Tujuh Pilar Tirba

Waktu kembali berjalan, keesokan harinya, masih di kota Beji, tepatnya di salah satu diagram perpindahan area atau juga jarak di kota Beji, terlihat banyak orang baik dari kalangan chipers maupun kalangan penduduk biasa sedang berkumpul memadati area tersebut, maksud dan tujuan mereka tentunya mengantar kepergian pemimpin kota mereka.

Terlihat di tengah kerumunan, dua pria tua dan dua pemuda tengah berdiri tegak, salah satunya terlihat mengenakan jubah putih bertuliskan 'BEJI' di punggungnya serta sabuk emas yang melingkar di pinggang.

Lalu seorang lagi mengenakan setelan jubah hitam dengan sebuah simbol pada punggungnya, sedangkan dua pemuda masing masing mengenakan jubah putih dengan tulisan "BEJI" pada punggung dan dada mereka.

Keduanya adalah Boris Kahila dan Kevin Jordan, serta dua pemuda yang mengikuti mereka adalah Julian Kahila dan William Kahila, yang turut serta menemani kakek mereka.

Sorak sorai para penduduk kota Beji terdengar meramaikan suasana sekitar diagram perpindahan area.

Terlihat mereka dengan tenangnya menunggu proses persiapan pengaktifan diagram perpindahan area.

Pemimpin kota Beji saat ini, selain di takuti, dia juga termasuk dalam kalangan pemimpin yang amat dicintai rakyatnya. Pasalnya, di bawah kepemimpinan Boris ini penduduk kota Beji berada pada garis kemakmuran yang merata, lagi dalam hal kekuatan, ketegasan serta bijaksana, semuanya selalu sesuai harapan penduduk kota Beji, begitulah alasan singkatnya kenapa Boris begitu di senangi rakyatnya sendiri.

***

"Pemimpin! Kami mencintaimu!"

"Tuan muda... ah... tampan sekali."

Berhati hatilah pemimpin!"

"Tunjukkan kekuatan kota Beji, tuan muda!"

Sorak sorai dari penduduk kota, menambah keramaian sekitar area diagram.

"Wah! Wah! Lihat siapa yang sedang di puji!" kata Kevin yang hanya di jawab dengan tawa oleh Boris.

"Omong omong Kev, apakah tak apa kau ikut bersamaku? Aku pikir..."

"Hehehe,,, putraku sudah besar jadi tenang saja. Sedangkan Zian, sepertinya cucuku itu masih ingin tinggal lebih lama di kotamu ini."

Kemudian di lanjutkan dengan beberapa percakapan ringan.

"Hormat pemimpin! Hormat tuan Jordan, hormat tuan muda, diagram perpindahan menuju ibu kota telah siap." kata sang Jenderal kota sambil membungkuk hormat, setelah beberapa waktu berlalu.

"Baiklah, mari Kev."

"Baiklah"

Lalu keempatnya pun memasuki diagram perpindahan.

***

Diagram perpindahan ini dapat di aktifkan oleh lima ahli formasi diagram tahap master.

Tahap master, merupakan ahli formasi diagram yang paling umum di temui di seluruh daratan benua Kuning, bahkan mungkin untuk benua lainnya.

Ahli formasi diagram pada setiap tingkatnya, untuk sekarang di ketahui tingkat paling tinggi adalah ahli formasi diagram tahap raja, dan hanya ada sepuluh orang di seluruh daratan benua Kuning ini yang di ketahui telah mencapainya.

Kesepuluh orang ini memiliki kedudukan setara jenderal besar negara Tirba, dengan menyandang gelar sepuluh kaisar diagram.

((Perlu di catat, baik kabar angin, isu, gosip, legenda dan lain sebagainya yang menyelimuti suatu tempat, pihak, hewan buas dan hal tertentu lainnya. Sekali lagi, semua berpatok berdasarkan hal yang sering di lihat, pernah di lihat dan pernah di ketahui. Karena jauh dari semua itu, tersimpan kejadian sebenarnya yang tak banyak di ketahui oleh banyak orang.))

***

Di ibukota negara, suasana ibukota nampak ramai seperti biasa namun ada sedikit perbedaan kali ini. Pada jalan tengah menuju ibu kota nampak hiasan hiasan lampion dan berbagai pernak pernik layaknya perayaan festival mulai di pasang sepanjang jalan. Dari sini antusias penduduk ibukota kerajaan terlihat jelas.

