Tulang Raja Emas

Setelah semua hal terjadi, banyak percakapan yang semakin merekatkan hubungan antara Gui dan ke empat paman hewan buasny, dan kini Gui mulai terbiasa dengan ke empatnya, rasa takut sebelumnya telah berganti menjadi kenyamanan.

Tanpa terasa hari yang tengah senja pun berganti malam dan pagi pun tiba. Gui seperti biasa di bangunkan lagi oleh Nagiri untuk mulai berlatih.

"Bangunlah bocah, kita akan berangkat, aku telah menyiapkan tempat latihan untukmu,"

"Baik guru!" sambil beranjak dari tempat tidurnya.

"Kemarilah." panggil Nagiri lembut, mengajak Gui berdiri pada lingkaran formasi yang telah di gambarnya. Selanjutnya guru dan murid itu menghilang dan muncul kembali di suatu tempat.

Di tempat ini, terdapat tanah bebatuan, beberapa gua dangkal, serta beberapa pohon di sekitarnya, dan juga terdapat sebuah gunung yang berjarak hampir 10 kilometer dari tempat mereka, bisa di katakan, lokasi mereka berada di kaki gunung itu.

"Kita sampai. Ini merupakan tempat latihan khusus bagi calon penguasa, berada tersembunyi jauh ke dalam inti hutan hitam, dengan zona waktu yang berbeda, berada 1 tahun sama dengan 1 bulan di luar. Kau tahu maksudnya kan?" tanya pelan Nagiri sambil menepuk lembut kepala Gui.

"Aku juga menambah satu syarat lagi, ku harap kau tidak keberatan." lanjutnya dengan nada pelan yang terdengar agak memaksa.

"Guru, saya paham dan saya tidak keberatan sedikit pun."

"Hehehe,,, Bagus. Memang layak jadi muridku. Aku akan menjelaskan alasannya nanti, lalu selama di sini, kau bisa istirahat di manapun yang kau mau."

"Baik guru!"

"Bagus! Pertama tama aku berencana akan meningkatkan kualitas tulangmu, agar tubuhmu nantinya mampu menampung energi yang keluar ketika segelmu di lepas. Selain itu kualitas tulang akan berguna menjadi pertahanan alami bagi tubuhmu." jelas Nagiri pelan.

"Langsung saja kita mulai dengan latihan fisik dahulu, sekarang kau perhatikan susunan 7 batu itu, angkatlah yang kecil dahulu, lalu mulailah berlari bolak balik sampai puncak gunung yang di sana, aku akan mengawasimu." lanjutnya lalu tanpa bertanya Gui kemudian membungkuk hormat melakukan apa yang di arahkan sang guru.

Awalnya, Gui merasa kesulitan namun dengan kegigihan dan pantang menyerah, dia terus berusaha melampaui batas tubuhnya, semuanya itu tak luput dari pengawasan Nagiri. Diam diam Nagiri selalu tersenyum melihat tingkah muridnya ini.

Setiap kali Gui berhasil mengangkat satu tingkat batu, maka bebannya akan di tambah oleh Nagiri dengan cara mengikatkannya pada pinggang dan kedua kaki Gui.

Gui pantang menyerah, dia terus berusaha dengan keteguhan hati, dan tak lupa di sela sela latihan yang berat, Nagiri juga memberikan asupan gizi yang cukup bagi Gui, sehingga muridnya itu mendapatkan asupan tenaga yang cukup untuk latihannya.

Waktu kembali berjalan, tak terasa bulan demi bulan pun berganti begitu cepat, hingga kini telah genap setahun berlalu.

Dengan waktu sebanyak itu kini Gui dengan mudahnya mengangkat sekaligus ke tujuh batu dengan kedua tangannya, sambil terikat beberapa beban pada pinggang dan juga kedua kakinya.

Sebenarnya, setiap orang memiliki fisik yang sangat luar biasa, hanya saja kebanyakan dari mereka tak menyadarinya.

Potensi fisik ini akan bangkit ketika di picu oleh beban yang mana berkali kali lipat melebihi berat tubuh mereka sendiri.

Dengan latihan dan asupan gizi yang cukup, kini Gui terlihat lebih berisi dari pada sebelumnya, otot otot pada tubuhnya telah terbentuk dengan sempurna, Gui lebih kelihatan seperti seseorang yang bukan berusia 10 tahun lagi.

