Bab 4 Rencana untuk kabur

Sedikitpun, Ratna tidak melihat ke arah laki-laki itu. Ia bersikap setenang mungkin meskipun di dalam hati terasa gugup, wanita itu tetap mempertahankan wajah kakunya. Ia duduk tepat dihadapan Raditya lalu mengambil air di atas meja, setelah itu menguknya perlahan hingga tandas.

"Sudah puas melihatnya?" tanya Ratna tanpa melihat wajah pria tampan itu. "Apa sekarang ... aku boleh berganti pakaian?" Ratna meletakkan gelasnya kembali ke atas meja. "Ini sangat tidak nyaman."

Raditya tidak menjawab sepatah katapun. Ia seperti terhipnotis melihat kemolekan tubuh wanita dihadapannya. Wanita yang dulu sangat memujanya itu. Meskipun ia tidak pernah menjawab ungkapan perasaan wanita itu, tapi keberadaannya membuat rasa tersendiri di dalam hatinya.

"Kalau begitu, aku ke kamar dulu." Tanpa menunggu jawaban pria yang masih terdiam tersebut, Ratna segera pergi meninggalkan pria itu sendirian dalam lamunannya. Wanita itu masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu. Setelah pintu itu terkunci, Ratna memegang dadanya dengan napas tak beraturan.

"Jantungku...," Ratna meraba dadanya yang berdetak cepat. "Sepertinya masih aman ditempatnya." Lalu ia menghela napas panjang.

"Ini termasuk pelecehan. Dia sudah melecehkanku, tapi kenapa? Jantung ini masih berdetak cepat jika berada di dekatnya." Ratna menatap jantungnya. "Jantung, apa kau tidak bisa merasakannya, dia sudah jahat padaku. Dia bukan pria yang dulu lagi. Jadi, aku mohon berhentilah berdetak untuknya, aku akan cari orang lain saja."

Untuk ke sekian kalinya wanita itu menarik dan menghembuskan napasnya. Setelah itu ia berganti pakaian, memalukan sekali memakai lingeria itu. Tapi ia tidak punya pilihan lain lagi.

"Apa aku harus pasrah dan menerima nasib?" tanyanya pada diri sendiri, lalu diam sebentar. "Put, aku merindukanmu. Apa kau sudah menikah? Apa kau baik-baik saja? Apa kau menyadari ketiadaanku?" Wajahnya berubah murung saat teringat sang sahabat.

Wanita itu bangkit lalu menatap cermin. Wajah yang tadinya murung kini telah berubah. "Kau tidak boleh menyerah, kau harus bahagia dan bebas dari sini!" titahnya pada wanita yang ada di cermin yang tak lain adalah dirinya sendiri.

"CCTV. Kenapa aku melupakannya, aku harus memeriksanya."

Ratna berjalan ke arah kamar mandi lalu masuk, ia memeriksa apakah di sana ada CCTV, ternyata tidak ada. Ia memutari seluruh kamar dan untungnya di kamar itu juga tudak ada CCTV.

Ratna yakin pria itu sudah pergi dari apartemen. Lalu ia keluar dari dalam kamar, berjalan ke arah dapur.

Di sini juga tidak ada.

Ketika ia keluar dari dapur tatapannya bertemu dengan satu cctv.

Ternyata di sini. Pasti ada lagi. Satu, dua, tiga, empat. Ternyata ada empat cctv, berarti hanya kamar dan dapur yang tidak ada CCTV-nya. Sekarang rencana berikutnya.

Ratna segera masuk ke dalam kamar lagi. Setelah itu, ia membuka tirai melihat seberapa tinggi tempatnya berada.

"Wau ... tinggi sekali! Dapat dipastikan langsung meninggalkan nama jika lompat dari sini." Ia memeriksa jendela. "Sangat Beresiko jika keluar lewat jendela."

Ratna mondar-mandir sembari memikirkan cara untuk keluar dari apartemen itu.

"Berarti aku harus keluar lewat pintu depan, nih. Dijaga atau tidak, ya?" Setelah lelah berpikir ia merabahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Besok aku harus pergi dari sini, saat Raditya berada ke kantor."

Tak lama wanita itupun tertidur, ia harus punya banyak tenaga untuk menghadapi hari esok.

*

*

Keesokan harinya.

Ratna sudah siap untuk beraksi. Ia memakai celana jeans agar mudah untuk berlari. Ia juga memakai kaos oblong dan juga jaket untuk berjaga-jaga.

"Aku harus bisa!" Wanita itu berucap penuh semangat pada diri sendiri. Dia berusaha untuk menguatkan diri, tapi tubuh sepertinya belum sehati, tangan dan kakinya bergetar, membuat ragu untuk melangkah keluar kamar. "Ayolah, kamu pasti bisa!"

Ratna berjalan ke arah sofa yang dapat dengan jelas ditangkap oleh cctv sembari memegangi tubuh bagian belakangnya.

"Bagaimana ini? Aku butuh pembalut. Bagaimana cara mendapatkannya?" tanya Ratna, ia berbicara sendiri dengan suara sengaja dikerasakan dan dengan mimik wajah gelisah.

