Bab 14 Sahabat melahirkan

"Kau.... "

"Sayla ...."

Sebut Hardian dan Putri bersamaan.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Putri melihat wanita yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Ini rumahku, tentu saja di sini," jawab Sayla sedikit ketus sembari duduk di salah satu sofa.

Putri menatap Ratna seraya meminta penjelasan.

"Aku terdampar di kota ini dan dia menolongku, terus kita tinggal bersama," jelas Ratna yang merasa jika hubungan dua sahabatnya kurang baik.

Putri jadi teringat awal pertemuannya dengan Ratna. Dirinya juga ditolong Ratna tanpa pamrih.

Ternyata dia bisa jadi baik juga.

"Apa dia menjagamu denagn baik?" tanya Putri pada Ratna, yang juga didengar oleh Sayla.

"Hey, kau pikir apa yang akan aku lakukan?"

Putri mengedikkan bahunya.

"Istrimu menyebalkan!" Cetus Sayla sembari menatap Hardian yang dari tadi hanya diam saja.

"Kau juga menyebalkan!" Putri yang menjawab dengan suara tak kalah tinggi.

Cup

Hardian mengecup pipi sang istri ketika wanita itu terlihat emosi. "Aku mencintaimu. Ingat kau sedang hamil jangan terlalu lelah, kita ke hotel sekarang?" Hardian merangkul pundak sang istri.

"Ya, aku mau," jawab Putri tersipu malu, ia sensitif jika mendengar kata hotel.

Sementara dua wanita yang lain dibuat terpaku denagn adegan romantis di hadapan mereka. Apalagi Sayla yang tidak menyangka Hardian sang mantan kekasih bisa selembut itu.

"Kak aku akan kembali," ujarnya pada Ratna sembari memeluk wanita itu. lalu menatap Sayla, Putri tahu sebenarnya wanita itu baik, hanya saja ia memperlihatkan sikap menyebalkannya itu pada semua orang.

"Terima kasih telah menjaga kak Ratna selama ini."

"Tidak perlu berterima kasih, karena kita saling menguntungkan, dia bekerja padaku."

Lihat, betapa menyebalkan ucapan yang keluar dari mulutnya, seolah-olah dia mengambil keuntungan dari keberadaan Ratna padahal sebenarnya tidak seperti itu. Malah dia terlihat senang dengan adanya Ratna dirumah itu.

"Tetap saja, aku harus berterima kasih padamu, dia bukan sekedar sahabat, tapi dia adalah saudaraku," ujar Putri membuat siapapun yang m

"Baiklah, aku terima! Emm ... selamat atas kehamilanmu."

"Terima kasih."

Setelah berpamitan Putri dan Hardian pun kembali, mereka akan beristirahat dulu di hotel sebelum melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Jakarta.

*

*

Waktu pun berlalu, tak terasa sudah satu bulan lebih sejak kedatangan sang sahabat. Hari ini Ratna menerima kabar bahwa sahabatnya itu sudah melahirkan dan saat itu juga ia menerima kabar jika di depan rumah sudah ada orang suruhan Putri yang menunggunya. Wanita itu sengaja mengutus orang untuk menjemput Ratna, ia khawatir Ratna mengingkari janji, bahkan ia berencana akan membuat wanita itu tinggal kembali di Jakarta.

"Ikutlah denganku ke Jakarta!" mohon Ratna untuk kesekian kalinya.

"Aku belum siap untuk kembali. Pergilah! Tidak apa-apa, tidak perlu menghawatirkanku. Dia membutuhkanmu, kau adalah saudara baginya."

"Tapi aku berat meninggalkanmu sendiri."

"Hey aku bukan anak kecil."

"Ayolah, ikut. Aku tidak lama di sana."

"Aku tidak yakin, sahabatmu itu akan melakukan segala cara untuk membuatmu tinggal di sana lagi."

"Aku juga belum siap tinggal di Jakarta."

