Raditya terlihat uring-uringan, pasalnya sudah dua hari belum ada kabar tentang Ratna. Juno sang sahabat tidak bisa menemukan jejak Ratna setelah keluar dari gedung apartemen. Seluruh CCTV saat itu sepertinya sudah dihapus.
"Maaf, Bro belum bisa menemukan wanita itu. Tapi kau tenang saja, aku tetap akan berusaha untuk menemukannya."
"Bagaimana bisa kau gagal?" Raditya terlihat tak bersahabat. Ia berusaha untuk menahan emosi.
"Santai, Bro. Dia akan baik-baik saja. Dia pasti bisa melindungi dirinya sendiri."
Raditya menghembuskan napas berat.
"Bukankah dia memang seharusnya bebas, untuk apa lagi kau mencarinya?"
"Aku belum minta maaf padanya," jawab Raditya lalu mengusap wajahnya.
"Hanya untuk itu?" Hingga seperti orang kebakaran jenggot lanjut Juno dalam hati.
Raditya tak menjawab, ia hanya menatap Juno tajam.
"Baiklah, aku pergi." Juno memilih pergi dari pada mendapat amukan dari sahabat sekaligus orang yang membayarnya itu.
*
*
Kembali ke Ratna.
Wanita itu merasa sedih saat teringat sahabatnya. Tiba-tiba mobil yang ditumpanginya berhenti. Belum sempat untuk bertanya, dua orang pria menghampiri mobil yang ditumpanginya. Ia merasa takut sebab pernah mengalami situasi seperti ini.
Apa aku akan diculik lagi? Tidak. Aku tidak mau.
Dua laki-laki membuka pintu mobil paksa. Dengan kasar pria itu menyeret Ratna keluar.
"Hey, lepaskan! Siapa kalian? Emmm ... emmm."
Mereka membius Ratna lalu membawa wanita itu ke mobil yang lain. Sopir taxi sudah diamankan. Tidak ada yang bisa menghalangi mereka. Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, akhirnya mereka sampai di sebuah vila kecil. Mereka membawa Ratna masuk dengan menggendongnya. Lalu mendudukkannya di atas sofa.
"Sadarkan dia!" Perintah seseorang wanita yang sudah menunggu di vila itu. Wanita cantik berkelas, entah apa tujuannya menculik Ratna. Tidak mungkin karena uang karena dilihat dari penampilannya saja, sangat jelas terlihat dari kalangan atas.
Dua pria tadi mngambil air lalu menyiramkannya ke wajah Ratna. Seketika wanita itu tersadar, ia terlihat bingung lalu pandangannya jatuh pada wanita cantik yang ada di hadapannya. Kemudian memperhatikan wajah mereka satu persatu. Dua pria dan satu wanita yang sangat cantik dan modis. Wanita itu menatapnya sinis. Ratna masih diam menunggu wanita yang ia yakini sabagai dalang penculikannya itu.
Apa yang sebenarnya terjadi? Hingga dua kali aku diculik.
Wanita itu menelisik penampilan Ratna.
"Aku tidak akan berbasa-basi. Siapa kau? Apa hubunganmu dengan Raditya?" tanya wanita itu to the point.
Ratna terdiam sejenak sebelum menjawab.
"Tidak ada," jawab Ratna singkat dengan mimik wajah datar.
Wanita itu tertawa dengan suara yang mengerikan. Siapapun yang mendengarnya pasti merasa takut, tak terkecuali Ratna. Namun, ia tetap bersikap setenang mungkin, tidak akan membiarkan wanita itu mengintimidasinya.
Wanita ini, apakah menyukai Raditya?
"Jangan mengelak! Aku sendiri yang melihatmu berada di apartemen Raditya."
Apakah dia tamu yang kemarin membuat Raditya aneh?
"Aku tidak perlu membuatmu percaya. Itu bukan urusanku," sahut Ratna tegas dan cuek seolah-olah ia tak peduli. Ratna berhenti sebentar. " Kau menyukainya?" tanya Ratna sembari tersenyum miring.
"Tentu saja itu urusanku karena ... aku akan menyingkirkan semua wanita yang berani mendekatinya." Wanita itu berdiri lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Ratna. "Termasuk dirimu." Wanita itu kembali tertawa miris.
"Kau tidak perlu mengotori tanganmu, karena aku ingin pergi jauh dari pria yang kau sukai tersebut. Bisakah kau membantuku untuk pergi jauh darinya? Setelah itu kau bisa memilikinya tanpa ada yang mengganggu."
Wanita itu menatap Ratna kembali dengan tatapan tak terbaca.
