Bab 16 Pengecut

Udara malam terasa semakin dingin. Raditya masih setia duduk di kursi taman. Setelah cukup berpikir ia berdiri lalu berjalan masuk ke dalam rumah utama kembali. Sang paman beserta anak dan istrinya sudah masuk ke dalam kamar, mungkin saat ini mereka sudah terbang ke alam mimpi.

Raditya berhenti di depan pintu kamar yang ditempati Ratna. Tanpa mengetuk pintu ia langsung membuka pintu itu, beruntungnya pintu tersebut tidak terkunci. Penerangan di kamar itu masih terang, terdengar suara dari dalam kamar mandi dapat dipastikan wanita itu berada di dalam sana. Raditya duduk di jtepi ranjang sembari menatap ke arah kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Ratna keluar dari kamar mandi, langkahnya terhenti ketika tatapannya bertemu dengan netra pria itu.

"Sial," umpat Raditya dalam hati saat melihat penampilan wanita itu yang hanya dibalut handuk kimono. Jakunnya naik turun, kerongkongannya terasa kering.

Sementara Ratna masih terpaku di tempatnya, keduanya saling menatap dengan pikiran yang bereda.

Bagaimana dia bisa masuk?

Raditya tak mampu berkata-kata, ia yang tadinya bingung sekarang semakin bingung untuk memulai berbicara dengan wanita itu. Rencananya dia akan meminta maaf dan mengatakan yang sebenarnya pada wanita itu. Namun, setelah melihat wanita itu dengan penampilan yang membuatnya panas dingin ia berubah pikiran. Tiba-tiba rencana licik bersarang di kepalanya.

Raditya berdiri dengan sikap setenang mungkin, jangan sampai wanita itu tahu kalau dirinya tengah gugup. Perlahan ia berjalan ke arah Ratna lalu bherdiri tepat di hadapan wanita itu. Dapat ia lihat jika wanita itu merasa takut.

"Ada ada yang ingin kau jelaskan?" Malah pertanyaan itu yang keluar dari mulut Raditya. Padahal pikirannya sudah berencana untuk memuji wanita itu yang terlihat lebih cantik dari sebelum terakhir mereka bertemu.

Ratna semakin gugup.

"Apa yang kau masukkan ke dalam minumanku?" Ratna mundur selangkah demi selangkah hingga tubuhnya menyetuh tembok. Raditya melangkah maju, lalu terbit seringai tipis di bibirnya. Ia menyentuh pipi wanita itu, mengelusnya perlahan. Tubuh Ratna bergetar, meskipun ia selalu bersikap berani, tapi ia tetaplah wanita pada umumnya.

"Jangan tampar aku lagi."

Deg

Seketika tangan Raditya berhenti mengelus pipi wanita itu. Hatinya seperti tertusuk sembilu.

"Maaf, aku tidak sengaja melakukannya," lanjutnya masih dengan suara terbata sembari memejamkan kedua mata. Ia takut, Raditya akan menyakitinya kembali karena hal yang ia lakukan sebelum kabur yaitu mecampuri minuman laki-laki itu dengan obat tidur.

Raditya menatap wanita itu, ia merasa bersalah telah menyakiti wanita itu hingga takut padanya. Entah kenapa wanita yang sedang memejamkan mata itu terlihat menggoda di mata Raditya. Ia lanjut menatap bibir wanita itu. Entah apa yang merasukinya, Raditya mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir wanita itu membuat Ratna terkejut dengan membulatkan kedua matanya, sedetik kemudian keterkejutannya berubah sendu setelah ciuman itu terlepas.

"Apakah aku sehina itu?" ungkapan Ratna dari hati yang terdalam. Bukan pertama kali pria itu melecehkannya, tidak itu saja, hinaan yang keluar dari mulut laki-laki itu tidak kalah menusuk.

