Wanita Tersakiti

Mariana benar-benar merasa kecewa dengan semua yang dikatakan oleh Elang barusan, karena bisa-bisanya suaminya itu mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan untuknya.

Padahal dirinya tidak pernah meminta apapun yang begitu banyak, apalagi sesuatu yang berlebihan cukup hanya dihargai saja malah itu sudah membuatnya senang.

Elang memilih untuk pergi keluar rumah dengan tanpa pamit pada istrinya, entah apa yang ada dalam pikiran pria itu sampai mau menjalani rumah tangga yang seperti begini.

Sundari juga terlihat tidak peduli dengan perasaan menantunya tersebut, karena menurutnya yang menjalani pernikahan dan juga yang nekat menikah adalah Mariana dan juga anaknya maka dari itu ya seperti begini pun dirinya tidak peduli.

Dea hanya tersenyum sinis saat melihat kakak iparnya itu kebingungan harus bersikap bagaimana, Ya habisnya Siapa suruh menikah tanpa tahu bibit bobot bebet suaminya dulu malah langsung mengiyakan saja.

" Kamu tahu kan tadi kami baru selesai makan, Jadi otomatis ada piring kotor di atas meja! kalau begitu kenapa kamu malah Bengong di sini dan tidak turun membereskan bekas piring itu, memangnya Kamu mau saya yang melakukannya dan itu artinya sebagai menantu kamu tidak berguna? "tanya Sundari membuat Mariana menatap heran ke arah mertuanya itu.

Mariana jelas saja bingung karena, Bukankah dirinya sudah menyiapkan apapun yang menjadi kebutuhan mereka?Lalu kenapa sekarang harus dirinya lagi yang melakukannya, ada dua kaki dan juga dua tangan yang masih berfungsi dengan benar ya Otomatis mereka bisa melakukan hal itu.

Sundari memicingkan mata menatap ke arah menantunya karena dirinya yakin kalau Marina pasti ingin menolak, tentu saja sebagai seorang mertua yang suaranya harus didengar oleh siapapun yang ada di rumah itu ya Otomatis dirinya tidak mungkin mengalah.

"kenapa diam saja? Kamu mau saya yang membereskan barang-barang itu, kalau kayak begitu Tidak usah menikah sekalian dengan anak saya biar saya juga tidak ikutan repot. "Sundari terus saja mengatakan kata-kata seperti itu seolah-olah Tengah menyindir.

"ya ampun Mama, kasihan loh anak orang jauh-jauh dari kampung bukannya disayang-sayang malah diperlakukan seperti itu," ujar Dea sambil tertawa seolah-olah dirinya merasa kasihan dengan keadaan dari Mariana.

"salah sendiri kan dia mau menikah dengan anaknya Mama, padahal anaknya Mama itu kan seorang yang sukses yang bisa saja menikah dengan wanita yang lebih kaya dan juga terkenal. "Sundari terus aja mau mojokan Mariana membuat wanita itu hanya bisa terdiam tanpa banyak membantah.

apapun yang terjadi seharusnya Mariana berusaha untuk tetap tenang, namun balik lagi dirinya hanyalah manusia biasa yang tidak bisa menaati kalau sekarang keadaannya tidak baik-baik saja.

wanita itu mau tidak mau pergi membereskan semua bekas piring yang dipakai di atas meja, dirinya ingin menangis ketika makanan yang tadi dibilang tidak enak ternyata habis namun banyak yang dibuang ke bawah lantai.

kalau memang masakannya begitu amburadul yang setidaknya dibiarkan saja tetap di dalam piring, mungkin dengan begitu dirinya tidak bakalan kesusahan untuk membereskan dan bukan seperti ini.

mau mengeluh rasanya juga percuma soalnya sudah kepalang tanggung, maka dari itu dirinya mencoba untuk menghadapinya untuk Berusaha tetap tersenyum meskipun ada perasaan kecewa di dalamnya.