"Bocah, aku melihat bahwa fisikmu telah siap. Maka dari itu aku memutuskan untuk memulai pembentukan ulang setiap tulang pada tubuhmu, sehingga kau memiliki pertahanan secara alami dan nantinya juga dapat membantumu menampung energi yang keluar, setelah segel nagamu di buka." kata Nagiri sedikit terjeda, kemudian dia menjelaskan.

Di dunia ini ada empat tingkatan tulang, yang nantinya akan sangat membantu seorang dalam hal pertahanan secara alami.

Tingkatan tulang  terdiri dari tulang raja, tulang kaisar, tulang dewa dan terakhir tulang naga, semuanya terbagi lagi menjadi empat bagian yaitu, muda, bumi, langit dan surga. Untuk tulang raja hanya terbagi menjadi dua yaitu, emas dan perak.

Tingkat perak merupakan tingkatan yang paling umum di dapati semua orang, lain halnya jika yang terjadi adalah langsung tingkat emas, maka potensi yang di capai seorang penerima chips, nantinya akan sangat hebat, bahkan untuk membentuk kualitas tulang di atasnya akan sangat mudah untuk di capai, tetapi kondisi ini jarang terjadi, kemungkinan seseorang lahir langsung dengan tulang raja tingkat emas hanya terjadi sekali setiap seribu tahun.

Lalu dalam hal peningkatan tulang, sangat amat beresiko kematian meskipun hanya sedikit saja kesalahan yang di lakukan.

Hal inilah yang memicu bagi banyak dari para chipers enggan untuk melakukannya, dan lebih memilih mengandalkan artefak ataupun alat pertahanan gaib.

"Apa kau mengerti?" tanya Nagiri setelah selesai penjelasan panjang lebarnya.

"Sedikit rumit, namun intinya dapat saya tangkap, guru." jawab Gui setelah jeda beberapa saat.

"Hehehe,,, begitu? Tetapi resiko kematian sangatlah besar. Apakah kau siap?" sambil menatap lekat Gui, muridnya itu.

"Saya selalu siap guru, dan lagi apapun yang terjadi, saya tetap percaya pada anda guru." jawab Gui sambil membungkuk hormat dengan menunjukkan tekadnya yang kuat, mendengar ini tawa Nagiri pun pecah.

"Bagus! Bagus sekali! Begitulah seharusnya sikap muridku! Bahkan jika penguasa jurang kematian sendiri datang, dia tak dapat berbuat banyak kepadamu, karena aku akan selalu menjagamu." jeda Nagiri sejenak sambil tersenyum cerah, terdengar seperti kesombongan Nagiri, namun begitulah adanya. Hanya sedikit orang di alam semesta ini, baik itu iblis, dewa maupun chipers yang mampu memprovokasi dirinya. Bahkan untuk saat ini, mungkin yang mampu mengalahkan Nagiri hanya penciptanya sendiri.

"Ikuti aku, kita akan segera memulainya." lanjut Nagiri, sambil melangkah pelan, dan tanpa bertanya, Gui langsung mengikuti Nagiri.

Sekitar 300 meter perjalanan yang di tempuh, akhirnya mereka tiba di sebuah kolam berwarna putih, seputih susu.

"Bocah, kolam ini bernama kolam dewa, yang secara alami terbentuk pada tempat tempat tertentu yang memiliki kepadatan energi murni, kolam ini dapat membantumu dalam membentuk tulang raja, aku juga akan membantumu sehingga peluang keberhasilannya akan sempurna. Berendamlah di dalamnya. Ingat! Apapun yang terjadi tetap pertahankan kesadaranmu, jika tidak, kau akan mengalami hal yang lebih buruk dari kematian." jelas Nagiri pelan sambil menatap Gui.

"Baiklah guru!" jawab Gui, lalu menanggalkan pakaiannya dan berendam di dalam kolam dewa.

"Apa kau siap?!" tanya Nagiri setelah Gui berada di dalam kolam dewa.

"Siap guru!"

"Baiklah, sebelum aku mulai, ingatlah untuk tetap mempertahankan kesadaranmu!"

"Mengerti guru!"

Setealahnya Nagiri mulai mengatupkan tangannya.