"Begini saja, jika kau lama aku akan menyusulmu ke sana dan membawamu kembali ke sini lagi."

"Ide yang bagus. Kalu begitu aku tenang meninggalkanmu sendiri. Aku pergi dulu."

Sayla mengantar Ratna hingga depan pintu, sudah ada mobil beserta sopir yang sudah menunggu. Ratna melambaikan tangannya setelah masuk ke dalam mobil itu.

Ya, Tuhan semoga kami tidak akan pernah bertemu. Aku mohon.

"Jakarta luas, mana mungkin kita bisa bertemu lagi," gumam Ratna lirih, ingatannya kembali pada laki-laki yang sudah memberikan pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan. Ia tersenyum miris mengingat laki-laki tersebut.

Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, akhirnya Ratna sampai di Jakarta. Mobilnya masuk ke komplek perumahan mewah. Rumah yang pernah ia datagi dulu yang menjadi awal perubahan hidupnya. Ia menatap pagar itu dan sekelebat ingatan saat ia diculik muncul kembali.

"Aku baik-baik saja, semuanya hanya warna pengalaman hidup," gumamnya pada diri sendiri.

Pintu gerbang terbuka, seorang wanita paruh baya sudah menunggunya di depan pintu utama. Ratna turun dari mobil lalu melangkah menuju pintu utama.

"Selamat sore, Nona. Nyonya Putri sudah menunggu Anda."

"Terima kasih, Bu."

"Panggil bibi saja," kata bibi sembari tersenyum ramah.

"Baik, Bi."

Bibi mengambil koper yang dibawa Ratna.

"Tidak perlu, Bi. Ini lumayan berat."

"Tidak apa, Nona. Mari saya antar ke kamar Nyonya Putri."

Pintu terbuka setelah bibi mengetuk pintu.

Ratna masuk lalu melangkah lebih ke dalam. Terlihat Putri yang sedang tertidur di samping baby lucu.

"Sepertinya Nyonya kelelahan. Nyonya tidak mau menggunakan jasa babysitter, katanya ingin merawat anaknya sendiri," jelas bibi sembari tersenyum. Setelah itu bibi keluar meninggalkan Ratna di sana sesuai instruksi sang majikan jika wanita itu telah datang.

"Bayi perempuan yang lucu," kata Ratna pelan sembari mengambil bayi itu dari atas kasur. Ratna menggendongnya. Seketika Putri terbangun karena merasakan ada pergerakan di dekatnya.

"Kakak, kau sudah datang?" tabya Putri sembari menguap lebar.

"Emm ... Putrimu sangat lucu sekali. Selamat, ya, akhirnya sekarang kau sudah menjadi seorang ibu."

"Terima kasih, Kak." Putri menatap Ratna yang sedikit sendu. "Kakak, menikahlah!"

Ratna menghembuskan napas panjang lalu duduk di atas ranjang di sebelah Putri.

"Mungkin jika aku tidak bercerai, aku sudah memiliki Putri yang cantik seperti ini." Ratna mencium pipi bayi Putri gemas. " Tapi takdir berkata lain, suamiku malah punya anak dengan perempuan lain," ucap ratna sembari terkekeh kecil.

Sekarang dia sudah biasa jika teringat akan mantan suaminya itu. Trauma menikah, tentu saja ada, ada rasa takut gagal untuk yang kedua kalinya. Lagipula siapa yang mau dengan janda. Mungkin hanya Putri yang beruntung.

"Aku ingin menjodohkan kakak dengan keponakanku. Maksudku keponakan suamiku yang sekarang juga menjadi keponakanku."

Ratna mengernyitkan keningnya.

"Kau ingin menjodohkanku dengan anak kecil, yang benar saja."

"Ihh... Kakak. Keponakan suamiku sudah besar dan dia seorang duda. Kalian akan sangat cocok. Aku yakin kakak akan menyuakainya, dia sangat tampan. Nanti malam aku akan memperkenalkannya pada kakak."

"Sejak kapan kau membuka biro jodoh?"

"Sejak kita bertemu kembali." Kemudian Putri nyengir kuda. "Aku ingin kita tinggal bersama lagi, kak, bahkan akan lebih baik kalau kita menjadi keluarga sesungguhnya."

"Benar kata Sayla, kau akan menahanku di sini."

"Dia bilang begitu?" tanya Putri berpura-pura terkejut. "Wah ... dia hebat sekali bisa membaca pikiranku."

Ratna tampak menggelenhgkan kepalanya.

"Ini bukan jaman Siti Nurlela lagi, jadi jangan asal menjodohkan orang."

"Siti Nurbaya, kak."

"Itu jika yang menjodohkan orang tuanya. Kalau Siti Nurlela yang menjodohkan sahabatnya karena dia sudah tidak punya orang tua."

"Memang ada, ya, cerita Siti Nurlela?" tanya Putri yang jadi penasaran.

"Tentu saja ada, kau kurang update. Baru saja Siti Nurlela pulang kampung karena di tinggal suami."

"Ah, masak sih! " Putri jadi penasaran. Benarkah ada dua cerita Siti dalam sejarah.

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

za itu mungkin aja lah Ratna... krna apa, za krna Raditya sudah jdi keponakan putri sahabatmu

2023-11-01

0

Mpk Tahmid

Mpk Tahmid

ya cepet ketemu radit mau g ya Ratna sama radit

2023-08-21

0

Dewi Astuti

Dewi Astuti

jgn lama2 ya thor up nya

2023-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terkejut bukan main
2 Bab 2 Istriku pergi
3 Bab 3 Lingeria hitam
4 Bab 4 Rencana untuk kabur
5 Bab 5 Berhasil kabur
6 Bab 6 Tertangkap kembali
7 Bab 7 Terlalu percaya diri
8 Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9 Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10 Bab 10 Diculik lagi
11 Bab 11 Selidiki dia
12 Bab 12 Mas Teguh
13 Bab 13 Kedatangan Putri
14 Bab 14 Sahabat melahirkan
15 Bab 15 Bertemu kembali
16 Bab 16 Pengecut
17 Bab 17 Cukup menikmatinya
18 Bab 18 Aku harus pergi
19 Bab 19 Membuka lembaran baru
20 Bab 20 Lagi-lagi statusku
21 Bab 21 Masalah hati
22 Bab 22 Tidak sadarkan diri
23 Bab 23 Meminta kesempatan
24 Bab 24 Candle light dinner
25 Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26 Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27 Bab 27 Bertemu mantan suami
28 Bab 28 Aku mau
29 Bab 29 Mama Ana
30 Bab 30 Ratna dan Tiska
31 Bab 31 Rahasia terbongkar
32 Bab 32 Empat hari lagi
33 Bab 33 Tolong aku
34 Bab 34 Ups, aku lupa
35 Bab 35 Aku masih hidup
36 Bab 36 Antara ingin dan dosa
37 Bab 37 Pergilah!
38 Bab 38 Menemui Sayla
39 Bab 39 O... ternyata
40 Bab 40 Aku percaya
41 Bab 41 Putri yang hebat
42 Bab 42 Apa yang aku tangisi
43 Bab 43 Berapa lama?
44 Bab 44 Saling menggoda
45 Bab 45 Status kekasih pria lain
46 Bab 46 Apalagi ini?
47 Bab 47 Melepasmu
48 Bab 48 Langsung tarik saja
49 Bab 49 Private villas of Bali
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Tinggal bersama
52 Bab 52 Menantu kurang sopan
53 Bab 53 Keputusan Vino
54 Bab 54 Hamil
55 Bab 55 Myeongdong
56 Bab 56 Kekasih Sayla
57 Bab 57 Selingkuh itu indah
58 Bab 58 Kedatangan Kim
59 Bab 59 Harus kembali
60 Bab 60 Subrata terbaring lemah
61 Bab 61 Maafkan Ayah
62 Bab 62 Bertemu kembali
63 Bab 63 Kadaluwarsa
64 Bab 64 Kita menikah, ya
65 Bab 65 Sebentar lagi
66 Bab 66 Kau ingin lari?
67 Bab 67 Di dalam kamar
68 Bab 68 Bisa berjalan
69 Bab 69 Wanita pada masa remaja
70 Bab 70 Ungkapan Cinta
71 Bab 71 Kantong Doraemon
72 Bab 72 Tentang Kim
73 Bab 73 Tiga kali seminggu
74 Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75 Bab 75 Hanya bercanda
76 Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77 Bab 77 Menikahlah denganku!
78 Bab 78 Memberikan penjelasan
79 Bab 79 Berulang kali minta maaf
80 Bab 80 Harus bertanggung jawab
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Terkejut bukan main
2
Bab 2 Istriku pergi
3
Bab 3 Lingeria hitam
4
Bab 4 Rencana untuk kabur
5
Bab 5 Berhasil kabur
6
Bab 6 Tertangkap kembali
7
Bab 7 Terlalu percaya diri
8
Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9
Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10
Bab 10 Diculik lagi
11
Bab 11 Selidiki dia
12
Bab 12 Mas Teguh
13
Bab 13 Kedatangan Putri
14
Bab 14 Sahabat melahirkan
15
Bab 15 Bertemu kembali
16
Bab 16 Pengecut
17
Bab 17 Cukup menikmatinya
18
Bab 18 Aku harus pergi
19
Bab 19 Membuka lembaran baru
20
Bab 20 Lagi-lagi statusku
21
Bab 21 Masalah hati
22
Bab 22 Tidak sadarkan diri
23
Bab 23 Meminta kesempatan
24
Bab 24 Candle light dinner
25
Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26
Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27
Bab 27 Bertemu mantan suami
28
Bab 28 Aku mau
29
Bab 29 Mama Ana
30
Bab 30 Ratna dan Tiska
31
Bab 31 Rahasia terbongkar
32
Bab 32 Empat hari lagi
33
Bab 33 Tolong aku
34
Bab 34 Ups, aku lupa
35
Bab 35 Aku masih hidup
36
Bab 36 Antara ingin dan dosa
37
Bab 37 Pergilah!
38
Bab 38 Menemui Sayla
39
Bab 39 O... ternyata
40
Bab 40 Aku percaya
41
Bab 41 Putri yang hebat
42
Bab 42 Apa yang aku tangisi
43
Bab 43 Berapa lama?
44
Bab 44 Saling menggoda
45
Bab 45 Status kekasih pria lain
46
Bab 46 Apalagi ini?
47
Bab 47 Melepasmu
48
Bab 48 Langsung tarik saja
49
Bab 49 Private villas of Bali
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Tinggal bersama
52
Bab 52 Menantu kurang sopan
53
Bab 53 Keputusan Vino
54
Bab 54 Hamil
55
Bab 55 Myeongdong
56
Bab 56 Kekasih Sayla
57
Bab 57 Selingkuh itu indah
58
Bab 58 Kedatangan Kim
59
Bab 59 Harus kembali
60
Bab 60 Subrata terbaring lemah
61
Bab 61 Maafkan Ayah
62
Bab 62 Bertemu kembali
63
Bab 63 Kadaluwarsa
64
Bab 64 Kita menikah, ya
65
Bab 65 Sebentar lagi
66
Bab 66 Kau ingin lari?
67
Bab 67 Di dalam kamar
68
Bab 68 Bisa berjalan
69
Bab 69 Wanita pada masa remaja
70
Bab 70 Ungkapan Cinta
71
Bab 71 Kantong Doraemon
72
Bab 72 Tentang Kim
73
Bab 73 Tiga kali seminggu
74
Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75
Bab 75 Hanya bercanda
76
Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77
Bab 77 Menikahlah denganku!
78
Bab 78 Memberikan penjelasan
79
Bab 79 Berulang kali minta maaf
80
Bab 80 Harus bertanggung jawab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!