Setelah seminggu yang terasa begitu singkat dan sangat cepat. Liam dan Alina bersiap dengan seluruh barang-barangnya untuk pindah di rumah baru mereka.
Semuanya nampak berdiri di halaman depan rumah untuk mengantarkan kepergian keduanya. Begitu juga dengan Kevin dan Samanta yang sudah berada di kediaman Liam sehari sebelum pindah.
"Mommy kenapa nangis?" Ucap Alina pelan melihat mata Samanta yang berkaca-kaca.
Samantha menggelengkan kepalanya sembari menghapus air matanya dengan cepat.
"Tidak, Mommy cuma bahagia melihat anak Mommy akan menjalankan kehidupannya sendiri." Balasnya lirih.
"Mommy ... Alina janji bakal sering-sering datang, jadi jangan sedih terus." Alina segera memeluk Mommy nya dengan hangat
Begitu juga dengan Kevin yang nampak sedih akan hal itu, namun gengsi untuk diperlihatkan karena itu ia sedari hanya diam saja.
"Daddy? Kenapa dari tadi diam aja."
"Karena gengsi Alina, padahal semalam dia sampai tidak bisa tidur memikirkan putrinya." Ejek Samanta.
"Sayang ... Kenapa malah membicarakan itu!" Kesal Kevin
"Sudahi gengsi mu! Kalau sedih keluar kan saja." Ejek Samanta lagi yang merasa terhibur.
Sementara itu Liam hanya diam melihat keakraban keluarga Alina yang nampak lengkap semuanya. Entah mengapa melihat hal itu cukup membuat Liam terhibur sedikit hatinya.
"Jaga Alina untuk kami Nak Liam." Ucap Samanta mengelus lengan Liam dengan raut memelas.
"Tenang aja, Liam bakalan jaga istri Liam apapun yang terjadi." Balas Liam dengan ekspresi meyakinkan agar Samanta tidak khawatir.
"Tenang saja Samanta, Liam pasti akan menjaga menantu ku." Sambung Angela yang sedari diam saja.
"Baiklah kalau begitu kami pamit dulu Bunda" Liam berjalan menuju mobilnya.
Sementara Alina juga ikut berjalan memasuki mobil yang sama, meski sebelumnya Alina berniat pergi menggunakan mobilnya sendiri, namun tak enak rasanya melakukan hal itu di hadapan keluarga.
"Hati-hati di jalan, kalian tenang saja Bunda sudah kirimkan beberapa pelayan untuk membantu nanti." Angela tersenyum
"Terimakasih Bunda kami pamit dulu." Balas Alina dengan senyuman terbaik di wajahnya.
"Kalau begitu kita berangkat." Ucap Liam singkat.
Alina mengangguk pelan, dan mobil segera bergerak pergi meninggalkan kediaman yang selama ini Liam tinggali.
***
Setelah hampir satu jam perjalanan akhirnya keduanya telah tiba di rumah tujuan mereka. Rumah yang akan menjadi tempat tinggal dan berteduh dua insan manusia.
Sesampainya disana mobil yang mengantarkan pelayan juga telah tiba. Begitu sampai mereka segera mengangkat beberapa barang yang dibawa sebelumnya.
Untuk pertama kalinya kali ini Liam juga membantu menggunakan tenaganya, ia juga ikut dalam memindahkan beberapa barang, bahkan termasuk bersih-bersih.
Mungkin hal itu dilakukan karena gengsi, karena di situ hanya ada Liam dan Pak Retno aja, jadi bagaimana mungkin pak Retno mengangkat beberapa barang sendiri, atau menyuruh pelayan wanita.
Dan hal itu nampaknya membuat pak Retno sedikit tidak enak dengan anak majikannya itu. Pasalnya selama ini Liam tak pernah melakukan aktivitas seperti ini sebelumnya.
"Kalau Tuan Liam lelah biar Saya sendiri yang lanjutkan." Ucap Pak Retno dengan nada sopan.
"Tidak perlu pak, Liam masih kuat dan anggap saja sebagai olahraga."
Disela sibuknya Liam dan pak Retno dalam memindahkan barang-barang. Alina juga nampak sibuk dengan beberapa pelayan lain membersihkan setiap sudut ruangan.
Meskipun sebenarnya rumah tersebut setelah dibeli sudah di bersihkan oleh sang penjual, namun rasanya masih belum cukup karena suasana yang berantakan akibat memindahkan beberapa barang.
Ditengah sibuknya beberapa pelayan dalam membersihkan. Alina tiba-tiba datang sambil membawa minuman di sebuah nampan di tangannya.
"Mari Pak, Buk diminum dulu." Ajak Alina yang membuat para pelayan menjadi tidak enak.
"Tidak perlu repot Non ... Seharusnya kami yang melakukan itu." Jawab Bi Asri yang merasa tidak enak karena telah disajikan oleh menantu majikannya.
"Tidak perlu sungkan Bi ... Lagian Alina begini karena Alina mau."
Mendengar itu semuanya hanya diam dan tak ada yang berani untuk meminum karena tidak enak dengan Liam yang juga berada disitu.
"Minumlah, istri ku sudah menyiapkannya untuk kalian." Ucap Liam yang membuat semuanya segera mengambil minuman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ibi Rohatin
lanjut
2023-07-20
0