"Bersiaplah! Diagram api neraka tujuh gerbang! Gerbang pertama! Buka!" gumam Nagiri pelan.

Tidak lama, tepat setelah diagram terbentuk, kolam dewa langsung menunjukkan tanda tanda mendidih,  lengkap dengan gelembung gelembung panas, dan hampir bersamaan teriakan pilu Gui pun mulai terdengar.

"AAARRRRRGGGGHHHH!!!!"

"Tetap pertahankan kesadaranmu bocah!" teriak Nagiri mengingatkan Gui yang hampir saja tak sadarkan diri.

Selang dua jam air kolam yang semula seputih susu, kini berangsur angsur menjadi hitam, akibat cairan hitam yang keluar dari pori pori tubuh Gui, di ikuti bau busuk yang mulai tercium.

Bersamaan dengan itu, jeritan Gui mulai mereda, jelas dalam hal ini tubuh Gui mulai terbiasa dengan suhu panas yang di terima.

"Bersiaplah! Ini masih panjang! Gerbang kedua! Buka!" gumam Nagiri seolah hanya memberikan sedikit jeda bagi Gui.

Dan seperti sebelumnya, jeritan Gui kembali terdengar, namun karena selalu di ingatkan oleh Nagiri, Gui pun tetap berusaha untuk mempertahankan kesadarannya.

Singkatnya, setiap gerbang neraka mulai di buka satu per satu, dengan jeda waktu yang siberikan hanya dalam dua tarikan nafas di setiap pembukaan gerbangnya.

"Ini puncaknya bocah! Bertahanlah sedikit lagi! Gerbang neraka puncak! Buka!" teriakan kesakitan Gui kembali terdengar, namun kali ini lebih pilu dari sebelumnya.

Singkat cerita, selang beberapa waktu berlalu, tubuh bahkan tulang tulang milik Gui melebur dan menyatu dengan kolam dewa yang kini telah berubah warna menjadi hitam pekat, namun yang berbeda adalah terlihat samar ada warna emas berkilauan di dalamnya, Nagiri yang menyaksikan hal ini sangat terkejut.

"I-Ini tidak mungkin!" gumamnya pelan, namun tak lama setelahnya Nagiri pun mulai tertawa.

Tawa Nagiri ini bukanlah tawa biasa, di dalam tawa itu terdapat energi murni milik Nagiri sendiri. Sehingga tawa ini berhasil membuat seisi hutan hitam berguncang hebat. Bahkan saking dahsyatnya tawa Nagiri ini dampaknya pun di rasakan oleh seluruh benua kuning yang mengalami guncangan hebat layaknya gempa singkat.

***

Karena hal ini di kota Beji sendiri, kepanikan masal pun terjadi, pasukan pelindung kota kemudian di kerahkan untuk menenangkan masyarakat agar tidak panik.

"Apa yang terjadi? Dari mana asalnya gempa ini?" tanya Boris pada diri sendiri lalu bergegas menuju aula, yang mana di sana telah berkumpul semua kepala keluarga Kahila serta perwakilan dari keluarga keluarga kecil dan menengah.

"Salam sesepuh!" kata semua orang, saat Boris tiba.

"Apa yang terjadi?"

"Kami pun tak tahu pastinya tuan, namun menurut informasi pusat guncangan ini berasal dari hutan hitam." jawab salah satu dari mereka sambil membungkuk hormat.

"Di mana jenderal militer?" lanjut Boris.

"Saya di sini tuan." kata sang jenderal sambil membungkuk hormat.

"Perintahkan pasukanmu untuk menenangkan warga."

"Siap tuan, sesaat sebelumnya saya telah memerintahkan semua pasukan untuk menenangkan warga kota, sekaligus juga bersiap siap kalau hal ini merupakan pertanda serangan dari penghuni hutan hitam." lanjut sang jenderal dengan tegas, mendengar kesigapan jenderal Boris pun tersenyum puas.

"Bagus! Pergilah dan pertahankan sikap cepat tanggapmu ini. Aku akan segera menaikkan upahmu dan seluruh pasukan."

"Terima kasih tuan, saya pamit." jawab sang jenderal sambil membungkuk hormat kemudian berlalu pergi menuju pasukannya.

