Mama,Aku Ingin Pulang!

Mariana tidak dapat memejamkan matanya semalaman hanya karena mengingat kelakuan suaminya itu, dan sekarang pria itu malah memilih untuk menyuruhnya mencari kamar di tempat lain.

wanita itu tidak menyangka jika Elang mengusirnya dengan cara seperti ini, kalau memang dari awal tidak ada niatan untuk menikah Kenapa harus memaksakan diri?

" Kamu kenapa masih Bengong di depan situ, di bawah itu ada kamar yang biasa dipakai asisten rumah tangga dan sepertinya masih layak untuk dipakai Jadi kamu tidur di situ saja! " perintah Sundari ketika melihat pekerjaan dari Mariana yang sudah beres.

Mariana membulatkan matanya sempurna ketika mendengar perintah yang diberikan oleh wanita yang berstatus sebagai mertuanya itu, Karena bisa-bisanya menyuruhnya untuk tidur di tempat yang sangat tidak layak seperti itu Sedangkan statusnya adalah menantu rumah ini.

" loh ini kan rumah besar sekali dan memiliki begitu banyak kamar, kenapa aku malah disuruh menempati kamar bekas asisten rumah tangga? Padahal aku menantu loh di sini, bukannya dihargai malah diperlakukan seperti ini? "tanya Mariana tidak terima membuat Sundari tertawa.

Sundari merasa lucu dengan Respon yang diberikan oleh Mariana barusan, karena menurutnya khayalan wanita itu terlalu tinggi sampai lupa sekarang di mana Dirinya berpijak.

"Elang saja tidak mau melihat kamu di sekitarnya masa iya saya harus membiarkan kamu keluyuran, tempat kamu ya seharusnya di situ sudah kan jangan pernah mengharapkan lebih karena tidak akan pernah kamu dapatkan, " ujar Sundari lalu melenggang pergi begitu saja.

Mariana terduduk di bawah lantai sambil memeluk koper miliknya, wanita itu tidak pernah menyangka jika bakalan diperlakukan seperti ini.

"Mama,Aku Ingin Pulang!" Lirih Mariana sambil menitipkan air mata.

Siapa sih yang tidak merasa tertekan ketika diperlakukan seperti ini, ketika dirinya dibawa pergi ya Otomatis yang diharapkan hanyalah kebahagiaan.

apalagi selama hidup bersama Mamanya di kampung, Wanita itu sudah mengalami hal-hal yang begitu buruk maka dari itu yang sekarang dalam keinginannya hanyalah bahagia.

bukannya didapat kebahagiaan yang diinginkan malah diberikan pohon pikiran yang begitu besar, Kalau sudah seperti begini dirinya harus seperti apa soalnya mau pulang pun tidak bisa karena tidak punya ongkos.

kalau misalnya semua berjalan sesuai dengan keinginan dia tidak masalah mungkin sekarang dirinya sedang berbahagia, tapi yang sekarang terjadi malah kebalikan dari itu tidak ada yang namanya kebahagiaan yang lagi di dalam hidup ini.

Elang pria yang diharapkan datang kemudian memberikan perubahan dalam hidupnya malah tidak didapatkan sedikitpun, mau mengeluh pun rasanya percuma soalnya tidak ada yang bakalan mendengarkan keluhan yang diucapkan olehnya nanti.

mau tidak mau wanita itu masuk ke dalam ruangan yang begitu sempit Mungkin ukuran 3×3 meter gitu , ya Meskipun ukurannya hampir sama dengan kamarnya di kampung Dan intinya Ada kasur yang lumayan empuk tidak tipis seperti miliknya dulu.

Mariana membayangkan tempat ini sangat berbanding terbalik dengan kamar milik Elang tadi, biarpun hanya beberapa jam tetapi dirinya sudah merasakan begitu besar perbedaan yang terjadi.

Miris itulah hal yang dihadapi oleh Mariana, sebab ketika dirinya mengharapkan kebahagiaan malah kebahagiaan itu rasanya sangat jauh. Padahal kemarin di kampung dirinya begitu mengelu-elukan tentang pinangan dari elang, namun Lihatlah sekarang begitu sengsara dan juga tidak dipedulikan.

Naima pastinya sekarang begitu bahagia ketika anaknya sudah terlepas dari lingkaran kemiskinan, selama ini yang tidak pernah didapatkan olehnya dan akhirnya bisa didapatkan oleh pendamping hidupnya yang rela datang jauh-jauh dari kota untuk anaknya.

wanita itu bahkan malam ini tidak bisa tertidur dengan tenang karena mengingat soal anaknya, kalau keadaan Mariana baik-baik saja ya syukur Tetapi entah mengapa ponselnya malah susah untuk dihubungi.

Suasana di rumah Sundari pagi ini benar-benar dipenuhi dengan ketegangan, sebab ketika semua orang sudah berkumpul di meja makan dan mengira kalau Mariana sudah menemukan sarapan ternyata sangat berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan.

" Di mana wanita itu? Kenapa sampai jam seperti ini juga dia belum muncul di hadapan kita, cepat kamu pergi Panggil wanita yang tidak berguna itu dan suruh dia melakukan pekerjaan rumah sekarang juga!" perintah Sundari emosi ketika tidak melihat Mariana di situ.

dia memilih untuk pergi memanggil Mariana bangun, dirinya sudah hampir telat tetapi satupun makanan belum disiapkan membuat wanita itu merasa tidak suka.

Sesampainya di sana pintu kamar tempat Mariana berada itu dikunci dari dalam, membuat Dea sedikit merasa emosi dan juga tidak terima karena kalau sudah seperti begini ya otomatis bakalan mau makan waktu yang lebih lama.

Brak Brakk brakkk

wanita itu menggedor pintu kamarnya Mariana dengan begitu kuat membuat empunya di dalam merasa benar-benar terkejut, namun Mariana memilih untuk tidak peduli dan membiarkan saja toh nanti kalau capek pasti bakalan berhenti sendiri kan?

" Ya ampun Ini orang yang ada di dalam itu sebenarnya lagi tidur atau mati sih, Soalnya dari tadi dibangunkan Kok tidak bangun-bangun juga padahal semua orang sudah pada telat loh? "omel Dea yang tidak terima.

Elang yang mendengar gerutuan adiknya itu memilih untuk segera menyusul dan juga memastikan secara langsung, Siapa tahu dengan kehadirannya bisa membuat Mariana segera sadar dan juga membukakan pintu lalu menyiapkan keperluan mereka.

" kenapa? apa wanita itu belum keluar terus dari tadi, Ya sudah kamu minggir biar didobrak saja supaya bisa terbuka!" saran dari pria itu soalnya kalau seperti begini terus lama-lama bisa memakan waktu.

setelah melalui perjuangan yang lumayan melelahkan akhirnya pintu kamarnya Mariana bisa terbuka, wanita itu terlihat meringkuk diatas kasur dengan keadaan yang mengenaskan.

"Kak,Apa dia mati?" Tanya Dea takut.

Elang hanya mengangkat kedua bahu nya pertanda bahwa dirinya juga tidak tahu apapun,soalnya semalam keadaan Mariana baik baik saja tidak seperti begini.

" Kamu panggil Mama ,sekarang," perintah Elang sedikit cemas.

Elang merespon seperti itu karena takut Mariana kenapa napa,sebab dengan begitu dirinya bakal disalahkan.

"Ma,ayo ikut aku!" panggil Dea.

"Ada apa sih?" Tanya Sundari heran dengan sikap anaknya itu.

"Aduh itu istrinya Kak Elang,sepertinya mati deh," ujar Dea.

Sundari mengerutkan keningnya karena bingung dengan perkataan yang sangat tidak masuk akal Dea,karena Mariana tadi pagi masih sempat berbicara dengannya.

"Jangan ngadi ngadi deh kamu,mana ada orang mati mendadak," omel Sundari.

Sesampai nya mereka di kamar Mariana ,tampak ada Elang yang masih berusaha membangunkan wanita itu.

Sundari memutar bola matanya malas karena melihat pemandangan yang ada di hadapanya,masa iya mengurus orang pingsan saja susahnya minta ampun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!