MY LOVE
Sepi. Itulah yang terlihat di sebuah kawasan perumahan mewah. Tidak ada satu orangpun yang berjalan kaki sekedar untuk ke depan. Mobil yang lewat pun seakan tak peduli dengan kagaduhan yang terjadi di dalam mobil yang berhenti itu.
"Lepaskan!" teriak wanita yang sedang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki berbadan kekar. Meskipun dapat dipastikan ia akan kalah tenaga, tapi dia tidak mau menyerah begitu saja. Ia menginjak kaki laki-laki itu lalu menggigit lengannya. Laki-laki itu menjerit tanpa melakukan apapun karena sang bos memerintahnya untuk membawa wanita itu dalam keadaan utuh, tidak ada lecet sedikitpun.
Namun, seketika tubuhnya hilang keseimbangan saat pria kekar yang lain menutup mulutnya dengan kain.
"Apa yang kau lakukan?" tanya laki-laki kekar yang tadi tangannya digigit wanita itu dengan sedikit keras.
"Tidak ada pilihan lain. Wanita ini sangat liar dari pada dia terluka, lebih baik membuatnya pingsan," jawabnya sambil menutup pintu mobil.
laki-laki itu hanya mendengus. "Semoga saja bos tidak marah. Ayo, kita cepat pergi dari sini!"
Mobilpun segera melaju meninggalkan tempat itu.
*
*
Di sebuah kamar yang cukup luas, seorang wanita terbaring lemah di atas ranjang. Kamar yang rapi dan bernuansa putih, sangat memanjakan mata.
"Ehmm ...," lenguhnya.
Gelap. Sunyi. Tidak ada suara sedikitpun. Semua terasa gelap. Bukan karena tak ada lampu, tapi kedua mata wanita itu tertutup kain kecil yang melilit kepalanya. Berusaha untuk bangun lalu duduk. Menengadahkan kepalanya untuk mengintip di sela kain, meskipun tidak bisa melihat apapun.
Ia berdiri lalu berjalan. Menggerakkan sedikit tagan lebih tepatnya berusaha untuk melepaskan ikatan yang mengikat kedua tangannya.
Wanita itu berusaha untuk mengingat kejadin sebelumnya. Apa yang telah terjadi dengannya?
Ia tinggal bersama sang sahabat di apartemen, hanya saja beberapa hari ini ia merindukan rumahnya yang dulu, rumah kontrakan yang selama ini menemani harinya. Ia bergegas berlari ke arah kamar mandi yang terletak di luar kamar setelah melihat jam di atas nakas, karena begadang nonton film india membuatnya bangun kesiangan. Hari ini sahabat yang sudah ia anggap saudara sendiri akan menikah dengan laki-laki kaya. Laki-laki sakit yang selama ini sahabatnya itu rawat.
"Dia beruntung sekali dari babysitter jadi istri, orang kaya pula. wanita yang beruntung," gumam wanita yang biasa dipanggil Ratna saat memilih baju untuk menghadiri acara pernikahan sang sahabat. "Apa aku bisa seberuntung itu, ya? Ayo, semangat! Tidak boleh iri, setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing." Ratna berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri.
Setelah selesai bersiap, ia keluar rumah, belum sempat pagar pintu dibuka seseorang datang mendekatinya.
"Wah, udah cantik aja, Neng. Mau kemana? Abang anterin, ya?"
Duh, inilah resiko jadi janda kelewat cantik.
Inilah Ratna, memiliki sifat percaya diri terlalu tinggi. Sifatnya dengan sang sahabat sebelas duabelas, hingga mereka terlihat seperti saudara. Bedanya Ratna lebih percaya diri, narsis dan cuek. Keduanya juga sama-sama menyandang status janda.
"Terima kasih, saya sudah pesan taxi, Pak. Tuh, sudah ada di depan," jawab wanita yang masih berusia 23 tahun itu sembari menunjuk taxi yang ada di depan gang.
"Kalau begitu, abang temani sampai depan ya, Neng?" Bapak itu masih maksa sembari tersenyum lebar. Sudah dipanggil bapak, masih aja abang, kayak abang kredit saja.
Segera Ratna menutup pagar pintu lalu lekas berjalan meninggalkan bapak itu.
"Neng, tunggu!" Ratna tidak menoleh sedikitpun, ia berjalan dengan terburu langsung masuk ke dalam taxi. Sedangkan bapak itu berhenti ketika melihat wanita yang tak lain adalah ibu dari anak-anaknya berjalan dari arah berlawanan.
"Dasar mata keranjang! Kenapa gak lanjut? Takut dipecat jadi suami, ya?" cibir ibu-ibu yang berada tepat di sebelah rumah Ratna. Dari tadi ibu itu hanya memperhatikan saja.
Bapak itu hanya melihat sekilas ke arah ibu-ibu yang menurutnya julid itu. Lalu pergi dari tempat itu sebelum wanita yang berstatus istrinya menyadari keberadaan dirinya di depan rumah janda kembang.
Berberapa menit kemudian taxi yang ditumpangi Ratna berhenti di depan rumah yang berpagar besar dan tinggi. Setelah membayar ongkos taxi ia keluar dari dalam taxi. Kedua netranya menatap kagum ke arah bangunan yang begitu besar dan mewah itu.
