Marina tidak menyangka jika hari pertamanya datang ke tempat ini, malah diperlakukan dengan begitu buruk seolah-olah kehadirannya Tidak Dianggap sama sekali.
kalau perasaannya seperti itu ya masuk akal juga sih, sebab saat dirinya harus berkutat dengan penggorengan di dapur tidak ada satupun yang menemani.
maka dari itu jika wajar wanita tersebut merasa Tidak Dianggap oleh keluarga suaminya, Seharusnya kan mereka datang kemudian menemaninya dan mengajaknya ngobrol dan dengan begitu dirinya tidak merasa terasingkan.
Apapun yang terjadi Semua orang pasti akan merasakan yang sama seperti yang dirasakannya, namun balik lagi dirinya tidak ingin kedatangannya ke tempat ini sia-sia dan diusir sampai harus meninggalkan rumah megah tersebut.
Sundari tidak ada niatan untuk mendekatkan diri kepada menantunya itu, atau mungkin sekedar membantu karena menurutnya menantu wajib Melayani seluruh anggota keluarga suaminya tanpa terkecuali.
Dea dari tadi sudah merasa gusar ketika melihat cara kerja Mariana yang begitu lelet, kalau bisa dibilang dirinya Sudah Kelaparan dari tadi dan sekarang sudah melampaui jam makan siang.
wanita itu masih mencoba untuk sabar soalnya kapan lagi sih dapat membantu gratisan seperti Mariana itu, yang sepertinya mau saja dibodohi oleh keluarga mereka yang jelas-jelas sudah berada dalam ambang kemiskinan.
"Mama kalau tidak mau pergi menghampiri dia, Mendingan aku saja deh! Soalnya kalau dibiarkan lama-lama besok pagi baru kita makan, dan kalau hal itu terjadi maka bisa dipastikan kita semua bakalan langsung pingsan saat itu juga. " Dia turun ke lantai bawah untuk segera menyusul Mariana yang dari tadi tampak kebingungan.
" Bisa masak tidak? Jangan bilang kamu tidak paham apapun yang ada di dalam rumah ini, soalnya kan tahu sendiri kamu itu asalnya dari Kampung dan mana tahu tentang hal-hal seperti ini? "tanya Dea sinis seolah-olah tidak ada rasa hormatnya sama sekali terhadap kakak iparnya itu.
mariana mengerutkan keningnya ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh adik iparnya itu, namun wanita itu berusaha untuk positif thinking karena Percayalah dari dulu dirinya suka menindas mamanya.
"ah kalau soal yang seperti begini mah kecil, aku kan maksudnya belum terbiasa dilayani Makanya sekarang harus membiasakan diri dulu dong, "ujar Mariana sambil tersenyum merasa diri paling bisa.
Dea tersenyum mengejek ketika mendengar jawaban dari Mariana, karena terbukti jawaban dan juga tangannya tidak sinkron pertanda bahwa wanita itu juga bingung.
" Kamu pasti mencari di mana asisten rumah tangga di sini, dan sepertinya kamu bingung kok bisa rumah sebesar ini tidak punya asisten? Maka jawabannya nanti kamu bakalan dapat dari kakak, karena aku yakin sebagai seorang suami dia punya penjelasan yang lebih detail soal ini." Dea sengaja mengatakan perkataan yang begitu ambigu maksudnya agar membuat wanita yang ada di hadapannya itu kebingungan.
Mariana yang dari tadi sudah dibuat kebingungan ya bertambah bingung lagi dengan sikap yang ditunjukkan oleh Dea, belum lagi dengan perkataan yang dilontarkan oleh wanita itu yang dari tadi mencurus kepada hal-hal yang membuatnya pusing.
" Sabar Mariana! Mereka hanya belum terbiasa dengan kehadiran kamu saja, nanti pasti juga mereka bakalan menganggap kamu sebagai anggota keluarga Soalnya kamu kan wanita pilihan Elang, " batin Mariana berusaha untuk mengatakan bahwa keadaan di situ baik-baik saja tidak terjadi apapun yang mengecewakan dan juga tidak terjadi apapun yang ada dalam pikirannya.
Semua orang yang berada di posisinya pasti akan melakukan hal yang sama, ada begitu banyak pertanyaan namun memilih untuk tetap tenang.
Sundari hanya bisa menggelengkan kepala ketika melihat kelakuan Dea yang sengaja mempermainkan pemikiran Mariana, karena kalau tidak yang ada mereka pasti dibuat kebingungan dan juga menunggu sesuatu yang tidak ada kepastian.
"Bagaimana? Apa kamu sudah mencari tahu semua yang dilakukan oleh wanita itu kira-kira sudah beres atau belum, Kalau misalnya belum kamu panggil kakak kamu sekarang juga dan urus istrinya yang tidak berguna itu? " tanya Sundari penasaran kira-kira wanita yang dibawa oleh putranya itu berguna atau tidak karena nanti jadi benalu ya sama saja bohong.
