BAB 12

Alina bangun terlebih dahulu dari Liam. Ia berjalan pelan menuruni kasur besar yang mereka gunakan, sengaja ia lakukan agar Liam tak terbangun dari tidur nyenyak nya.

Dengan pelan-pelan Alina berjalan mendekati lemari untuk mempersiapkan pakaian yang akan Liam kenakan. Alina masih sangat ingat yang dikatakan oleh Mommy nya padanya tentang tugas seorang istri di pagi hari.

Selesai menyiapkan pakaian untuk Liam, Alina segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ia masih malu mengingat ia tidur berdua dengan seorang pria untuk pertama kalinya.

Namun beruntung setelah malam yang terasa panjang itu, tidak ada drama yang terjadi di pagi harinya. Dan Alina merasa bersyukur hal itu, dengan begitu ia bisa lebih tenang dalam memulai hari.

Selesai dengan ritual mandinya dan mengenakan pakaian. Alina bergegas keluar untuk membangunkan Liam dari tidurnya, meski rasanya Alina tidak enak namun ia masih ingat tentang yang dikatakan Mommy nya sekali lagi.

Alina berjalan pelan mendekati Liam yang nampak tengah tidur tengkurap. Posisi tidur yang dapat membuat Alina melihat dengan jelas postur tubuh Liam yang terlihat kekar itu.

_"Sepertinya dia suka merawat tubuhnya"_ Ucap Alina dalam benaknya yang sesaat kagum dengan tubuh Liam.

Namun Alina segera menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk menghilangkan pikirannya itu.

"Hah! Alina kamu mikirin apa sih!"

"Liam..."

Alina mengguncang punggung Liam dengan pelan dan hati-hati, ia takut jika Liam terkejut jika melakukanya mendadak.

"Em!" Liam masih menutup matanya.

"Udah pagi, bangun..." Panggil Alina sekali lagi.

Liam perlahan membuka matanya yang masih terasa berat itu. Ia memaksa matanya untuk terbuka sambil sesekali mengedipkan dengan cepat untuk memulihkan kesadarannya.

"Alina?"

"Iya ini Aku, jangan bilang kamu lupa kita kalau sudah menikah?" Ucap Alina sedikit bercanda.

Liam segera bangun dari tidurnya ia segera duduk sambil melirik sekitar yang terasa masih dingin, karena memang hari masih sangat pagi.

"Kamu buruan mandi, aku mau kebawah."

Liam mengangguk mendengar ucapan Alina, melihat itu Alina segera bergegas berjalan menuju lantai bawah untuk segera menyiapkan makanan.

***

Alina berjalan menuruni anak tangga, ia berjalan pelan sembari melihat sekeliling. Tapi nampaknya para pelayan disana sudah bangun terlebih dahulu sebelum Alina.

Dan bahkan bukan hanya itu, Bunda Angela pun terlihat sudah rapi sambil duduk di meja makan sembari menyeruput teh panas di tangannya.

"Eh! Selamat pagi Sayang!" Sapa Bunda Angela melihat Alina berjalan kearahnya.

"Pagi juga Bunda..." Balas Alina dengan tersenyum.

"Bangunnya kok pagi banget? Apa kamu tidak lelah setelah kemarin?" Tanya Bunda Angela lagi.

Alina menggelengkan kepalanya, ia memang sudah terbiasa seperti ini sebelumnya di rumah. Apalagi saat dirumah ia selalu bangun lebih awal dengan Mommy untuk menyiapkan sarapan.

"Alina sudah tidak lelah kok Bunda ... Lagian Alina sudah terbiasa bangun sepagi ini." Sembari berjalan menuju tempat masak.

"Kamu mau ngapain Alina?" Tanya Bunda Angela yang penasaran melihat Alina menuju tempat masak.

"Mau masak..." Jelas Alina.

Angela tersenyum mendengarnya, padahal sudah jelas beberapa pelayan terlihat tengah sibuk bersiap untuk masak. Tapi melihat Alina yang ingin melakukannya membuat Angela tertarik, karena itu ia mengangguk kan kepala agar para pelayan pergi.

"Masak? Memangnya Alina mau masa apa Nak?" Tanya Angela mendekat.

Alina diam sejenak ia memikirkan sesuatu sambil memutar tubuhnya memandang lekat kearah Bunda Angela.

"Em ... Ngomong-ngomong Liam suka masakan apa Bunda?" Tanya Alina sedikit malu.

Alina tersenyum kecil mendengar pertanyaan Alina. Ia segera tau alasan Alina kenapa mau memasak, sudah pasti untuk Liam.

"Liam orangnya tidak banyak milih soal makanan ... Jadi kamu bebas mau masak apa yang menurut kamu enak." Jelas Bunda Angela.

Alina mengangguk pelan ia memikirkan sesuatu di kepalanya tentang apa yang akan ia masak.

Setelah memikirkan apa yang hendak ia masak, Alina akhirnya memutuskan untuk memasak sarapan seadanya, yaitu masak ayam kecap.

"Bunda ... Di kulkas ayam masih ada kan?" Tanya Alina.

"Masih kok, kamu ambil aja seberapa kamu butuh."

Alina tersenyum mendengarnya ia segera berjalan menuju kulkas untuk segera mengambil beberapa potong ayam yang akan ia masak, memang seharusnya ia masak sedikit tapi mengingat dirumah ada beberapa orang, jadi tidak enak rasanya jika hanya memasak untuk Liam saja.

"Kamu mau masak apa memangnya Alina?" Tanya Angela yang terlihat penasaran dengan Alina.

"Cuma masak ayam kecap kok Bunda." Sahut Alina sembari fokus memotong bawang merah dan bawang putih.

Angela hanya diam setelahnya, ia sibuk memperhatikan Alina yang terlihat begitu fokus dengan beberapa masakannya.

Begitu juga dengan Alina yang terlihat larut dengan adegan memasaknya, tangannya begitu lincah dalam mengaduk bumbu yang tengah di masak.

"Srrhhh!"

Suara gemericik terdengar setelah Alina memasukkan ayam yang sudah di kukus tadi kedalam panci penggorengan, yang telah di campur dengan bumbu sebelumnya.

Angela nampak semakin penasaran dengan rasa masakan yang Alina sedang masak, dari baunya saja sudah sangat menggugah selera. Bahkan Fino dengan istrinya saja sampai terbangun mencium aroma nikmat masakan Alina.

......***......

Jangan lupa tombol Like, Vote dan Komen digunakan ya Mbak-mbak yang cantik dan Mas-mas Ganteng!

Karena aktivitas kecil seperti menekan tombol Suka dan Vote serta berkomentar merupakan semangat, sekaligus cara agar Saya bisa membenahi diri.

**Sekian dan Terimakasih! **

Jangan lupa bahagia hari ini🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!