Tujuh Elemen
Pagi hari yang cerah di rumah Zaid.
"Hei Zaid, daripada kau hanya melihat ayah mencabuti kangkung, lebih baik kau bantu ayahmu ini," tegur ayah Zaid.
Zaid yang duduk di teras belakang memerhatikan ayahnya sambil menopang dagu dengan tangan kanannya hanya menghela napas. Ia kelihatan bosan.
Zaid kemudian bangkit dari kursi, seperti hendak pergi.
Melihat itu, ayah Zaid berseru, "Hei Zaid kau mau kemana?"
Zaid yang sudah menuruni anak tangga teras belakang rumah tidak menoleh sedikit pun. ia hanya berseru, "Ke hutan! Lebih baik aku ikut Paman berburu saja. Paman bilang hari ini mau berburu."
"Oh, baiklah kalau begitu. Hati-hati!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zaid ditemani pamannya, Hassan pergi ke hutan. Di punggung Hassan terdapat busur dan tempat anak panah.
Keduanya mulai memasuki hutan ketika kucing abu-abu berbulu lebat itu secara tiba tiba muncul dari jauh lalu mengintai mereka. Kucing itu seolah-olah melakukan teleportasi.
Setelah lama mencari, Hassan dan zaid menemukan hewan buruan, rusa.
"Ssst, merunduk!" Hassan merunduk di semak-semak.
"Baik, Paman." Zaid ikut merunduk.
Hassan meraih busur di punggung dan mengambil satu anak panah, bersiap. Ia terus mengintai rusa itu lewat celah semak-semak. Dan ketika rusa itu lengah, Hassan perlahan bangkit berdiri sambil mementang busur, ia melepaskan anak panah dan...
"Tunggu! Kucing, jangan lari!"
Zaid tiba-tiba keluar dari semak-semak saat ia tanpa sengaja melihat kucing dari jauh, membuat rusa merasa terancam dan lari. Jleb, Panah itu meleset, tapi Zaid tidak menghiraukannya, ia terus mengejar kucing itu.
"Hei Zaid, apa yang kau lakukan? Astagaaa!" Hassan kesal.
Zaid yang sudah beberapa meter meninggalkan Hassan hanya berseru, "Maaf, nanti kita cari lagi!"
Hassan mengambil keputusan untuk mengejar Zaid.
"Hei kucing, tunggu!" Zaid terus mengejar kucing abu-abu itu.
"Zaid jangan masuk ke hutan lebih dalam, kembali!" Hassan berteriak di belakang.
Zaid semakin dekat dengan kucing itu, tetapi, dzing, kucing itu melakukan teleportasi, sekarang sedikit jauh di depan Zaid.
"Hei, apa? A-apa aku tak salah lihat?" Zaid heran dengan yang baru saja dilihatnya. Ia memutuskan berlari lebih kencang.
Sementara kucing itu, setiap Zaid hampir menangkapnya, ia melakukan teleportasi. Itu membuat Zaid semakin yakin kalau ia tidak salah lihat dan membuatnya semakin berambisi untuk menangkapnya. Ia tidak sadar sudah masuk ke hutan makin dalam. Ia juga tidak sadar bahwa beberapa meter di depannya terdapat jurang.
"Zaid kembali! Di depan sana ada jurang!" Seruan Hassan terdengar samar di belakang.
Entah apakah Zaid mendengarnya atau tidak, atau dia memang tidak peduli.
"Zaid, BERHENTII!!"
Zaid sudah mulai kelelahan, tetapi kucing itu seperti sengaja memperlambat larinya, keduanya semakin dekat dengan jurang. Zaid mencoba melakukan upaya terakhir, ia melompat, kedua tangannya bersiap menangkap kucing itu yang sudah melompat ke jurang. Kucing itu akan jatuh, tetapi, dzing, kucing itu menghilang.
Sementara itu, sraaak, Zaid sudah mendarat, perut dan dadanya bergesekan dengan tanah, membuatnya sedikit maju, kepala dan dadanya mengambang di antara kedua tebing, perut sampai kakinya tepat di pinggir tebing.
Zaid memandang ke dasar jurang yang tertutup kabut, seketika dadanya berdegup kencang. Fiuuhh hampir saja, batin Zaid.
"Zaid, kau tidak papa?" Hassan sudah menyusul.
Sambil terengah-engah Zaid menjawab, "Ya!", kemudian dengan kedua tangan ia mengangkat tubuhnya, mencoba bangkit. Namun, krak, ujung tebing retak dan Zaid pun jatuh ke jurang berkabut diiringi teriakkannya yang bergema.
"Zaid!"
Sementara itu, teriakan Zaid perlahan lenyap seakan ditelan bumi. Tubuhnya meluncur bebas ke bawah. Tidak terlihat lagi. Tertutup oleh kabut tebal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zaid terus meluncur hingga dasar jurang terlihat, untungnya ada aliran air di bawah sana. Ia menutup hidung dan mulutnya.
Bruss. Zaid sampai masuk ke dalam air cukup dalam karena jatuh dari ketinggian. Ia lalu berenang ke permukaan, rambut dan seluruh badannya basah kuyup. Sejenak ia menghirup udara lalu terengah-engah.
Zaid menengadah ke atas, "Pamaaan!"
Percuma saja, kalau pun pamannya ada di atas sana dan mendengar teriakkannya, pamannya tidak mungkin bisa menyelamatkannya.
Sesaat Zaid tampak menyesal. Kenapa ia mengejar kucing itu? Kenapa tidak fokus saja berburu? Kalau saja ia tidak terus mengejar kucing itu, pasti ia tidak akan jatuh ke jurang, ia pasti tidak akan berada di sini.
Zaid berteriak menyesal. Tetapi ini sudah terlambat. Ia sekarang berada di antara hidup dan mati. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan karena di kanan kirinya hanya ada dinding tebing. Walaupun sebenarnya ia bisa memanjat, memanjat tebing yang amat tinggi sungguh tidak mungkin. Apalagi dengan tenaganya yang sudah habis terkuras akibat mengejar kucing tadi.
Sekali lagi Zaid berteriak menyesal. Sesaat ia menyalahkan kucing itu, tetapi sesaat kemudian ia menyalahkan diri sendiri. Zaid tak tahu harus bagaimana, ia hanya berenang mengikuti arus sampai ia benar-benar kehabisan tenaga. Ia tenggelam.
Tetapi ternyata di bawah sana ada portal tersembunyi. Ketika Zaid tenggelam dan ia menghirup air lumayan banyak, secara tak sengaja ia masuk ke portal itu yang memindahkannya ke suatu tempat. Ke suatu planet yang sangat mirip dengan bumi. Dengan manusia-manusia yang mempunyai kekuatan sihir alami. Zaid, ia berpindah ke planet Imub. Yang berarti kekacauan akan segera terjadi di planet itu, entah kapan. yang jelas, saat kekacauan itu terjadi, orang-orang di sana membutuhkan bantuannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Alur ceritanya sudah lumayan bagus 👍👍
2023-12-04
0
Muhamad Saefulloh
Jangan lupa untuk vote dan tonton iklan karena itu adalah ibadah (karena jika anda melakukannya, anda telah membuat author senang, dan membuat orang senang adalah suatu ibadah. Anda akan mendapat pahala/ganjaran dari-Nya).
2023-11-20
3
Tiana
semangat up
2023-11-17
1