Terlalu

Mariana benar-benar tersinggung dengan Sikap yang ditunjukkan oleh suaminya itu, Bayangkan saja setiap perkataan yang dikeluarkan tidak pernah memikirkan perasaannya.

selama ini dirinya tidak pernah diperlakukan buruk ya Meskipun hanya tinggal berdua dengan mamanya yang merupakan seorang single mother, namun balik lagi wanita itu selalu menghargai dan juga mencoba memberikan yang terbaik.

Maka dari itu ketika menikah keinginan Mariana itu hanya satu yaitu lebih baik lagi hidupnya kemudian diangkat lebih tinggi lagi derajatnya, bukan malah diperlakukan seperti seseorang yang tidak punya harga dirinya sama sekali serta seseorang yang benar-benar tidak pantas untuk dihargai.

Elang sudah pergi meninggalkan istrinya begitu saja, tidak peduli dengan perasaannya tidak peduli dengan Respon yang akan diberikan nantinya.

Kalau sudah seperti ini bahasa kasarnya maunya enaknya doang kalau diajak susah terkadang Banyak mengeluh, tidak pernah ada niatan untuk berubah memilih selalu untuk menang sendiri dan juga menangkap bahwa apapun yang dilakukan selalu baik-baik saja.

Sundari juga tidak terlalu ingin ikut campur dengan masalah yang menimpa anaknya itu, karena menurutnya Elang itu sudah besar ya otomatis bisa dong mengatur kehidupan rumah tangga ini harus seperti apa

Mariana tidak ada niatan untuk menyusul suaminya di lantai bawah, Karena begini ya pria itu yang bersalah Ya seharusnya datang kemudian menemuinya dan berusaha memperbaiki segalanya.

" Sangat keterlaluan sekali kamu, Mas! Aku meninggalkan semua hanya demi mengikuti kamu Dan berharap kamu bakalan memperlakukanku dengan begitu baik, namun apa yang aku temukan Baru beberapa jam di sini benar-benar tidak pernah terduga. " Mariana berusaha untuk tidak meratapi nasibnya soalnya sudah kepalang tanggung.

Elang merasa sengsara dengan semua makanan yang ada di hadapannya saat ini, ternyata resiko punya istri yang berasal dari kampungnya seperti ini Pokoknya seleranya bakal rendah.

Begitu pula dengan respon yang diberikan oleh Dea saat baru bergabung dengan yang lainnya, wanita itu bahkan berdecak kesal karena tidak menyangka dengan apa yang ada di hadapannya.

" Ya ampun Astaga ini tidak salah? kok bisa-bisanya sih wanita itu menyajikan hal-hal yang seperti ini yang terlihat begitu menjijikan, Memangnya dia tidak tahu standar keluarga kita itu seperti apa? " tanya Dea sambil menggelengkan kepalanya bahkan terlihat enggan untuk menyentuh segala sesuatu yang tadi sudah disiapkan oleh Mariana.

Elang dari tadi itu sebenarnya merasakan hal yang sama seperti adiknya, Namun karena perutnya yang sudah keroncongan yang mau tidak mau membuat dirinya memaksakan diri untuk menyantapnya.

Sundari terlihat biasa saja karena Biar bagaimanapun dirinya juga berasal dari kampung dulu, Jadi kalau misalnya menikmati hal-hal seperti ini sepertinya tidak terlalu buruk.

" kamu besok usahakan perintahkan kepada istrimu agar dia melakukan sesuatu itu yang sepantasnya, jika memang dia tidak sanggup pulangkan saja dia kepada orang tuanya dan jangan pernah berhubungan lagi dengannya." Sundari tidak pernah peduli dengan apapun yang dikatakan olehnya selagi itu benar.

Elang memilih untuk tidak merespon dan membiarkan wanita itu mengatakan apapun sesuka hatinya, soalnya mau dibantah seperti apapun tetap saja dirinya kalah maka dari itu lebih baik mengalah.

"Abang, kok bisa-bisa hanya si pemikirannya ingin menikah dengan gadis kampung seperti itu? Kalau sudah seperti begini ya sama saja percuma kan, masa iya sudah berusaha mencari istri tetapi tidak bisa diandalkan dan malah merepotkan." ujar Dea yang tidak peduli kalau suatu saat pasti ada Karma yang bakalan menghampiri.

semua orang di situ menikmati apa yang disajikan oleh Mariana dalam perasaan yang berbeda-beda, yang penting intinya tidak ada rasa kagum daripada mereka soalnya rasa masakan yang diberikan oleh Mariana ini benar-benar amburadul.

Mariana menonton semua yang mereka lakukan dari lantai atas dengan perasaan yang benar-benar begitu kecewa, harusnya mereka merespon keberadaannya Dengan menghargai kehadirannya bukan Malah mengabaikannya seperti ini.

" kamu benar-benar sangat keterlaluan dan juga tidak punya hati, kenapa bisa-bisanya kamu memperlakukan aku seperti begini seolah-olah Aku tidak punya harga ini sama sekali? Harusnya kamu sadar kalau aku datang ke sini dengan perasaan tulus ikhlas tanpa ada unsur paksaan sama sekali karena ingin berbakti, tetapi apa yang aku dapatkan benar-benar di luar ekspektasiku dari dulu sampai sekarang." Mariana berkumam monolog seorang diri tanpa ada niatan untuk mengajak orang lain berbicara dengannya.

