Tujuh Pilar Tirba 2

"Terima kasih untuk semua hadiah yang di bawa para pemimpin kota sekalian." tutur kepala negara setelahnya, kemudian di lanjutkan dengan basa basi.

Lalu setelah semua itu, sang kepala negara meminta untuk segera dimulainya tujuan pertemuan ini, dan tanpa berlama lama penasehat negara pun langsung angkat bicara.

"Salam kepala negara dan ibu negara, salam para hadirin sekalian." sambil membungkuk hormat.

"Ehm, beberapa hari yang lalu hampir seluruh benua Kuning mengalami sedikit guncangan, yang mana telah di ketahui bersama bahwa guncangan ini berasal dari hutan hitam, hutan yang hampir tak pernah terjamah manusia." lanjut penasehat negara sedikit terjeda, sambil memperhatikan semua orang yang hadir.

"Berhubung hal ini masih tak diketahui, kepala negara mengirim seribu pasukan militer negara yang di pimpin Jenderal Xavier Jordan ke kota Beji sebagai kota terdekat hutan hitam untuk mengantisipasi kalau ini merupakan invasi para penghuni hutan hitam. Kepala negara ingin mengetahui langsung dari pemimpin kota Beji, kalau ada informasi yang terlewat." tutup penasehat negara.

Karena perkataan penasehat negara mengarah pada Boris selaku pemimpin kota Beji, semua tatapan langsung terarah pada Boris.

Di sisi Boris sendiri, meski tahu dirinya di mintai keterangan namun butuh sedikit waktu baginya untuk menjelaskan.

Dua pemuda di belakang Boris terlihat mulai meneteskan air mata tanpa suara, sambil menundukkan kepala namun untungnya tidak ada yang memperhatikan mereka, semua tatapan hanya di tujukan pada Boris sang pemimpin kota Beji.

Dalam hal ini, Leonard Tiera, selaku pemimpin negara Tirba mulai menaruh kecurigaan pada Boris, dia yakin ada sesuatu yang di sembunyikan Boris.

"Kakek..." kata Julian pelan.

Tersentak karena teguran cucunya, pemimpin kota Beji lalu mengatur nafas sejenak, mengendalikan semua perasaannya lalu mulai berbicara pelan.

"Salam kepala negara dan ibu negara, salam para hadirin sekalian. Mengenai masalah ini, kami dari kota Beji pun tak tahu apa yang terjadi, kami juga mendapatkan informasi yang sama, tak ada informasi tambahan, maafkan saya kepala negara." sambil membungkuk hormat kemudian melanjutkan dengan beberapa hal.

"Baiklah pemimpin kota, aku mengerti." gumam kepala negara tepat setelah penjelasan pemimpin kota Beji.

"Kakak, perintahkan pemimpin kota Beji beserta rombongannya untuk menemuiku setelah ini usai." bisik kepala negara sesaat setelahnya.

"Aku mengerti." penasehat negara mengangguk.

"Ehm, selanjutnya kepala negara meminta bantuan sepuluh kaisar diagram untuk membangun diagram formasi bertahan dan formasi menyerang di sekitar kota Beji demi menjamin keamanan penduduk sekitar hutan hitam."

Pembahasan pun berlanjut, penasehat negara sempat meminta saran dari semua orang berkaitan dengan keamanan rakyat dan berbagai percakapan berlangsung cukup lama.

Hingga akhirnya pertemuan panjang berakhir. Kecuali Boris dan kedua cucunya, semua orang pun kembali pada tempat masing masing, tetapi dalam hal ini beberapa pemimpin kota terlihat menunda kepulangan mereka dengan alasan sedikit berlibur di ibukota.

"Mmm, maaf pemimpin kota Beji, aku menahan kepulangan anda beserta rombongan. Mmm, ini berdasarkan permintaan kepala negara." tutur Andy Tiera sambil menghampiri Boris dan kedua cucunya.

"Hehehe,,, begitukah? Sekarang tak banyak orang di sini, bisakah penasehat negara yang terhormat, tidak terlalu sopan padaku? Lagipula aku merindukan bos tiga bocah nakal bertahun tahun yang lalu." kata Boris.

DEG!

"Mmmm, ma-masalah itu, bi-bisakah paman, mmmm, tak membahasnya di depan para adik adik." kata Andy terbata, lengkap dengan sikap yang telah berubah 180 derajat.

Melihat hal ini gelak tawa Boris pun pecah, kemudian drama singkat terjadi, Julian dan William sangat terkejut melihat keakraban kakek mereka dan penasehat negara.

Mereka yang memang tak tahu apa apa kebingungan akan hal ini. Entah hubungan apa yang terjalin dahulu antara kakek mereka dan penasehat negara menjadi pertanyaan nomor satu di dalam benak mereka.

"Mmmm, maafkan aku paman Boris, sepertinya kita sudahi percakapan ini, karena---,,,"

"Aku mengerti, silahkan tunjukkan tempatnya." potong Boris dengan senyum di wajahnya.

"Baik paman, mari." sambil memimpin rombongan Boris ke suatu tempat.

Sampailah mereka di sebuah taman yang cukup luas, dengan beberapa pohon besar juga beberapa tanaman hias, kolam ikan dan beberapa kursi beserta meja terlihat tertata rapi di taman ini.

Taman ini dahulunya merupakan tempat santai bagi kepala negara sebelumnya dan hingga kini masih di gunakan oleh penerusnya.

Terlihat kepala negara beserta jenderal besar sedang duduk sambil bercakap ringan menunggu kedatangan pemimpin kota beserta rombongan.

"Salam kepala negara! Salam jenderal besar!" ucap Boris sambil membungkuk hormat yang diikuti kedua cucunya.

"Wah, paman Boris tak perlu seformal itu ketika kita sedang sendiri." ucap Leonard Tiera sambil menghampiri Boris dan para cucunya.

Dia pun mengantar Boris dan para cucunya ke tempat duduk yang telah di sediakan, kemudian percakapan ringan yang sesekali di selingi tawa pun terjadi di antara mereka.

Dari percakapan ke empat orang ini, Julian dan William yang ikut bersama Boris sang kakek, akhirnya sedikit paham mengenai hubungan masa lalu mereka.

***

Dulu ketika benua kuning masih di pimpin oleh mendiang kepala negara, Billy Tiera. Ayah dari Andy, Baron dan Leonard Tiera.

Billy Tiera sering sekali mengunjungi kota Beji secara rahasia, untuk sekedar bertukar pikiran, berkunjung dan sebagainya dengan Boris, tentu dalam hal ini ketiga putranya selalu mengikuti Billy.

Terkadang juga Boris yang akan datang ke istana negara untuk melakukan hal yang sama, dan putra putranya sering untuk turut ikut.

Perihal kunjungan kepala negara yang di lakukan secara rahasia adlah demi menjaga kestabilan politik antara tujuh kota besar.

***

"Paman siapa kedua pemuda ini?" tanya Baron setelah lewat beberapa saat.

"Ah, aku sampai lupa." sambil menoleh ke arah Julian dan William.

"Perkenalkan keduanya adalah cucuku, yang kanan namanya Julian, putra pertama dari Ahno, dan yang kiri William, putra pertama dari Charlie."

"Hormat kepala negara! Hormat jenderal besar! Hormat penasehat negara!" kata keduanya setelah perkenalan yang dilakukan kakek mereka.

"Oh ini ya, putranya Ahno. Tampan juga! Apa kau mau jadi menantuku?" ucap Leonard santai tepat setelah salam yang dilakukan Julian dan William. Mendengar perkataan kepala negara yang santai itu, mereka tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Apalagi Julian, dia sampai terdiam seribu bahasa.

"Hehehe,,, Kau itu bicara apa Leon, lihatlah, karena kata kata mu Julian sampai terdiam bagai patung... Tapi Julian, keponakan paman itu memang wanita yang cerdas, dia juga cantik, jika kau mau, paman akan---,,," tambah Baron sedikit terjeda tadi.

"Hentikan! Kalian bajingan tua!" potong Andy.

"Mmmm,,, maaf paman Boris, adik adikku ini terkadang membawa kenangan masa kecil mereka,,,aku---,,," lanjut Andy.

"Kakak! Ada remaja di bawah umur disini!" potong Leonard.

"Benar, kakak kita itu terkadang seperti  ayah." lanjut Baron kemudian sempat terjadi sedikit drama, namun semuanya tak berlangsung lama.

Baron berniat menggoda Julian yang diam seperti patung, Baron berpura pura memeriksa denyut nadi Julian untuk memastikan dia tidak mati kaget. Tapi kemudian raut wajah Baron berubah serius. Semuanya dibuat bingung dengan perubahan ekspresi itu.

"Hei hei ada apa kak?" tanya Leonard, pertanyaan itu tidak ditanggapi oleh Baron, malah Baron semakin serius dan bertanya kepada Julian.

"Julian, katakan dengan jujur, apakah ada orang lain yang mengetahui hal ini?" tahu arah pertanyaan Baron, dengan sedikit gugup serta ragu ragu, Julian berbicara pelan.

"Hanya ayah saja yang tahu hal ini, jenderal besar."

"Ada apa Baron?" tanya Boris dengan bingung.

"Ehm! Paman Boris, Julian memiliki nadi pedang, nadi paling di cari oleh seluruh chipers pedang di seluruh penjuru dunia ini, meskipun tidak bisa di rebut, mereka akan membuat seorang bernadi pedang untuk berada dekat di sisi mereka." sedikit terjeda sambil bangkit berdiri.

"Mmm,,, Nadi pedang merupakan nadi yang hanya muncul seribu tahun sekali, secara alami nadi pedang dapat membuat sesorang yang memilikinya bisa menguasai pedang tanpa harus berlatih sebelumnya."

"Dan jika seseorang itu berlatih pedang, maka bisa dipastikan dia akan menjadi salah satu tokoh terkuat di seluruh dunia ini. Begitulah sedikit yang ku tahu mengenai nadi pedang ini paman Boris." jelas Baron.

Mendengar ini Boris, Leonard dan Andy begitu terkejut mendengar penjelasan Baron ini, sedangkan William hanya bengong bercampur bingung tak mengerti apa yang di maksud.

Dengan buru buru Andy mencoba memeriksanya ulang, tentu untuk lebih memastikan perkataan sang adik.

"Ini benar paman!" lanjutnya membenarkan kata kata Baron, adiknya.

"Hehehe,,, sepertinya berkah masih menempel di negaraku." gumam Leonard, setalah berhasil menenangkan dirinya.

"Hah? Begitukah? Aku pun baru mengetahui hal ini, sepertinya Ahno sengaja merahasiakannya." tambah Boris senang.

"Julian, tahukan arti dari nadi pedang ini?" tanya pelan Baron.

"Saya tahu jenderal, ayah telah menjelaskan semuanya."

"Hehehe,,, bagus! dan panggil saja aku paman." lanjutnya sambil mengusap kepala Julian.

"Ba-Baik paman."

Percakapan berlanjut hingga akhirnya Leonard mengutarakan maksud dan tujuannya yang sebenarnya.

"Maaf paman Boris, sebenarnya maksud kami menahan paman disini..." ucap Leonard ragu sejenak, sambil melihat ekspresi Boris.

"Ada apa nak?"

"Maaf paman kalau aku lancang mencampuri urusan keluarga, sebenarnya kami bertiga telah menganggap paman adalah keluarga kami, seperti yang di ajarkan mendiang ayah kami sejak kecil sampai kini, jadi kami harap paman Boris terbuka kepada kami."

Mendengar ini Boris menjadi terharu, lalu dia berbalik sejenak, menghadap kedua cucunya, mengisyaratkan mereka untuk pergi, karena dia sangat mengetahui sifat keduanya, mereka akan bersedih ketika masalah Gui kembali di ungkit.

Setelah keduanya keluar lalu Boris menceritakan semua tentang Gui Kahila, cucu terakhirnya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!