Terbesit Rasa Sakit

Sinar matahari pagi ini begitu menghangatkan muka bumi. Disertai angin sepoi sepoi yang terus berhembusan. Burung burung berterbangan sembari berkicau ria mengitari langit. Membuat siapapun yang melihat pasti akan merasakan kebahagiaan tersendiri. Termasuk Felix. Laki laki bermarga Lee itu sangat menyukai suasana pagi seperti ini.

Kursi roda yang Felix duduki berada di dekat jendela. Felix membuka lebar lebar jendela itu agar ia mendapatkan udara sejuk dari luar. Seulas senyum terbit pada bibir laki laki itu, walau sebenarnya terbesit sedikit rasa sakit dalam lubuk hatinya. Perlahan, Felix sedikit demi sedikit menerima keadaannya yang sekarang, keadaan yang mengharuskannya berjalan dengan alat bantu yaitu kursi roda untuk selama lamanya.

Tak lama setelah diam sembari menatap langit pagi, suara derap langkah terdengar berjalan kearahnya. Manakala Felix menoleh, ia mendapati sang mama yang tengah berjalan kearahnya sembari menunjukkan senyum lebarnya.

"Felix, sarapan dulu ya, nak?" Freya, perempuan itu nampak membawa nampan berisikan satu mangkok bubur dan satu gelas susu. Freya meletakkan nampan itu di atas nakas, kemudian berjalan ke arah Felix.

"Kamu sarapan dulu, ya? Perutnya nggak boleh kosong. Mama tinggal dulu, kamu bisa makan sendiri, kan?" Freya mengusap lembut surai blonde Felix.

"Mama mau kemana, baru aja sampai, masa mau pergi lagi?" tanya Felix.

Sebelum menjawab ucapan sang anak, Freya menjalankan kursi roda Felix menuju ranjang anaknya. "Kamu makan di sini. Makan yang banyak, biar cepat sembuh. Mama mau pergi ke rumah calon papa baru kamu."

"Papa baru?" gumam Felix.

Freya yang mendengar itu lantas mengangguk. "Tiga hari lagi, mama dan calon papa baru kamu, papa Na Hyun Seo akan menikah."

Jlebbb

Hati Felix rasanya seperti tertimpa batu yang sangat besar, sangat sesak dan juga sakit. Ia benar benar tak bisa berkata apa apa lagi.

"Felix.. Tuan Na Hyun Seo itu nggak jahat. Dia baik kok. Kamu kan emang belum kenal dekat sama dia, jadi kamu mikirnya dia itu nggak baik. Tapi dia baik kok. Jangan mikir yang aneh aneh, ya?"

Felix tetap diam dengan tatapan kosongnya. Pikirannya berkelana. Marah, kecewa tercampur menjadi satu.

"Ya sudah. Mama pergi dulu, ya?" Sebelum beranjak dari ruangan Felix dirawat, Freya menyempatkan waktunya sebentar untuk mengecup kening anak semata wayangnya.

Sepeninggal sang mama, Felix membanting nampan yang Freya letakkan di atas nakas. Ia paling benci dikala keadaan hatinya sudah membaik, terpaksa harus memburuk lagi karena berita yang mamanya ucapkan tadi, berita bahwa sang mama akan segera melaksanakan pernikahan tiga hari yang akan datang.

"Jadi ceritanya sia sia nih gue jatuhin diri di jurang sampai cacat gini?! Sia sia, kan? Mama tetep aja nikah sama laki laki bajingan itu!" Felix terus merutuki dirinya sendiri. Entah mengapa hal bodoh yang terlintas dipikirannya saat itu benar benar ia lakukan tanpa pikir panjang.

Yang menjadikan dirinya tidak bisa berjalan normal untuk selama lamanya. Ia juga tidak bisa menahan sang mama agar tidak menikah dengan Na Hyun Seo.

"ARGHHHHHH!" Felix menjambak rambutnya berulang kali hingga rontok beberapa helai.

Benci. Ia sangat benci dengan semuanya. Semuanya. Entah siapa pun itu. Felix benci. Ia sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi untuk menahan sang mama agar tidak menikah dengan Na Hyun Seo. Ia sudah cacat saja sang mama akan tetap melaksanakan pernikahan itu, mungkin jika ia mati, pernikahan itu pun akan tetap terlaksana.

Felix ingin pasrah, namun dalam hati kecilnya itu, ia tidak rela. Felix tidak siap manakala sang mama akan menderita suatu hari nanti karena telah menikah dengan Na Hyun Seo.

Freya benar benar sudah terbutakan oleh Na Hyun Seo. Hingga tidak bisa melihat sisi buruk calon suaminya itu, yang padahal sudah sangat terlihat jelas sisi buruk dan bejadnya sosok Na Hyun Seo. Freya seakan tak peduli dengan itu, ia tak peduli seburuk apa Na Hyu Seo. Freya sudah sangat cinta mati sampai tidak pernah terbesit sedikit pun pikirannya tentang bagaimana kedepannya jika ia menikah dengan laki laki pengangguran seperti Na Hyun Seo.