Anak perempuannya itu menggelengkan kepala pertanda bahwa harapan mereka sepertinya sia-sia, namun mereka juga harus berpikir dengan benar jangan sampai Mariana itu butuh yang namanya penyesuaian.
" Ya sudah Biarkan saja dia mau melakukan apa, Nanti mama yang bakalan mengurusnya soalnya enak saja datang terus bikin pusing, " jelas Sundari yang memilih beristirahat dalam kamarnya.
setelah berada di dapur selama 3 jam lebih akhirnya Mariana menyelesaikan pekerjaannya, Kalau dibilang Puas sih sebenarnya tidak karena wanita itu hanya bisa membuat nasi goreng dan juga timun yang di lalap.
Sudah begitu ada telur ceplok yang menjadi menu andalan yang dimasak oleh Naimah setiap hari, ah kalau mengingat soal wanita itu membuat Mariana benar-benar merindukan saat dirinya menjadi Nona besar dalam rumahnya sendiri.
wanita itu memilih untuk duduk di ruang tamu Soalnya bingung mau masuk ke dalam kamar yang mana, karena tadi suaminya itu tidak menunjukkan kamar mereka.
Sundari yang sudah merasakan keroncongan memilih untuk keluar kamarnya dan bingung ketika melihat menantunya itu duduk Bengong di depan ruang keluarga, maka dari itu dirinya mendekatinya meskipun sebenarnya enggan melakukannya tetapi mau bagaimana lagi.
"kenapa masih di sini, Kenapa tidak menyusul suami kamu untuk beristirahat? kalau memang pekerjaan kamu sudah selesai ya sudah pergi istirahat sana, saya mau makan dan usahakan makanan kamu jangan sampai membuat saya kecewa ya! " perintah Sundari tegas tidak ada nada lemah lembut di dalamnya.
Mariana benar-benar terkejut sekaligus gugup dan juga sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya, ketika dirinya dari kecil sampai sekarang tidak pernah dibentak dan hari pertama berada di rumah suaminya malah langsung mendapat perlakuan seperti ini.
mau marah dan juga berteriak seperti kebiasaannya ketika diperlakukan seperti itu pun dirinya sudah tidak berani, karena mana mau diceraikan oleh Elang hanya karena sudah memperlakukan mamanya dengan begitu buruk.
"Aku bingung mau menyusul suamiku Ke kamar yang mana, Soalnya tadi dia pergi lebih dahulu terus tinggalkan aku di sini."Mariana terpaksa mengatakan hal-hal itu sambil menundukkan kepalanya.
Sundari hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum karena menurutnya anaknya itu pasti terpaksa melakukan semua ini, sedangkan anaknya itu sudah terbiasa berhubungan dengan wanita kuota yang berpenampilan modis dan juga tidak memalukan.
"Mungkin dia lagi tidak sedang ingin diganggu oleh kamu, sana di atas sebelah kiri merupakan kamarnya dia silakan kamu Nyusul, " ujar Sundari lalu meninggalkan menantunya itu tidak ada rasa Terima kasih yang diucapkan ketika sudah dilayani dengan tulus ikhlas .
Mariana hanya bisa menghela nafasnya kasar karena sepertinya mulai sekarang dirinya harus terbiasa dengan tampang semua orang di rumah itu, karena terlihat mereka sepertinya sangat tidak menyukai keberadaannya.
Sesampainya di dalam kamar terlihat suaminya itu sedang tertidur begitu pulas, membuat Mariana pun segera menyusul dan berbaring tepat di sebelah suaminya itu dan memeluknya dari belakang.
Elang yang sedang tertidur langsung terganggu dengan keberadaan Mariana di sampingnya, maka dari itu pria itu membuka mata kemudian memasang tatapan tidak sukanya.
"kamu kenapa ada di sini? Siapakah yang menyuruh kamu untuk tidur di atas tempat tidurku, Seharusnya kamu izin dulu kepadaku sebelum melakukan hal itu? " tanya Elang tidak suka.
Mariana menatap heran ke arah suaminya sebab bisa-bisanya mengatakan hal itu, padahal harusnya pria itu sadar jika mereka sudah menikah jadi Wajar dong kalau misalnya dirinya melakukan hal itu.
" Memangnya ada yang salah kalau misalnya aku ada di sini di samping kamu, terus misalnya aku istirahat karena aku dari tadi itu melakukan pekerjaan rumah sampai belum istirahat sama sekali? "tanya Mariana dengan tatapannya tidak suka.
Elang menghardik kasar lengan wanita itu yang hendak menyentuhnya, karena dirinya paling tidak suka dengan wanita yang lancang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments