Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali

Sejak itu Raditya merasa canggung, berbeda dengan Ratna. Ia selau mengambil kesempatan dalam kesempitan. Memanfaatkan sikap laki-laki itu yang semakin baik padanya.

Dua minggu sudah berlalu. Raditya bingung dengan perasaannya sendiri. Jika ia mengatakan kebenaran itu dapat dipastikan wanita itu akan segera angkat kaki dari apartemennya, kecuali jika wanita itu masih mencintainya. Dia juga sudah memberikan kebebasan pada Ratna jika ingin keluar dari apartemen untuk jalan-jalan atau sekedar membeli barang yang wanita itu inginkan.

"Apa yang harus aku lakukan?" Raditya merasa frustasi.

"Apapun yang terjadi aku harus tetap meminta maaf."

Sementara di dapur. Ratna yang biasanya bersikap tenang, saat ini merasa gugup luar biasa. Kegugupannya bertambah ketika melihat pria yang membuatnya gugup terlihat keluar dari dalam kamar.

Tenanglah, semua akan lancar seperti rencana.

Raditya berjalan langsung menuju meja makan, kegiatan yang akhir-akhir ini sering mereka lakukan, sarapan bersama, makan siang bersama, hingga makan malam bersama.

Keduanya sarapan bersama tanpa berbicara sepatah katapun dengan pikiran yang berbeda. Tentu saja Raditya tidak merasakan kegugupan Ratna karena saat ini dirinya juga tak kalah gugup dengan alasan yang berbeda.

Setelah sarapan keduanya duduk santai di depan televisi. Raditya tidak bekerja karena hari ini weekend. Dia berencana akan meminta maaf setelah itu mengajak Ratna jalan-jalan dan juga membiarkan wanita itu pergi.

Berbeda dengan Ratna yang berjalan ke arah dapur untuk membuat minuman. Minuman sudah selesai, tapi ia masih menatap minuman itu dengan tangan bergetar. Sedetik kemudian ia mengeluarkan sesuatu yang ia sembunyikan di balik kantong celana. Lalu memasukkannya ke dalam minuman yang ia buat. Setelah cukup merasa tenang ia membawa dua gelas minuman itu ke tempat Raditya berada.

Setelah meletakkan minuman tersebut, Ratna duduk disamping Raditya. Cukup lama keduanya terdiam, hanya terdengar suara televisi.

"Ada yang ingin aku katakan," ujar Raditya membelah keheningan.

Deg

Seketika jantung Raditya berdetak cepat saat wanita itu menoleh ke arahnya.

Ratna juga tak kalah berdebar. Dia takut ketahuan. Secepat kilat ia menetralkan debaran di jantungnya.

"Apa?" Ratna menunggu laki-laki itu lanjut berbicara. "Minumlah dulu kau terlihat gugup."

"Terlihat jelas, ya?" tanya Raditya kikuk, begitulah kalau sudah gugup padahal menghadapi investor tak segugup itu.

Tidak tahu, aku hanya asal menebak karena aku juga gugup setengah mati.

Ratna mengambil gelas Raditya lalu memberikannya dengan perasaan yang dag dig dug.

Berhasil.

Ratna bernapas lega setelah minuman pria tersebut tinggal setengah.

"Sekarang katakanlah!" Ratna tersenyum lembut, kain sutra mah kalah lembut.

Raditya mengambil napas panjang lalu menghembuskannya.

"Apapun yang akan aku katakan mungkin akan mengejutkanmu. Aku harap .... "

Tiba-tiba tubuh Raditya jatuh ke sofa. Ratna melambaikan tangannya di depan wajah Raditya. Laki-laki itu tak bergerak sedikitpun. Ratna menidurkan kepala laki-laki itu lalu meluruskan kakinya. Sekarang posisi Raditya berbaring di atas sofa.

Wanita itu tersenyum lembut sembari menatap wajah tampan laki-laki yang sayangnya masih tersimpan dalam hati.

"Selamat tinggal, My love." Ratna mendekatkan wajahnya lalu mencium kening pria itu.

"Aku akan mengakhiri perasaan ini. Kadang mencintai itu harus tahu diri dan aku baru menyadarinya. Dulu saat mencintaimu aku harus mengorbankan sekolahku. Sekarang karena cinta pula aku menjadi pahlawan kesiangan dengan membantumu dari orang jahat dan akhirnya aku di sini, menerima semua perlakuan burukmu. Aku pergi, ya, jaga diri baik-baik."

Ratna beranjak lalu melangkah masuk ke dalam kamar, ia mengambil tas kecilnya tanpa membawa pakaian, nanti ia berencana akan membelinya. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar Raditya, melihat ke arah nakas lalu mengambil sesuatu dari sana.

"Dua juta tiga ratus, lumayanlah untuk biaya hidup." Lalu ia melangkah keluar, kembali menatap Raditya yang masih terbaring pulas di atas sofa.

"Aku minta uangnya, anggap saja kau bersedekah padaku, aku menerimanya dengan senang hati, terima kasih. Semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi."

Setelah itu, Ratna pun keluar dari apartemen. Ia menghentikan taxi lalu masuk ke dalam.

"Selamat tinggal Put, maaf belum bisa mengucapkan selamat ataupun mengucapkan salam perpisahan, semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu saudaraku." Ratna meneteskan air mata mengingat sang sahabat.

Ia bertemu Putri di taman saat wanita itu sedang membutuhkan bantuan dan dirinya yang sedang frustasi. Mereka dipertemukan di saat yang tepat. Sebelum akhirnya memutuskan untuk tingagl bersama. Ratna bersyukur dengan kedatangan Putri.

*

*

Setelah beberapa jam Raditya membuka kedua matanya.

"Badanku terasa pegal." Raditya bangun sembari memegang tubuhnya lalu menyapukan pandangan ke arah sekitar. " Pantas saja sakit, aku tertidur di sofa. Bagaiamana bisa aku tidur di sini?" imbuhnya sambil berdiri lalu berjalan ke arah kamarnya.

Laki-laki itu belum menyadari situasi yang terjadi. Karena merasa lelah Raditya memutuskan untuk mandi biar lebih segar. Setelah selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk yang melilit pinggangnya dan satu handuk ditangan ia gunakan untuk menggosok rambut. Setelah sampai di depan cermin, ia melihat pantulan dirinya di dalam cermin sembari tersenyum saat teringat sesuatu.

Deg

Seketika senyumnya hilang saat menyadari sesuatu. Ia menatap jam yang ada di atas nakas. Ia mundur ke belakang dengan tubuh gontai. Pikiran buruk tiba-tiba menyerang kepalanya. Bergegas ia memakai baju. Kaos putih dan celana pendek, ia mengambil baju asal.

Setelah selesai ia berlari keluar kamar dengan napas memburu ia masuk ke kamar yang ada di sebelahnya. Melihat sekeliling. Kosong. Membuat pikirannya tak menentu. Melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar mandi dengan harapan wanita itu ada di dalam.

"Tidak. Tidak mungkin dia pergi."

Kemudian Raditya memeriksa lemari pakaian. Ia bernapas lega setelah melihat isi pakaian yang masih utuh.

"Sepertinya dia di dapur. Aku terlalu berlebihan." Dengan perasaan lega ia berjalan keluar dari kamar Ratna.

Raditya langsung melangkahkan kakinya ke dapur. Rasa lega yang sempat ia rasakan kini berubah kembali membuat pria itu gelisah. Perasan takut lebih menguasainya. Tak ingin berlama-lama, ia segera masuk kembali ke dalam kamar lalu menghidupkan laptop yang ada di atas meja di kamar itu.

Kedua mata Raditya terbuka lebar dengan perasan yang tak bisa ia jelaskan.

Raditya mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Cari dia sampai dapat dalam waktu kurang dari 24 jam." Perintah Raditya pada seseorang yang berada di seberang sana. Setelah itu ia mematikan sambungan teleponnya.

"Maaf kau harus kembali karena aku belum meminta maaf padamu," ucap Raditya dengan tersenyum penuh arti. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan karena orang suruhannya akan dengan mudah menemukan Ratna.

"Kau berani sekali mengambil uangku. Dasar wanita ajaib." Raditya tersenyum saat membayangkan wanita itu.

*

Sambil nunggu up yuk mampir ke novelku yang lain. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Indah Alifah