"Apa benar ini rumahnya?" Merasa tidak yakin, ia mengambil kertas kecil yang tadi sempat ia masukkan ke dalam tas. "Iya, benar. Wah, ketiban durian runtuh, ni, si Putri!" Ratna memasukkan kembali kertas kecil itu lalu hendak melangkah mendekati pintu pagar.
Rumah itu terlihat sepi, sebelumnya sang sahabat sudah bilang kalau pernikahannya hanya sederhana dan dihadiri keluarga inti saja.
Tiba-tiba dua pria berpakaian hitam menghampirinya dan bertanya mau kemana. Entah dari mana datangnya dua pria itu. Ia berpikir dua laki-laki itu penjaga rumah.
"Mari, Nona. Ikut saya," ucap salah satu dari mereka setelah tahu tujuan wanita itu.
Ratna melangkah di antara dua pria itu, satu di depan dan satunya lagi di belakang. Salah satu pria itu mengarahkan Ratna ke arah yang berbeda, bukannya masuk ke dalam rumah tapi menuju ke arah mobil. Ratna menurut, dia tidak merasa curiga sedikitpun.
"Kita mau ke mana?" tanya Ratna sembari berjalan.
"Ke acara pernikahan, Nona."
"Dengan mobil?" tanya Ratna berhenti sembari menatap ke arah laki-laki itu.
"Ya, Nona. Jarak pintu utama dan pagar depan lumayan jauh. Kita harus menggunakan mobil. "
"Oh, begitu. Tapi kenapa mobilnya di luar rumah, ya?" tanya Ratna mulai curiga. Laki-laki itu hanya diam, lalu membuka pintu mobil.
Ratna dipersilahkan untuk masuk. Namun, ketika satu kakinya hendak masuk, ia merasa ragu setelah sekilas melirik pria di sampingnya tersenyum licik.
Di dalam mobil lain tak jauh dari tempat itu, seorang laki-laki tersenyum menyeringai. "Bagus. Akhirnya aku menemukanmu!" ucapnya dengan rahang mengeras.
*
*
Ratna tersenyum kecil setelah menyadari keadaannya. Diculik.
Benarkah aku diculik? Tapi untuk apa?Apa yang mereka inginkan dariku? Tebusan? Apa aku terlihat kaya hanya karena berdiri di depan rumah orang kaya?
Ratna tersenyum aneh. Senyum yang mengisyaratkan kesedihan. Apapun yang terjadi ia harus tetap tersenyum karena ia tidak punya tempat untuk bersandar. Sebelumnya ia punya sahabat yang selalu menemaninya, sekarang ia akan kesepian seperti sebelum ia mengenal sang sahabat.
Kehidupan yang sulit sudah biasa untuknya. Tidak pernah mengenal orang tuanya sendiri, tinggal di panti asuhan, berjuang untuk mendapatkan beasiswa meskipun akhirnya harus ia relakan. Menikah, hal yang seharusnya menjadi akhir kesendiriannya harus kandas di tengah jalan pula. Suaminya selingkuh dan hidup bahagia bersama istri baru dan seorang putri yang sangat catik.
Wanita itu kembali melangkah perlahan untuk mencari tahu dimana ia berada. Yang pasti itu bukan sebuah gudang, dari aroma ruangan itu saja bisa dipastikan ia berada di dalam kamar pria. Tiba-tiba Ratna terjatuh karena kakinya tersandung.
"Bodoh!" umpat Ratna pada orang yang menculiknya. "Apa mereka tidak tahu jika aku hanya wanita miskin?" lanjutnya pelan dengan suara bergetar. Bibir itu tetap tersenyum dalam ketakutan yang luar biasa. Apapun motif penculikan itu, tetap saja dia diculik.
Bagaimana jika mereka langsung membunuhku, setelah tahu aku ini wanita miskin?
Tubuhnya sedikit mundur ke belakang, dengan posisi masih duduk di lantai ketika terdengar suara langkah kaki seseorang mendekat. Sungguh wanita itu merasakan takut yang luar biasa. Senyum di bibirnya menghilang seketika. Dapat ia rasakan seseorang duduk di hadapannya lalu memegang kain penutup yang ada di kepalanya. Perlahan kain itu terlepas, kedua mata indah itu kini dapat melihat siapa yang berada di hadapannnya.
Sedetik kemudian senyum yang sebelumnya hilang kini terbit kembali.
My Love
Ia terkejut bukan main melihat cinta pertamanya di sekolah dulu tiba-tiba muncul di hadapannya. Namun, senyum itu hilang kembali setelah melihat laki-laki itu menyeringai. Pikiran buruk dengan cepat mendarat di kepalanya.
"Kau ... kau menculikku?" tanyanya dengan suara tercekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Safa Almira
lucu
2024-08-31
1
Mpk Tahmid
jangan jangan bang Raditya yg merencanakan semua seperti pernikahan hardian dan putri.
2023-08-21
1
Mughni Ya
nah kn ,,smoga bang radit sudah mngenal ratna,dri plot sblumnya d kisah putri,,raditya pernh ngmng saat mau ke apartm nya putri dia mlihat putri dan seorang cewe tpi dlihat dri blkng,aku lupa dia bdhehem apa(spertinya aku mngenl wnita itu) skira gtu
2023-07-04
4