" usahakan semua bekas makanan yang tadi tercecer di lantai bersih semuanya tanpa tersisa, karena lantai itu terbuat dari marmer yang harganya ratusan juta dan kamu tidak akan mungkin membelinya! "perintah Sundari kalau segera pergi dari situ tidak ingin sekalipun menemani Marina.

semua orang sudah pergi dari tempat itu tidak ada niatan untuk membantu meringankan pekerjaannya, padahal wanita itu sebenarnya butuh istirahat karena melakukan perjalanan jauh terus sampai malam juga belum diberikan kesempatan untuk beristirahat.

sebagai seorang istri tentu saja ada perasaan kecewa ketika dibawa datang ke rumah mertua malah diperlakukan layaknya babu, Padahal di pikirannya ketika menikah nanti dirinya bakalan diratukan oleh suaminya ternyata itu salah besar.

Elang juga seolah tidak peduli dengan keberadaan istrinya di rumah karena sekarang dirinya memilih untuk pergi ke klub malam, Soalnya di sana sudah berkumpul teman-temannya dan ia yakin dengan berkumpul bersama mereka membuat pikirannya lebih tenang.

"wah baru nongol kamu bro? ke mana saja selama beberapa minggu ini dihubungi tidak bisa, padahal kita mau ajak kamu party loh di Bali soalnya kan Rebecca pacarnya Ryan lagi ulang tahun waktu itu?" tanya Timothy.

Elang hanya tersenyum samar soalnya tidak mungkin juga kan dirinya berkata bahwa menghilang selama beberapa minggu itu karena dirinya menikah, sebab tentunya pastinya teman-temannya itu penasaran dengan sosok istrinya yang seperti apa saat ini.

"ya kalian tahu sendiri kan soalnya aku butuh yang namanya Healing , hidupku makin ke sini makin membuatku bingung harus menjalaninya seperti apa. "Elang tidak pernah main rahasia dengan sahabatnya karena mereka juga tahu keadaannya.

Timothy menepuk pelan bahu Elang karena dirinya juga merasa miris dengan keadaan pria itu sekarang, Kalau dulu apapun yang diinginkan pasti mudah didapatkan namun sekarang sangat berbanding terbalik.

"ya kan sudah aku katakan kalau memang kamu ingin memulai usaha orang tua kamu maka aku siap memberikan modal, nanti urusan pengembaliannya ya kita bicarakan setelahnya saja hanya kamu saja yang kelebihan gengsi kan?" ujar Rian menimpali pembicaraan kedua orang itu.

Elang tersenyum karena baginya dirinya sangat gengsi ketika meminta tolong kepada Ryan, kalau misalnya meminta tolong kepada Timothy Ya tidak masalah tetapi kalau soal Rian otomatis harga dirinya bakalan jatuh ke bawah.

masih Membekas Di dalam ingatan Elang Bagaimana Kekasih Pujaan hatinya yaitu Rebecca memilih Ryan dibandingkan dirinya, ketika wanita itu tahu bahwa dirinya sudah tidak punya apapun yang bisa dibanggakan dan juga apapun yang bisa dipakai untuk membahagiakan Rebecca.

"ya benar apa yang dikatakan oleh Rian, Kalau misalnya kamu itu butuh sesuatu ya tinggal ngomong saja." Rebecca menimpali.

"Terima kasih tawarannya tetapi aku masih sanggup hidup seperti ini, kecuali kedua kakiku tidak berfungsi dengan benar mungkin saat itulah aku bakalan jadi pengemis, "jelas elang yang masih tetap pada pendiriannya.

rebecca hanya mengangkat kedua bahunya pertanda tidak peduli, karena menurutnya zaman sekarang itu jika terlalu menuntut yang namanya Gengsi ya bakalan susah sendiri.

Elang ingin sebenarnya mau membuka kembali usaha milik Papanya yaitu di bidang Real Estate, hanya saja modal awal yang diperlukan itu bukan kecil maka dari itu dirinya tidak ingin berhutang lebih banyak lagi kepada Ryan,

meskipun pria itu tulus ikhlas mau membantunya tapi balik lagi dirinya tidak ingin berhutang Budi, nanti di kemudian hari ketika dirinya sukses pasti akan ada pembahasan yang membuat dirinya benar-benar merasa tersinggung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!