Kita lihat apa ini akan berhasil? Tunggu beberapa menit lagi.

Ratna duduk di atas sofa dengan sedikit merintih dan tak lupa mimik wajah yang terlihat gelisah.

Setelah beberapa menit, pintu apartemen terbuka dari luar. Sosok dua pria kekar yang kemarin menculiknya muncul di balik pintu.

Ternyata mereka berdua berjaga di luar.

"Ini, Nona. Mungkin Anda akan butuh nanti," kata salah satu dari pria itu sambil meletakkkan bungkusan di atas meja lalu mereka keluar kembali tanpa meminta ucapan terimakasih.

Ratna meraih bungkusan itu lalu melihat isinya. Ia tersenyum dalam hati.

Berhasil. Langkah pertama sesuai dengan rencana, sekarang tinggal melanjutkan langkah ke dua.

Ratna masuk ke dalam kamar untuk berpura-pura memakai pembalut yang diberikan pria kekar tadi.

"Dia memantauku dari cctv. Licik sekali, untung saja di kamar tidak ada cctv, " umpat Ratna sembari melempar bungkusan tadi.

Setelah itu ia keluar lagi, lalu berjalan menuju ke arah pintu, untuk mencoba peruntungannya. Ia mengangkat satu tangannya untuk mengetuk pintu, dalam ketukan ketiga pintu terbuka dari luar.

Kenapa harus pakek penjaga, sih! Apa tidak cukup hanya dengan mengunci pintu saja.

"Aku butuh sesuatu, perutku sakit disebabkan datang bulan. Aku perlu obat," jelas Ratna dengan mimik wajah menahan sakit.

Kedua laki-laki itu saling pandang.

"Saya yang akan beli, Nona."

"Itu terlalu lama, kita berangkat bersama saja. Aku sudah tidak kuat."

"Maaf, Nona. Anda tidak bisa keluar dari sini."

"Kalau kalian yang beli, aku harus menunggu kalian kembali. Aku butuh obatnya segera. Aku tidak akan kabur, lagipula bagaimana caranya bisa kabur dari kalian, tidak akan bisa 'kan?"

Keduanya kembali saling pandang.

"Saya akan menghubungi tuan dulu, Nona."

"Di jalan saja, aku sudah tidak kuat." Ratna menerobos keluar. "Ayo, kita jalan sekarang agar aku lebih cepat untuk kembali ke sini! Percayalah, aku tidak akan kabur! Aku akan tunggu di luar dan salah satu dari kalian yang masuk supermarket. Bagaimana?"

Keduanya tidak berani menjawab. Sang bos juga tidak bisa dihubungi.

"Ayolah, hanya sebentar!" bujuk Ratna dengan wajah melasnya. "Tidak diangkat? Nanti di jalan kalian hubungi lagi bos kalian itu, sekarang antar aku dulu!"

Kedua pria itu masih terlihat ragu. Namun, melihat wanita itu yang menahan sakit. Akhirnya kedua pria itu termakan bujuk rayu Ratna. Wanita itu tersenyum dalam hati. Mereka masuk ke dalam lift lalu turun ke bawah.

Sesuai kesepakatan Ratna menunggu di luar dengan satu pria, yang satunya lagi masuk ke supermarket untuk membeli obat yang ia butuhkan. Ratna masih melanjutkan acting sakitnya. Ia pantas mendapat gelar artis terbaik.

