Bab 5 Berhasil kabur

"Temanmu, lama sekali. Apa dia tidak bisa membaca? Perutku sakit sekali." Ratna meletakkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan memegang perut, tak lupa suara rintihan terbaik ia keluarkan.

"Mungkin stoknya habis, Nona."

"Kalau begitu, ganti obat yang lain saja. Obat nyeri femini. Aku tidak kuat untuk berjalan ke dalam, kau saja yang masuk."

Laki-laki itu menatap Ratna. Ratna pun mengerti arti tatapan pria itu.

"Aku tidak akan kabur. Lagi sakit begini, mana kuat untuk berlari. Keinginan kabur itu ada, tapi aku menundanya dulu. Nanti saja, kalau sudah sembuh. Aduh ... sakit sekali." Ratna merintih di akhir ucapannya.

Sepertinya laki-laki itu percaya. Dia berjalan masuk sembari menoleh ke arah Ratna hingga berkali-kali. Setelah dipastikan laki-laki itu masuk sangat jauh, seketika Ratna berdiri lalu berlari. Di tengah jalan ia menukar jaketnya dengan jaket hoody milik wanita yang seukuran dengannya. Beruntungnya wanita itu langsung mau karena jaket yang dikenakannya adalah jaket bermerk.

Ratna berlari kembali memecah kerumunan. Ia akan naik taxi menuju apartemen sahabatnya. Ia tidak membawa apapun, di apartemen masih ada simpanan uang. Mungkin Tuhan masih berpihak padanya. Sewaktu ia kembali ke rumah kontrakan, ia lupa untuk membawa kartu Identitas dan lainnya. Dia hanya membawa sedikit uang , ponsel dan lipstik saat ke acara pernikahan itu.

*

*

Sementara di sisi lain.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Nona, minta obatnya diganti?"

"Dan kau meninggalkannya sendirian?"

Keduanya saling pandang saat menyadari sesuatu. Keduanya berlari ke luar supermarket tanpa peduli lagi dengan obat itu.

"Bodoh, dia kabur! Cepat cari dia!" Keduanya berpencar mencari wanita itu, setelah kursi yang ditempati Ratna kosong.

Kedua pengawal itu sudah berusaha mencari Ratna. Namun, keduanya tidak menemukan wanita itu.

Pengawal itu mengambil ponsel lalu menghubungi sang bos.

*

*

Di sisi lain.

Raditya terlihat marah setelah menerima kabar dari anak buahnya. Dia baru saja selesai rapat.

"Sial!" umpatnya.

Setelah itu ia bergegas keluar dari ruangannya menuju tempat parkir.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi!"

Raditya melajukan mobilnya dengan cepat setelah keluar dari tempat parkir. Dia mengemudikan mobilnya ke tempat yang sudah ia tebak akan dikunjungi Ratna.

*

*

Tak lama taxi yang ditumpangi Ratna sampai di gedung apartemen.

"Pak, bisakah menunggu saya sebentar? Saya mau ambil barang dulu."

"Baik, Nona."

Ratna bergegas turun dari taxi, lalu dengan langkah cepat ia masuk ke dalam gedung itu. Ia bernapas lega setelah keluar dari dalam lift.

Ratna mengambil koper lalu memasukkan beberapa pakaian dan barang penting. Ia harus pergi dari kota itu saat ini juga. Ia bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Raditya. Ia yakin saat ini pria itu sudah menerima kabar dari anak buahnya tentang dirinya yang kabur.

Setelah koper siap, tak lupa ia membawa tas kecil. Dengan cepat Ratna menarik kopernya menuju pintu depan, lalu membuka pintu apartemen itu.

Deg.

Lututnya terasa lemas melihat pemandangan di hadapannya. Rasanya ia ingin berteriak, ingin lari, tapi kaki dan mulutnya tidak melakukan apapun, hanya diam di tempatnya. Pria itu tersenyum sinis ke arahnya.