Elang Kenapa tidak suka ke arah istrinya yang menonton dirinya dari lantai atas, karena menurutnya Wanita itu sangat menyebalkan dan juga hanya membuat dirinya pusing ketika berbicara dengan Mariana yang tidak pernah nyambung.

"Kenapa hanya melihatnya seperti itu? Panggil dia turun ke lantai bawah kemudian nikmati apa yang sudah diberikan kepada kita, supaya dia tahu kalau ini benar-benar sangat tidak masuk akal!" perintah Sundari membuat Elang mau tidak mau memberikan kode kepada Mariana agar segera turun.

"Kamu selama di kampung, Apa saja kegiatan yang kamu lakukan? Apakah kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan saat ini itu artinya kamu bakalan menggunakannya secara perlahan tanpa, entah apa yang kamu maksudkan ke dalam makanan ini sampai-sampai rasanya benar-benar sangat menjijikan? "sindir Sundari yang terlihat tidak suka dengan apa yang ada di hadapannya.

Mariana mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh mertuanya barusan, perasaan apapun yang ditaruhnya di dalam situ semuanya masih masuk dalam batas wajar.

" Memangnya rasanya kayak bagaimana sih? sampai-sampai Kalian terlalu banyak komentar padahal sudah mau menghabiskan semuanya, ya memang aku akui kalau aku tidak bisa memasak tapi intinya tolong dihargailah Apapun yang aku lakukan, "protes Mariana yang tidak terima.

Elang menghentikan kegiatannya itu kemudian memberikan kode kepada istrinya agar segera mendekat, karena menurutnya wanita itu tidak pantas membantah sebab semuanya sesuai dengan kenyataan apa yang dikatakan oleh Sundari.

" kamu berani-beraninya membantah apa yang dikatakan oleh Mama tadi? Padahal apa yang dikatakan Mama itu memang benar-benar kenyataan, tapi kamu masih merasa diri paling benar dan malah menjawab lagi? "omel Elang yang merasa tidak terima.

" Ya ampun Astaga, di sini itulah tak kesalahanku ada di mana coba? apapun yang kalian perintahkan sudah aku ikuti loh tanpa terkecuali, masa iya sekarang malah membuat kalian beramai-rame untuk memarahiku? " tanya Mariana yang tidak terima karena terlihat semua orang itu seolah tengah menyulitkannya saat ini.

Elang memilih untuk menyodorkan semua yang ada di situ ke arah Mariana, mungkin dengan wanita itu merasakannya secara langsung bakalan membuatnya diam jadi tidak banyak berkomentar panjang lebar.

"Terserah apapun yang kamu katakan yang penting intinya aku merasa kalau aku itu salah memilih istri, kamu datang ke tempat ini bukannya membantuku malah yang ada kamu membuat beban hidupku tambah berat ! Kalau saja tidak dalam keadaan terpaksa Tentu saja aku tidak akan ada niatan untuk menikahi kamu, karena yang ada itu hanya membuat hidupku tidak ada faedahnya sama sekali."Elang tidak peduli dengan perasaan istrinya.

Mariana menghembuskan nafasnya kasar karena menurunnya tidak baik juga sih bertengkar di hadapan orang lain, yang penting intinya Bagaimana respon suaminya nantinya kemudian sifatnya ya dari situlah dirinya bakalan mengambil langkah yang terbaik.

Mariana memilih untuk sibuk dengan apa yang ada di hadapannya saat ini meskipun terlihat wajahnya begitu terpaksa melakukannya, karena seperti yang dikomentari oleh mertua dan juga suaminya Ternyata apa yang dilakukannya benar-benar hancur berantakan.

Semua orang di sana menatap tidak suka ke arahnya Karena sekarang itu mereka hidup dalam masa pengiritan, karena sama saja membuang-buang makanan itu sama saja masuk di dalam pemborosan.

"Lain kali hargai apapun yang ada di hadapanmu dan anggap kalau besok dia tidak bakalan datang lagi, Kecuali Kamu punya sesuatu yang bisa dibanggakan atau mungkin bakalan membantu ekonomi di sini maka kamu boleh melakukan hal itu, " jelas Sundari penuh penekanan membuat Mariana akhirnya menyadari akan sesuatu hal.

Miskin?

Apakah begitulah ekonomi keluarga dari suaminya itu, karena terbukti sesuatu yang dihidangkannya malam ini sebenarnya Harganya tidak terlalu seberapa.

akan tetapi kenapa mereka malah memperhitungkannya sampai sedetail mungkin, kalau sudah seperti begini ya Kenapa harus memaksakan diri hidup di rumah gedongan jika pada akhirnya bakalan pas-pasan saja.

Elang benar-benar tidak ada niatan untuk membantu istrinya di saat keadaan seperti begini, bukan karena merasa sangat menghargai keberadaan wanita itu tetapi melainkan dirinya hanya lagi sedang malas untuk berdebat saat ini.

" kalian benar-benar manusia yang sangat keterlaluan, sampai-sampai tidak menghargai perasaan orang lain ketika mengatakan itu semua. "Mariana benar-benar kecewa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!