"Semuanya, terima kasih telah berkumpul di sini, aku sangat mengapresiasinya." Ucap Boris pelan namun masih dapat di dengar oleh semua orang yang hadir, karena Boris mengaliri setiap ucapannya dengan energinya sendiri.

"Penasehat! Cari tahu apa yang terjadi!"

"Baik tuan." sambil berlalu meninggalkan aula, kemudian perbincangan pun di mulai.

Hal yang sama terjadi pada beberapa kota yang lainnya, para pasukan pun di kerahkan untuk menenangkan warga dan sekaligus melindungi kota mereka masing masing.

***

Di ibu kota negara, hal yang sama pun terjadi, dan kepanikan pun telah di atasi, kini di dalam istana negara telah berkumpul semua orang orang penting negara Tirba.

"Apa yang baru saja terjadi?"

"Tuan, saya telah mendapatkan informasi dari orang orang kita, yang tersebar di seluruh benua kuning, bahwa guncangan sesaat ini bersumber dari hutan hitam, namun masalahnya tak ada yang tahu penyebabnya." jelas sang penasehat negara pelan namun dapat di dengar semua orang yang hadir di sana.

"Hutan hitam? Jenderal besar! Sampaikan perintahku! Dalam sepuluh hari semua pemimpin kota harus hadir dalam ruangan ini, lalu kerahkan pasukan untuk mengamankan daerah terdekat dari hutan hitam!"

"Siap laksanakan!" seru sang jenderal besar lalu berbalik pergi.

***

Sementara di dalam hutan hitam sendiri, semua penghuni hutan ketakutan dan bersembunyi di sarang mereka masing masing.

Sementara keempat saudara hewan buas, mereka hanya sedikit terkejut lalu mulai berbicara di antara mereka.

"Entah sudah berapa lama ketua tidak tertawa seperti ini."

"Benar kakak Krom, sepertinya kita memiliki berita bagus."

"Aku setuju."

"Hohohoho..."

***

Di lokasi sumber guncangan, terlihat Nagiri tengah berdiri sambil menatap langit, terlihat air mata membasahi wjah tua nya, dia pun bergumam pelan.

"Dewa tunggal dan para pencipta, di manapun kalian berada, aku Nagiri pemimpin sementara dunia ini, hari ini sangat bersyukur, karena aku ikut andil dalam membesarkan calon penguasa baru, yang nantinya akan sekali lagi mengangkat kembali derajat dunia kami ini, untuk berdiri di depan dua dunia lainnya."

Waktu kembali berjalan, perlahan tubuh Gui kembali bersatu, membentuk tubuh baru dengan kualitas tulang raja puncak tertinggi berwarna emas.

Selanjutnya Gui kemudian berjalan pelan keluar dari kolam dewa, yang kini telah berubah warna menjadi hitam pekat dengan aroma busuk.

"Apa ini? Aku merasakan sensasi yang berbeda, lalu apa yang terjadi pada kolam dewa?" gumam pelan Gui sambil menatap kedua telapak tangannya kemudian menatap heran kolam dewa di depannya.

"Ah sebaiknya aku tanyakan langsung pada guru." lanjut Gui kemudian mengenakan kembali pakaiannya dan setelah itu dirinya pun menghampiri Nagiri, gurunya.

"Salam guru." kata Gui sambil membungkuk hormat.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Sulit di jelaskan guru, rasanya tubuh saya jauh lebih kuat dan lebih ringan dari sebelumnya. Dan lagi kulit saya...." sedikit terjeda sambil meraba raba kulitnya.

"Entahlah guru, ini terasa lebih halus dari sebelumnya."

"Hehehehe,,, begitukah?"

"Ya guru, lalu apa yang terjadi dengan kolam dewa, guru? Apakah warnanya tidak akan kembali?"

"Hm? Semuanya terjadi akibat kotoran yang keluar dari tubuhmu dan tenang saja, dalam seminggu kolam ini akan kembali pada warna aslinya. Baiklah! Cukup untuk hari ini, kita akan segera menuju ke kediamanku."

"Baik guru." kemudian keduanya berangkat ke kediaman Nagiri, tentu dalam hal ini keduanya menggunakan diagram perpindahan area yang di buat Nagiri.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

diagram api🔥 neraka tujuh gerbang... 👏

2023-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!