"Aku berkata jujur, kau tak perlu repot-repot untuk menyingkirkanku. Hari ini sebenarnya aku ingin pergi jauh, tapi kau menggagalkan usahaku," lanjut Ratna berusaha menjelaskan agar wanita itu mempercayainya.
"Kau tidak menyukainya?" tanya wanita itu masih tak percaya. Tidak mungkin dia salah menebak, jika mereka berdua memiliki hubungan lebih.
"Raditya? Tentu saja aku menyukainya, dia sangat tampan. Tapi sayangnya, aku tidak berminat untuk bersamanya."
"Cih, kau sombong sekali," cibir wanita itu tak suka.
"Jadi ... bantu aku pergi darinya." Ratna masih menatap wanita itu tanpa ekspresi.
"Aku pegang kata-katamu." Wanita itu menatap anak buahnya. "Bawa dia pergi jauh!"
Kedua pria itu lalu membawa Ratna pergi. Sebelum keluar dari vila, Ratna kembali menatap wanita itu, tatapan mereka pun bertemu.
Mobil pun melaju membelah jalanan, semakin lama jalan yang dilalui semakin sepi. Ratna merasa was-was, ia melihat sekeliling. Tidak ada satupun rumah. Perjalanan pun berlanjut, jalanan mulai ramai kembali. Tak jauh dari situ banyak kendaraan yang berhenti. Ternyata di depan ada pemeriksaan polisi. Ratna tersenyum dalam hati, dia harus pergi dari kedua laki-laki itu, perasaannya mengatakan tidak aman. Ia yakin wanita itu tak mungkin membantunya dengan mudah.
Mobil mereka hampir mendekati pemeriksaan, Ratna mengamati keadaan mobil.
Lindungi hamba, Ya Tuhan.
Dengan gerakan cepat Ratna membuka kunci pintu mobil lalu bergegas keluar. Ia berjalan biasa agar tidak ada yang curiga, lalu masuk ke dalam gerombolan orang yang kena tilang.
"Sial, dia kabur!"umpat pria di dalam mobil. Keduanya tidak bisa berbuat apa-apa karena di sana banyak polisi. Para polisi pasti akan curiga jika langsung mengejar wanita itu.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya pria satunya setelah mereka berada lebih jauh dari jangkauan polisi.
"Hubungi bos saja, katakan wanita itu kabur?"
"Bos tidak marah dan menyuruh kita membiarkan wanita itu pergi," ucap salah satunya setelah memberitahu bos mereka. Kemudian mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
*
*
Kembali ke Ratna.
Wanita itu berlari secepat mungkin tanpa menoleh ke belakang. Dia tidak mau tertangkap lagi. Wanita yang menangkapnya terlihat lebih kejam dari Raditya.
"Aku harus segera pergi dari tempat ini," gumam Ratna pada dirinya sendiri sambil berlari cepat. Jika dua pria itu mengejarnya dapat dipastikan ia akan segera tertangkap.
Aw ... Brak ....
Dua wanita terjatuh secara bersamaan. Ratna menabrak seorang wanita yang mengendarai sepeda motor, untung saja wanita itu mengendari sepeda motornya pelan. Wanita itu bangkit lalu menghampiri Ratna.
"Maaf, apa kau baik-baik saja? Sepertinya tidak, kau terluka." Wanita itu bertanya dan menjawab sendiri. Ia terlihat mencemaskan Ratna padahal dirinya sendiri tak jauh berbeda, keduanya sama-sama terjatuh, bahkan sepedanya belum berdiri.
"Aku baik-baik saja. Aku yang seharusnya minta maaf karena aku yang menabrakmu."
"Tidak, kau berjalan kaki, di mana-mana yang menggunakan sepeda motor yang salah." Keduanya tersenyum.
"Ayo, aku bantu!" Keduanya mengangkat sepeda motor yang terjatuh agar berdiri. "Sepertinya kakimu juga terluka, " imbuh Ratna yang melihat celana wanita itu sedikit sobek.
"Hanya sedikit, kau lebih parah. Ayo, kita kerumah sakit bersama."
"Ide yang bagus, korban kecelakaan memeriksakan dirinya sendiri."
"Itu tidak buruk." Keduanya tertawa bersama.
"Aku Ratna. Siapa namamu?"
"Sayla."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
siapa ya 🤔🤔 kek prnah denger nmanya
2023-11-01
0
Becky D'lafonte
ketemu sayla🤗
2023-07-27
0
Hman Pedang
perempuan itu istrinya ditya?
2023-07-13
0