Rasa bersalah menyeruak keluar dari dalam hati Raditya. Semua kelakuannya terhadap wanita itu seakan berputar di dalam ingatan.

"Maafkan aku, aku yang salah, kau tidak bersalah sama sekali, aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih karena kau telah menolongku." Namun, semua perkataan itu hanya bersuara di dalam hati.

Raditya tak sanggup untuk mengatakan kebenarannya, ia terlalu pengecut. Ia takut Ratna akan membencinya dan pergi lagi. Katakan ia egois, tapi ituah yang ia inginkan memiliki wanita itu.

Setelah cukup berperang dengan hati, Raditya memeluk tubuh wanita itu.

"Kau maish ingat 'kan apa yang harus kau lakukan? kau harus bertanggung jawab dan tidak semudah itu aku melepaskanmu," bisiknya pada telinga Ratna membuat Ratna merasakan hal yang berbeda pada tubuhnya.

Inilah yang ia takutkan untuk kembali ke Jakarta, bertemu dengan laki-laki itu yang akhirnya ia harus mempertanggung jawabkan sesuatu yang tidak ia lakukan.

Tidak. Tidak. Aku tidak boleh menyerah. Sekarang aku punya pendukung meskipun aku tidak tahu seberapa besar Putri bisa membantuku, bukankah tidak salah menggunakn harapan itu.

Raditya melepas pelukannya, lalu berlalu pergi dari sana, ia takut tidak bisa mengendalikan diri lalu membawa wanita itu ke atas ranjang.

Pikiranku jadi kacau jika berdekatan dengannya.

Ratna luluh ke lantai setelah pria iu pergi.

*

*

Pagi hari.

"Apa boleh aku tinggal di sini?"

"Tentu saja. Kakak berubah pikiran?"

"Hemm ... aku rasa di sini lebih nyaman."

Karena tempat yang paling aman adalah di kandang musuh.

"Aku senang kakak mau tinggal bersamaku."

Ratna berusaha untuk tersenyum. Ia sudah mengambil keputusan untuk mengatakan kebenarannya pada Putri jika Radityalah pelakunya.

"Put, bolehkah aku meminta bantuan suamimu?" tanya Ratna membuat Putri mengernyitkan keningnya bingung. SementaraHardian yang tadinya sibuk sarapan mendongakkan wajahnya menatap Ratna lalu bergantian menatap Putri. Tiba-tiba Hardian merasa dalam bahaya.

"Ada apa, Kak?"

Ratna kembali ragu untuk mengatakan yang sebenarnya. Tapi ia butuh.

"Aku bertemu dengan pria yang menculikku?"

"Brengsek, Kapan kakak bertemu dengannya? Kenapa kakak tidak mengatakan padaku?" Putri menggebu-gebu. Ia akan membalas pria itu.

"Emm ... Dia... Raditya."

"Raditya? keponakanku?" tanya Putri tak percaya. Tapi tidak mungkin Ratna akan berbohong. Sedetik kemudian Ratna mengangguk.

Putri menghela napa panjang sebelum menatap suaminya tajam. Tak berselang lama, Putri dan Hardian berada di dalam kamar.

"Jelaskan?"

"Tidak ada."

"Benarkah?" Putri tersenyum licik. " Satu hari di luar, seminggu di luar, satu bulan--"

"Apa yang kau pikirakn semuanya benar?" potong Hardian cepat, akhirnya ia harus mengaku lebih cepat dari waktu yang ia perkirakan.

Putri menenangkan amarahnya sebelum berkata kembali, "jelaskan semuanya pada kak Ratna!"

Kemudian keduanya keluar kamar lalu menemui Ratna. Hardian mau tidak mau menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ratna tidak tahu harus berekspresi bagaimana setelah mengetahui kebenarannya.

Namun, satu yang pasti, ia mantap melupakan cinta pertamanya dan mencoba membuka hati untuk cinta yang lain. Hatinya bahagia dan sakit sekaligus. ia bahagia karena ternyata dia tidak bersalah, ia sedih karena pria yang ia puja telah menyakitinya.