Terpopuler

Comments

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

suka sm ratna yg optimis dan penuh semangat

2023-07-27

2

we

we

penasaran .. bisa kabur nga🤔

2023-07-22

0

Hman Pedang

Hman Pedang

ratna hebat bisa kelabui penjaga

2023-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terkejut bukan main
2 Bab 2 Istriku pergi
3 Bab 3 Lingeria hitam
4 Bab 4 Rencana untuk kabur
5 Bab 5 Berhasil kabur
6 Bab 6 Tertangkap kembali
7 Bab 7 Terlalu percaya diri
8 Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9 Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10 Bab 10 Diculik lagi
11 Bab 11 Selidiki dia
12 Bab 12 Mas Teguh
13 Bab 13 Kedatangan Putri
14 Bab 14 Sahabat melahirkan
15 Bab 15 Bertemu kembali
16 Bab 16 Pengecut
17 Bab 17 Cukup menikmatinya
18 Bab 18 Aku harus pergi
19 Bab 19 Membuka lembaran baru
20 Bab 20 Lagi-lagi statusku
21 Bab 21 Masalah hati
22 Bab 22 Tidak sadarkan diri
23 Bab 23 Meminta kesempatan
24 Bab 24 Candle light dinner
25 Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26 Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27 Bab 27 Bertemu mantan suami
28 Bab 28 Aku mau
29 Bab 29 Mama Ana
30 Bab 30 Ratna dan Tiska
31 Bab 31 Rahasia terbongkar
32 Bab 32 Empat hari lagi
33 Bab 33 Tolong aku
34 Bab 34 Ups, aku lupa
35 Bab 35 Aku masih hidup
36 Bab 36 Antara ingin dan dosa
37 Bab 37 Pergilah!
38 Bab 38 Menemui Sayla
39 Bab 39 O... ternyata
40 Bab 40 Aku percaya
41 Bab 41 Putri yang hebat
42 Bab 42 Apa yang aku tangisi
43 Bab 43 Berapa lama?
44 Bab 44 Saling menggoda
45 Bab 45 Status kekasih pria lain
46 Bab 46 Apalagi ini?
47 Bab 47 Melepasmu
48 Bab 48 Langsung tarik saja
49 Bab 49 Private villas of Bali
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Tinggal bersama
52 Bab 52 Menantu kurang sopan
53 Bab 53 Keputusan Vino
54 Bab 54 Hamil
55 Bab 55 Myeongdong
56 Bab 56 Kekasih Sayla
57 Bab 57 Selingkuh itu indah
58 Bab 58 Kedatangan Kim
59 Bab 59 Harus kembali
60 Bab 60 Subrata terbaring lemah
61 Bab 61 Maafkan Ayah
62 Bab 62 Bertemu kembali
63 Bab 63 Kadaluwarsa
64 Bab 64 Kita menikah, ya
65 Bab 65 Sebentar lagi
66 Bab 66 Kau ingin lari?
67 Bab 67 Di dalam kamar
68 Bab 68 Bisa berjalan
69 Bab 69 Wanita pada masa remaja
70 Bab 70 Ungkapan Cinta
71 Bab 71 Kantong Doraemon
72 Bab 72 Tentang Kim
73 Bab 73 Tiga kali seminggu
74 Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75 Bab 75 Hanya bercanda
76 Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77 Bab 77 Menikahlah denganku!
78 Bab 78 Memberikan penjelasan
79 Bab 79 Berulang kali minta maaf
80 Bab 80 Harus bertanggung jawab
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Terkejut bukan main
2
Bab 2 Istriku pergi
3
Bab 3 Lingeria hitam
4
Bab 4 Rencana untuk kabur
5
Bab 5 Berhasil kabur
6
Bab 6 Tertangkap kembali
7
Bab 7 Terlalu percaya diri
8
Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9
Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10
Bab 10 Diculik lagi
11
Bab 11 Selidiki dia
12
Bab 12 Mas Teguh
13
Bab 13 Kedatangan Putri
14
Bab 14 Sahabat melahirkan
15
Bab 15 Bertemu kembali
16
Bab 16 Pengecut
17
Bab 17 Cukup menikmatinya
18
Bab 18 Aku harus pergi
19
Bab 19 Membuka lembaran baru
20
Bab 20 Lagi-lagi statusku
21
Bab 21 Masalah hati
22
Bab 22 Tidak sadarkan diri
23
Bab 23 Meminta kesempatan
24
Bab 24 Candle light dinner
25
Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26
Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27
Bab 27 Bertemu mantan suami
28
Bab 28 Aku mau
29
Bab 29 Mama Ana
30
Bab 30 Ratna dan Tiska
31
Bab 31 Rahasia terbongkar
32
Bab 32 Empat hari lagi
33
Bab 33 Tolong aku
34
Bab 34 Ups, aku lupa
35
Bab 35 Aku masih hidup
36
Bab 36 Antara ingin dan dosa
37
Bab 37 Pergilah!
38
Bab 38 Menemui Sayla
39
Bab 39 O... ternyata
40
Bab 40 Aku percaya
41
Bab 41 Putri yang hebat
42
Bab 42 Apa yang aku tangisi
43
Bab 43 Berapa lama?
44
Bab 44 Saling menggoda
45
Bab 45 Status kekasih pria lain
46
Bab 46 Apalagi ini?
47
Bab 47 Melepasmu
48
Bab 48 Langsung tarik saja
49
Bab 49 Private villas of Bali
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Tinggal bersama
52
Bab 52 Menantu kurang sopan
53
Bab 53 Keputusan Vino
54
Bab 54 Hamil
55
Bab 55 Myeongdong
56
Bab 56 Kekasih Sayla
57
Bab 57 Selingkuh itu indah
58
Bab 58 Kedatangan Kim
59
Bab 59 Harus kembali
60
Bab 60 Subrata terbaring lemah
61
Bab 61 Maafkan Ayah
62
Bab 62 Bertemu kembali
63
Bab 63 Kadaluwarsa
64
Bab 64 Kita menikah, ya
65
Bab 65 Sebentar lagi
66
Bab 66 Kau ingin lari?
67
Bab 67 Di dalam kamar
68
Bab 68 Bisa berjalan
69
Bab 69 Wanita pada masa remaja
70
Bab 70 Ungkapan Cinta
71
Bab 71 Kantong Doraemon
72
Bab 72 Tentang Kim
73
Bab 73 Tiga kali seminggu
74
Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75
Bab 75 Hanya bercanda
76
Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77
Bab 77 Menikahlah denganku!
78
Bab 78 Memberikan penjelasan
79
Bab 79 Berulang kali minta maaf
80
Bab 80 Harus bertanggung jawab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!