Kenapa harus ketahuan. Tidak bisakah datang setelah aku pergi. Jadinya, 'kan aku tidak bisa kabur.

"Ada apa?" tanya Ratna tenang, bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa padahal dalam hati bergemuruh.

Ini rumahku. Di sini daerah kekuasaanku. Tidak ada yang boleh menakutiku. Maksudku aku tidak akan takut.

Sedetik kemudian pria itu tertawa keras.

Ratna berusahan untuk menyalurkan keberanian melalui pikirannya.

"Hanya ingin melihatmu yang ingin kabur" jawab Raditya santai sembari menyandarkan tubuhnya di pintu. Tapi dibalik ucapannya seakan-akan mencemooh Ratna.

"Terima kasih, tapi aku harus masuk dulu," sahut Ratna dengan satu tangannya hendak menarik gagang pintu.

Namun, tentu saja pria itu menghalanginya.

"Kau ingin aku masuk lalu kita menghabiskan waktu berdua di atas ranjang?"

"Tidak!"

"Kalau begitu, cepat ikut aku!" Raditya menampakkan taringnya. Kalau tadi suaranya cukup ramah, tapi sekarang sudah mulai meninggi.

"Aku tidak mau! Kau tidak berhak melakukannya padaku!"

"Tidak berhak. Aku tidak peduli. Kau harus merasakan apa yang aku rasakan." Raditya memegang kedua pundak Ratna kuat.

"Sakit.... "

"Apa? Sakit? " tanya Raditya dengan senyum remeh. "Itu tidak seberapa dengan penyesalan yang aku rasakan dan kehilangan istri yang sangat aku cintai."

"Tapi kau salah orang! Aku tidak membunuh istri yang sangat kau cintai itu dan aku tidak peduli dia sudah mati!" Entah keberanian dari mana Ratna mengucapkan itu dengan lantang.

Mendengar pria itu mengucapkan sangat mencintai istrinya membuatku kesal, padahal itu wajar. Entah kenapa aku tidak suka. Terbersit rasa senang di hati istrinya sudah tiada, siapa tahu ada kesempatan untukku. Aku jahat, bukan? Di saat seperti ini, aku masih memikirkan diriku sendiri. Tapi, biarlah! Toh yang jahat disini sebenarnya pria ini yang sayangnya sangat tampan.

Plak

Satu tamparan lagi aku dapatkan.

Air mata menetes begitu saja. Wajahnya masih tertunduk ke samping. Bukan hanya pipi yang sakit melainkan hati itu kian terluka. Belum sempat ia menikmati sakit pada pipinya, tiba-tiba tangannya ditarik keluar dari apartemen itu.

Ratna tersentak kaget, ketika tangannya ditarik kasar oleh pria itu. Dipaksa untuk mengikuti langkah lebar pria itu membuat langkahnya terbirit-birit. Raditya memperlahan langkahnya ketika mulai terlihat banyak orang setelah keluar dari lift.

Ratna yang melihat keadaan ramai, menyentak tangan laki-laki itu lalu berlari keluar dengan langkah seribu. Bersyukur taxi yang ditumpanginya masih berada di sana, bergegas ia masuk ke dalam taxi.

"Jalan, pak!"

Taxi pun melaju ke jalan utama. Ratna melihat kebelakang. Aneh. Laki-laki itu tidak mengejarnya.

"Apa lariku sangat kencang hingga tak terkejar?" tanyanya pada diri sendiri, setelah itu ia menghela napas panjang. "Syukurlah, aku bisa bebas. Semoga kami tidak akan bertemu lagi."

"Mau kemana, Nona?" tanya pak sopir yang dari tadi memperhatikan wanita yang menjadi penumpangnya itu.

"Ke stasiun, Pak."

"Apa ada masalah, Nona? Anda terlihat sedih."

"Tidak, Pak. Hanya saja saya terburu-buru," jawab Ratna sembari tersenyum lembut.

