tampak tenang. Namun di sisi lain ada perasaan sebal dalam diri Alina melihat Liam yang tertidur pulas.

"Bisa-bisanya dia tidur pulas di saat seperti ini!" Kesal Alina dengan suara pelan takut membuat Liam terbangun.

Namun dengan hati berdebar kencang Alina segera naik ke atas kasur. Alina memutar tubuhnya untuk membelakangi Liam dan segera memejamkan matanya dan berharap besok saat bangun tidak ada drama yang terjadi.

Terpopuler

Comments

Popon Sukaesih

Popon Sukaesih

lanjut

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!