Lee Freya adalah single parents yang berjuang sendirian membesarkan Felix. Ia dijauhi oleh semua keluarganya. Terkadang, Felix merasa sakit manakala mengingat perjuangan sang mama yang tak kenal lelah, sosok perempuan hebat yang berjuang mmebesarkan Felix sampai sebesar ini. Felix ingin membuat sang mama bahagia, namun, ia malah selalu membuat sang mama susah, berkali kali ia masuk BK dan mendapat laporan atas kenakalan Felix di sekolah.

Felix menghela nafas panjang. "Oke, kalau itu memang pilihan mama." Laki laki itu berakhir pasrah dengan apa yang akan terjadi kedepannya.

Felix menjalankan kursi rodanya menuju dekat jendela, berniat berdiam diri di sana sembari menenangkan suasana hatinya yang tak kunjung membaik.

Tak berlangsung lama setelah itu, knop pintu terbuka. Menampakkan kedua sahabatnya yang menghampirinya dengan air muka yang nampak bahagia dan berseri seri. Masih dengan pakaian seragam, lengkap dengan ransel di punggungnya. Sepertinya, Jeno dan Hyunjin menyempatkan waktunya mengunjungi Felix sebentar sebelum berangkat ke sekolah.

"Woi, gimana keadaan lo?" tanya Jeno sembari memegang kedua bahu Felix.

"Sekarat," jawab Felix malas. Ia paling malas dengan orang yang banyak basa basi seperti Jeno.

"Sensi amat. Kirain bakal tobat," cibir Jeno. Laki laki itu lalu mendaratkan pantatnya pada sofa, kemudian mengambil remote dan menyalakan televisi.

Diikuti oleh Hyunjin. Laki laki itu membanting tubuhnya di atas sofa di samping Jeno.

Felix hanya geleng geleng melihat kedua sahabatnya itu. "Bentar, deh." Felix menatap kedua sahabatnya dengan mengerutkan keningnya.

"Kalian berdua kesini nggak bawa apa apa buat gue gitu?" tanya Felix.

Jeno dan Hyunjin hanya nyengir tanpa dosa sembari menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. "Biasanya orang sekarat tuh nggak doyan makan," celetuk Jeno.

Felix melotot, dengan segera Hyunjin menyahut, "Lo sendiri kan yang bilang kalo lo sekarat?" Hyunjin terkekeh.

Felix mendengus kesal sembari memutar bola mata malas. Pandangannya kembali menatap langit pagi yang cerah.

"Astagaa, Felix!! Lo habis ngamuk apa gimanaa?!" Jeno berteriak manakala melihat pecahan piring dan gelas, juga bubur yang berceceran di lantai. Jeno baru menyadari itu manakala matanya tak sengaja menatap ke lantai bawah.

"Bacot lo!" kesal Felix.

"Lo nggak kenapa kenapa, kan?" tanya Hyunjin. "Kok kayak lagi banyak pikiran gitu. Kalo ada masalah cerita, kita kan bespren."

"Lihat jam deh. Nggak lihat apa ini udah jam berapa? Lo pada apa nggak sekolah?" Felix menggedikkan dagunya ke arah jam dinding.

"Oh iya!" seru Hyunjin. Bukan. Bukan karena ia melihat jam. Laki laki itu berdiri tegak dari duduknya, seperti mengingat sesuatu yang akan ia ceritakan, yang memang sedari awal adalah tujuan mengapa ia kemari.

"Apa?" tanya Felix.

"Lo tahu nggak, si Jaemin keknya bakal dikeluarin dari sekolah deh," ujar Hyunjin.

"Kenapa?" tanya Felix.

"Dia nyebarin vidio si Yoora. Vidio yang nggak pantes buat disebarin," lanjut Hyunjin.

"Beneran si Jaemin yang nyebarin?" tanya Felix. Ia tidak 100% yakin bahwa Jaemin lah yang menyebar vidio itu. Karena sejengkel- jengkelnya Felix pada Jaemin, ia tahu bahwa Jaemin adalah anak baik baik.

Hyunjin menggeleng. "Bukan. Dia kena tuduh doang sih. Gue tahu kalo bukan dia yang nyebar vidio itu, tapi ya gue diem aja. Biarin dia dikeluarin dari sekolah. Yaa, hitung hitung jadiin dendam lo ke dia, kan? Gue nggak perlu nyelakain dia atau ngefitnah dia sampai menderita. Karena bentar lagi hidup dia pasti bakal hancur. Gue yakin."

"Lah, ini bukan ulah lo?" Jeno yang tadinya tidak minat nimbrung dalam pembicaraan ini pun lantas berdiri dan menatap Hyunjin cukup lama.

Hyunjin menggeleng sembari menonyor kepala Jeno. "Bukan lah, tai lo! Gue nggak sejahat itu kali!" ujarnya.

"Lah, gue kira itu ulah lo semua. Terus kalo bukan lo, jadi siapa?" tanya Jeno.

Hyunjin menggedikkan kedua bahunya. "Ya ada lah orangnya. Kalian nggak perlu tahu. Yang penting sebentar lagi hidup si Jaemin bakalan hancur! Yaa, sesuai sama apa yang Felix mau, kan?"

...🌵🌵🌵...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!