Ratna menatap jalanan dari jendela mobil, tiba-tiba mobilnya berhenti.

"Ada apa, Pak?"

"Ada mobil di depan, Nona?"

Tak lama kaca mobil diketuk dari samping.

"Maaf, pak. Saya mau menjemput istri saya. Dia lagi ngambek, pak."

Sopir taxi membuka pintu mobilnya.

"Pantas saja, istri anda dari tadi terlihat sedih," ujarnya pada laki-laki yang tak lain adalah Raditya.

"Bu ... Bukan. Saya--"

"Sayang, maafin aku ya, aku janji tidak akan mengulanginya lagi." Raditya membuka pintu mobil belakang lalu menarik Ratna keluar dengan lembut .

Ratna hanya menatap Raditya dengan tatapan tak terbaca. Akhirnya ia pasrah mengikuti laki-laki itu.

"Anda sangat beruntung, Nona. Memiliki suami yang sangat mencintai Anda," ucap sopir taxi itu sebelum melajukan kendaraannya.

Terpopuler

Comments

Mpk Tahmid

Mpk Tahmid

tertangkap lg krn penyelidikan radit blm kelar br di reka ulang.

2023-08-21

0

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

yahhhh ketangkep lg

2023-07-27

0

Mughni Ya

Mughni Ya

next thor

2023-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terkejut bukan main
2 Bab 2 Istriku pergi
3 Bab 3 Lingeria hitam
4 Bab 4 Rencana untuk kabur
5 Bab 5 Berhasil kabur
6 Bab 6 Tertangkap kembali
7 Bab 7 Terlalu percaya diri
8 Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9 Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10 Bab 10 Diculik lagi
11 Bab 11 Selidiki dia
12 Bab 12 Mas Teguh
13 Bab 13 Kedatangan Putri
14 Bab 14 Sahabat melahirkan
15 Bab 15 Bertemu kembali
16 Bab 16 Pengecut
17 Bab 17 Cukup menikmatinya
18 Bab 18 Aku harus pergi
19 Bab 19 Membuka lembaran baru
20 Bab 20 Lagi-lagi statusku
21 Bab 21 Masalah hati
22 Bab 22 Tidak sadarkan diri
23 Bab 23 Meminta kesempatan
24 Bab 24 Candle light dinner
25 Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26 Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27 Bab 27 Bertemu mantan suami
28 Bab 28 Aku mau
29 Bab 29 Mama Ana
30 Bab 30 Ratna dan Tiska
31 Bab 31 Rahasia terbongkar
32 Bab 32 Empat hari lagi
33 Bab 33 Tolong aku
34 Bab 34 Ups, aku lupa
35 Bab 35 Aku masih hidup
36 Bab 36 Antara ingin dan dosa
37 Bab 37 Pergilah!
38 Bab 38 Menemui Sayla
39 Bab 39 O... ternyata
40 Bab 40 Aku percaya
41 Bab 41 Putri yang hebat
42 Bab 42 Apa yang aku tangisi
43 Bab 43 Berapa lama?
44 Bab 44 Saling menggoda
45 Bab 45 Status kekasih pria lain
46 Bab 46 Apalagi ini?
47 Bab 47 Melepasmu
48 Bab 48 Langsung tarik saja
49 Bab 49 Private villas of Bali
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Tinggal bersama
52 Bab 52 Menantu kurang sopan
53 Bab 53 Keputusan Vino
54 Bab 54 Hamil
55 Bab 55 Myeongdong
56 Bab 56 Kekasih Sayla
57 Bab 57 Selingkuh itu indah
58 Bab 58 Kedatangan Kim
59 Bab 59 Harus kembali
60 Bab 60 Subrata terbaring lemah
61 Bab 61 Maafkan Ayah
62 Bab 62 Bertemu kembali
63 Bab 63 Kadaluwarsa
64 Bab 64 Kita menikah, ya
65 Bab 65 Sebentar lagi