Tak lama setelah itu, pria yang menjadi topik pembicaraan mereka masuk ke dalam rumah dengan berjalan santai, tak lupa senyum merekah pria itu suguhkan.

"Selamat pagi semuanya," ucapnya tanpa merasa berslah sedikitpun. Raditya lanjut mengambil nasi dan lauk tanpa menghiraukan tatapan tajam dari dua wanita itu yang berada di hadapannya

Ratna menyentuh tangan Putri, menyuruh wanita itu diam.

Aku akan mengikuti permainanmu. Kau harus merasakan apa yang aku rasakan. Aku akan membuatmu menyesal meskipun aku belum tahu caranya.

Terpopuler

Comments

Ratna Anggraeni

Ratna Anggraeni

semangat,.,.💪💪💪💪

2023-09-16

0

Mpk Tahmid

Mpk Tahmid

cantik Ratna good girl

2023-08-21

1

we

we

main cantik ya Ratna

2023-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terkejut bukan main
2 Bab 2 Istriku pergi
3 Bab 3 Lingeria hitam
4 Bab 4 Rencana untuk kabur
5 Bab 5 Berhasil kabur
6 Bab 6 Tertangkap kembali
7 Bab 7 Terlalu percaya diri
8 Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9 Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10 Bab 10 Diculik lagi
11 Bab 11 Selidiki dia
12 Bab 12 Mas Teguh
13 Bab 13 Kedatangan Putri
14 Bab 14 Sahabat melahirkan
15 Bab 15 Bertemu kembali
16 Bab 16 Pengecut
17 Bab 17 Cukup menikmatinya
18 Bab 18 Aku harus pergi
19 Bab 19 Membuka lembaran baru
20 Bab 20 Lagi-lagi statusku
21 Bab 21 Masalah hati
22 Bab 22 Tidak sadarkan diri
23 Bab 23 Meminta kesempatan
24 Bab 24 Candle light dinner
25 Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26 Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27 Bab 27 Bertemu mantan suami
28 Bab 28 Aku mau
29 Bab 29 Mama Ana
30 Bab 30 Ratna dan Tiska
31 Bab 31 Rahasia terbongkar
32 Bab 32 Empat hari lagi
33 Bab 33 Tolong aku
34 Bab 34 Ups, aku lupa
35 Bab 35 Aku masih hidup
36 Bab 36 Antara ingin dan dosa
37 Bab 37 Pergilah!
38 Bab 38 Menemui Sayla
39 Bab 39 O... ternyata
40 Bab 40 Aku percaya
41 Bab 41 Putri yang hebat
42 Bab 42 Apa yang aku tangisi
43 Bab 43 Berapa lama?
44 Bab 44 Saling menggoda
45 Bab 45 Status kekasih pria lain
46 Bab 46 Apalagi ini?
47 Bab 47 Melepasmu
48 Bab 48 Langsung tarik saja
49 Bab 49 Private villas of Bali
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Tinggal bersama
52 Bab 52 Menantu kurang sopan
53 Bab 53 Keputusan Vino
54 Bab 54 Hamil
55 Bab 55 Myeongdong
56 Bab 56 Kekasih Sayla
57 Bab 57 Selingkuh itu indah
58 Bab 58 Kedatangan Kim
59 Bab 59 Harus kembali
60 Bab 60 Subrata terbaring lemah
61 Bab 61 Maafkan Ayah
62 Bab 62 Bertemu kembali
63 Bab 63 Kadaluwarsa
64 Bab 64 Kita menikah, ya
65 Bab 65 Sebentar lagi
66 Bab 66 Kau ingin lari?
67 Bab 67 Di dalam kamar
68 Bab 68 Bisa berjalan