Indah Alifah

go Ratna go kasih pelajaran si anu itu

2023-09-29

0

Mpk Tahmid

Mpk Tahmid

Ratna bikin gemes marah kecewa tp masih cinta

2023-08-21

1

Dita Rahma

Dita Rahma

lanjut up mom novelny. good lah

2023-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terkejut bukan main
2 Bab 2 Istriku pergi
3 Bab 3 Lingeria hitam
4 Bab 4 Rencana untuk kabur
5 Bab 5 Berhasil kabur
6 Bab 6 Tertangkap kembali
7 Bab 7 Terlalu percaya diri
8 Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9 Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10 Bab 10 Diculik lagi
11 Bab 11 Selidiki dia
12 Bab 12 Mas Teguh
13 Bab 13 Kedatangan Putri
14 Bab 14 Sahabat melahirkan
15 Bab 15 Bertemu kembali
16 Bab 16 Pengecut
17 Bab 17 Cukup menikmatinya
18 Bab 18 Aku harus pergi
19 Bab 19 Membuka lembaran baru
20 Bab 20 Lagi-lagi statusku
21 Bab 21 Masalah hati
22 Bab 22 Tidak sadarkan diri
23 Bab 23 Meminta kesempatan
24 Bab 24 Candle light dinner
25 Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26 Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27 Bab 27 Bertemu mantan suami
28 Bab 28 Aku mau
29 Bab 29 Mama Ana
30 Bab 30 Ratna dan Tiska
31 Bab 31 Rahasia terbongkar
32 Bab 32 Empat hari lagi
33 Bab 33 Tolong aku
34 Bab 34 Ups, aku lupa
35 Bab 35 Aku masih hidup
36 Bab 36 Antara ingin dan dosa
37 Bab 37 Pergilah!
38 Bab 38 Menemui Sayla
39 Bab 39 O... ternyata
40 Bab 40 Aku percaya
41 Bab 41 Putri yang hebat
42 Bab 42 Apa yang aku tangisi
43 Bab 43 Berapa lama?
44 Bab 44 Saling menggoda
45 Bab 45 Status kekasih pria lain
46 Bab 46 Apalagi ini?
47 Bab 47 Melepasmu
48 Bab 48 Langsung tarik saja
49 Bab 49 Private villas of Bali
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Tinggal bersama
52 Bab 52 Menantu kurang sopan
53 Bab 53 Keputusan Vino
54 Bab 54 Hamil
55 Bab 55 Myeongdong
56 Bab 56 Kekasih Sayla
57 Bab 57 Selingkuh itu indah
58 Bab 58 Kedatangan Kim
59 Bab 59 Harus kembali
60 Bab 60 Subrata terbaring lemah
61 Bab 61 Maafkan Ayah
62 Bab 62 Bertemu kembali
63 Bab 63 Kadaluwarsa
64 Bab 64 Kita menikah, ya
65 Bab 65 Sebentar lagi
66 Bab 66 Kau ingin lari?
67 Bab 67 Di dalam kamar
68 Bab 68 Bisa berjalan
69 Bab 69 Wanita pada masa remaja
70 Bab 70 Ungkapan Cinta
71 Bab 71 Kantong Doraemon
72 Bab 72 Tentang Kim
73 Bab 73 Tiga kali seminggu
74 Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75 Bab 75 Hanya bercanda
76 Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77 Bab 77 Menikahlah denganku!
78 Bab 78 Memberikan penjelasan
79 Bab 79 Berulang kali minta maaf
80 Bab 80 Harus bertanggung jawab
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Terkejut bukan main
2
Bab 2 Istriku pergi
3
Bab 3 Lingeria hitam
4
Bab 4 Rencana untuk kabur
5
Bab 5 Berhasil kabur
6
Bab 6 Tertangkap kembali
7
Bab 7 Terlalu percaya diri
8
Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9
Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10
Bab 10 Diculik lagi
11
Bab 11 Selidiki dia
12
Bab 12 Mas Teguh
13
Bab 13 Kedatangan Putri
14
Bab 14 Sahabat melahirkan
15
Bab 15 Bertemu kembali
16
Bab 16 Pengecut
17
Bab 17 Cukup menikmatinya
18
Bab 18 Aku harus pergi
19
Bab 19 Membuka lembaran baru
20
Bab 20 Lagi-lagi statusku
21
Bab 21 Masalah hati
22
Bab 22 Tidak sadarkan diri
23
Bab 23 Meminta kesempatan
24
Bab 24 Candle light dinner
25
Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26
Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27
Bab 27 Bertemu mantan suami
28
Bab 28 Aku mau
29
Bab 29 Mama Ana
30
Bab 30 Ratna dan Tiska
31
Bab 31 Rahasia terbongkar
32
Bab 32 Empat hari lagi
33
Bab 33 Tolong aku
34
Bab 34 Ups, aku lupa
35
Bab 35 Aku masih hidup
36
Bab 36 Antara ingin dan dosa
37
Bab 37 Pergilah!
38
Bab 38 Menemui Sayla
39
Bab 39 O... ternyata
40
Bab 40 Aku percaya
41
Bab 41 Putri yang hebat
42
Bab 42 Apa yang aku tangisi
43
Bab 43 Berapa lama?
44
Bab 44 Saling menggoda
45
Bab 45 Status kekasih pria lain
46
Bab 46 Apalagi ini?
47
Bab 47 Melepasmu
48
Bab 48 Langsung tarik saja
49
Bab 49 Private villas of Bali
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Tinggal bersama
52
Bab 52 Menantu kurang sopan
53
Bab 53 Keputusan Vino
54
Bab 54 Hamil
55
Bab 55 Myeongdong
56
Bab 56 Kekasih Sayla
57
Bab 57 Selingkuh itu indah
58
Bab 58 Kedatangan Kim
59
Bab 59 Harus kembali
60
Bab 60 Subrata terbaring lemah
61
Bab 61 Maafkan Ayah
62
Bab 62 Bertemu kembali
63
Bab 63 Kadaluwarsa
64
Bab 64 Kita menikah, ya
65
Bab 65 Sebentar lagi
66
Bab 66 Kau ingin lari?
67
Bab 67 Di dalam kamar
68
Bab 68 Bisa berjalan
69
Bab 69 Wanita pada masa remaja
70
Bab 70 Ungkapan Cinta
71
Bab 71 Kantong Doraemon
72
Bab 72 Tentang Kim
73
Bab 73 Tiga kali seminggu
74
Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75
Bab 75 Hanya bercanda
76
Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77
Bab 77 Menikahlah denganku!
78
Bab 78 Memberikan penjelasan
79
Bab 79 Berulang kali minta maaf
80
Bab 80 Harus bertanggung jawab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!