66 Bab 66 Kau ingin lari?
67 Bab 67 Di dalam kamar
68 Bab 68 Bisa berjalan
69 Bab 69 Wanita pada masa remaja
70 Bab 70 Ungkapan Cinta
71 Bab 71 Kantong Doraemon
72 Bab 72 Tentang Kim
73 Bab 73 Tiga kali seminggu
74 Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75 Bab 75 Hanya bercanda
76 Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77 Bab 77 Menikahlah denganku!
78 Bab 78 Memberikan penjelasan
79 Bab 79 Berulang kali minta maaf
80 Bab 80 Harus bertanggung jawab
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Terkejut bukan main
2
Bab 2 Istriku pergi
3
Bab 3 Lingeria hitam
4
Bab 4 Rencana untuk kabur
5
Bab 5 Berhasil kabur
6
Bab 6 Tertangkap kembali
7
Bab 7 Terlalu percaya diri
8
Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9
Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10
Bab 10 Diculik lagi
11
Bab 11 Selidiki dia
12
Bab 12 Mas Teguh
13
Bab 13 Kedatangan Putri
14
Bab 14 Sahabat melahirkan
15
Bab 15 Bertemu kembali
16
Bab 16 Pengecut
17
Bab 17 Cukup menikmatinya
18
Bab 18 Aku harus pergi
19
Bab 19 Membuka lembaran baru
20
Bab 20 Lagi-lagi statusku
21
Bab 21 Masalah hati
22
Bab 22 Tidak sadarkan diri
23
Bab 23 Meminta kesempatan
24
Bab 24 Candle light dinner
25
Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26
Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27
Bab 27 Bertemu mantan suami
28
Bab 28 Aku mau
29
Bab 29 Mama Ana
30
Bab 30 Ratna dan Tiska
31
Bab 31 Rahasia terbongkar
32
Bab 32 Empat hari lagi
33
Bab 33 Tolong aku
34
Bab 34 Ups, aku lupa
35
Bab 35 Aku masih hidup
36
Bab 36 Antara ingin dan dosa
37
Bab 37 Pergilah!
38
Bab 38 Menemui Sayla
39
Bab 39 O... ternyata
40
Bab 40 Aku percaya
41
Bab 41 Putri yang hebat
42
Bab 42 Apa yang aku tangisi
43
Bab 43 Berapa lama?
44
Bab 44 Saling menggoda
45
Bab 45 Status kekasih pria lain
46
Bab 46 Apalagi ini?
47
Bab 47 Melepasmu
48
Bab 48 Langsung tarik saja
49
Bab 49 Private villas of Bali
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Tinggal bersama
52
Bab 52 Menantu kurang sopan
53
Bab 53 Keputusan Vino
54
Bab 54 Hamil
55
Bab 55 Myeongdong
56
Bab 56 Kekasih Sayla
57
Bab 57 Selingkuh itu indah
58
Bab 58 Kedatangan Kim
59
Bab 59 Harus kembali
60
Bab 60 Subrata terbaring lemah
61
Bab 61 Maafkan Ayah
62
Bab 62 Bertemu kembali
63
Bab 63 Kadaluwarsa
64
Bab 64 Kita menikah, ya
65
Bab 65 Sebentar lagi
66
Bab 66 Kau ingin lari?
67
Bab 67 Di dalam kamar
68
Bab 68 Bisa berjalan
69
Bab 69 Wanita pada masa remaja
70
Bab 70 Ungkapan Cinta
71
Bab 71 Kantong Doraemon
72
Bab 72 Tentang Kim
73
Bab 73 Tiga kali seminggu
74
Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75
Bab 75 Hanya bercanda
76
Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77
Bab 77 Menikahlah denganku!
78
Bab 78 Memberikan penjelasan
79
Bab 79 Berulang kali minta maaf
80
Bab 80 Harus bertanggung jawab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!