69 Bab 69 Wanita pada masa remaja
70 Bab 70 Ungkapan Cinta
71 Bab 71 Kantong Doraemon
72 Bab 72 Tentang Kim
73 Bab 73 Tiga kali seminggu
74 Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75 Bab 75 Hanya bercanda
76 Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77 Bab 77 Menikahlah denganku!
78 Bab 78 Memberikan penjelasan
79 Bab 79 Berulang kali minta maaf
80 Bab 80 Harus bertanggung jawab
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Terkejut bukan main
2
Bab 2 Istriku pergi
3
Bab 3 Lingeria hitam
4
Bab 4 Rencana untuk kabur
5
Bab 5 Berhasil kabur
6
Bab 6 Tertangkap kembali
7
Bab 7 Terlalu percaya diri
8
Bab 8 Kebenaran mulai terungkap
9
Bab 9 Semoga kita tidak bertemu kembali
10
Bab 10 Diculik lagi
11
Bab 11 Selidiki dia
12
Bab 12 Mas Teguh
13
Bab 13 Kedatangan Putri
14
Bab 14 Sahabat melahirkan
15
Bab 15 Bertemu kembali
16
Bab 16 Pengecut
17
Bab 17 Cukup menikmatinya
18
Bab 18 Aku harus pergi
19
Bab 19 Membuka lembaran baru
20
Bab 20 Lagi-lagi statusku
21
Bab 21 Masalah hati
22
Bab 22 Tidak sadarkan diri
23
Bab 23 Meminta kesempatan
24
Bab 24 Candle light dinner
25
Bab 25 Jadi, pacaran nih?
26
Bab 26 Kau masih mencintaiku?
27
Bab 27 Bertemu mantan suami
28
Bab 28 Aku mau
29
Bab 29 Mama Ana
30
Bab 30 Ratna dan Tiska
31
Bab 31 Rahasia terbongkar
32
Bab 32 Empat hari lagi
33
Bab 33 Tolong aku
34
Bab 34 Ups, aku lupa
35
Bab 35 Aku masih hidup
36
Bab 36 Antara ingin dan dosa
37
Bab 37 Pergilah!
38
Bab 38 Menemui Sayla
39
Bab 39 O... ternyata
40
Bab 40 Aku percaya
41
Bab 41 Putri yang hebat
42
Bab 42 Apa yang aku tangisi
43
Bab 43 Berapa lama?
44
Bab 44 Saling menggoda
45
Bab 45 Status kekasih pria lain
46
Bab 46 Apalagi ini?
47
Bab 47 Melepasmu
48
Bab 48 Langsung tarik saja
49
Bab 49 Private villas of Bali
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Tinggal bersama
52
Bab 52 Menantu kurang sopan
53
Bab 53 Keputusan Vino
54
Bab 54 Hamil
55
Bab 55 Myeongdong
56
Bab 56 Kekasih Sayla
57
Bab 57 Selingkuh itu indah
58
Bab 58 Kedatangan Kim
59
Bab 59 Harus kembali
60
Bab 60 Subrata terbaring lemah
61
Bab 61 Maafkan Ayah
62
Bab 62 Bertemu kembali
63
Bab 63 Kadaluwarsa
64
Bab 64 Kita menikah, ya
65
Bab 65 Sebentar lagi
66
Bab 66 Kau ingin lari?
67
Bab 67 Di dalam kamar
68
Bab 68 Bisa berjalan
69
Bab 69 Wanita pada masa remaja
70
Bab 70 Ungkapan Cinta
71
Bab 71 Kantong Doraemon
72
Bab 72 Tentang Kim
73
Bab 73 Tiga kali seminggu
74
Bab 74 Dua manusia di ambang pintu
75
Bab 75 Hanya bercanda
76
Bab 76 Kembali ke rumah sakit
77
Bab 77 Menikahlah denganku!
78
Bab 78 Memberikan penjelasan
79
Bab 79 Berulang kali minta maaf
80
Bab 80 Harus bertanggung jawab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!