Hal ini lumrah terjadi semenjak usai perang seratus tahun antar benua, dimana di ketahui saat perang pecah, para pemimpin kota inilah yang berdiri paling depan bersama kepala negara untuk menghalau para penjajah dan sekuat tenaga menjaga penduduk negara Tirba, maka dari itu para pemimpin kota ini mendapat hati rakyat benua Kuning serta kehormatan tertinggi setalah sang pemimpin negara Tirba itu sendiri.

Beberapa saat kemudian, sinar dari tiga diagram formasi perpindahan yang berada di depan ibukota mulai menunjukkan cahayanya dan tak lama setelahnya muncullah tiga kelompok pertama dengan beranggotakan tiga orang dari masing masing kelompok, yang mana setiap kelompok mengenakan jubah yang sedikit berbeda antara satu dengan lainnya beserta simbol pada punggung yang sekaligus menandakan asal mereka masing masing.

Kelompok pertama mengenakan jubah merah dengan simbol bunga di punggung mereka, lalu kelompok kedua mengenakan jubah merah bercampur kuning emas dengan simbol teratai berwarna merah darah pada punggung mereka. Dan kelompok ketiga menggunakan jubah hitam dengan simbol naga pada kedua lengan.

"Wah wah lihat, siapa yang datang terakhir." ucap sinis seorang pria muda yang mengenakan jubah merah bercampur kuning.

"Heh, masalah waktu tak menjadi tolak ukur soal kekuatan!" jawab seorang pria muda yang mengenakan jubah hitam tanpa melihat lawan bicara.

"Ha? Para sampah mulai berbicara." tambah seorang pria muda yang berjubah merah.

"Apa katamu!" teriak marah kedua pemuda sebelumnya hampir bersamaan.

Tak lama, diagram kembali terbuka memunculkan tiga kelompok lagi. Dua di antaranya mengenakan jubah kuning dengan tulisan 'Pering' serta 'Wattu' dan satunya lagi mengenakan jubah berpenutup kepala berwarna hitam ke merahan.

Menghentikan sejenak perdebatan yang hampir menjadi perkelahian antar pemuda.

"Hahaha,,, sepertinya kami melewatkan sesuatu." tawa seorang pria tua dengan jubah kuning bertuliskan 'Wattu' pada punggungnya.

"Tak ada yang terjadi, hanya pertengkaran para anak muda." jawab datar salah satu pria tua.

Cahaya diagram terakhir pun muncul, terlihat dua orang pria tua mengenakan jubah putih dan hitam dengan tulisan 'Beji' pada punggung jubah putih beserta dua pemuda dengan jubah putih bertuliskan 'Beji' yang mengikuti dari belakang.

Tanpa menunggu lama, tujuh kereta kuda berlapis emas pun datang menjemput ketujuh pemimpin kota beserta rombongan. Sepanjang jalan sorak sorai warga ibukota terdengar mengiringi perjalanan mereka menuju ibu kota.

***

Singkat cerita, di ruangan istana negara, terlihat tujuh pemimpin kota, sepuluh kaisar diagram serta para pejabat pejabat negara tengah duduk saling berhadapan menyisakan jalan tengah menuju kursi kepala negara. Di belakang setiap pemimpin kota terlihat dua pemuda yang berdiri tegak di belakang kursi pemimpin kota mereka masing masing.

Tak ada percakapan yang di mulai karena tak lama kepala negara bersama ibu negara telah memasuki istana.

"Pemimpin negara memasuki istana!" teriak lantang salah satu pengawal negara. Terlihat kepala negara yang di dampingi ibu negara berjalan pelan menuju kursinya, aura yang di pancarkan keduanya sangat agung menambah kesan mulia pada keduanya.

"Salam kepala negara! Salam ibu negara!" kata semua orang sambil membungkuk hormat.

"Duduklah!" ucap pelan sang kepala negara, mempersilahkan semua orang untuk duduk.

"Salam kepala negara, Kota Wattu hari ini membawa serta hadiah untuk anda, harap anda menerimanya," kata salah satu pemimpin kota dengan pelan sambil membungkuk hormat tepat setelah pemimpin negara mempersilahkan semua orang untuk duduk.

Lalu seorang pemuda yang berada di belakang pemimpin kota itu maju menyerahkan hadiah kepada kepala negara yang berupa sebuah pedang berbalutkan emas baik sarung maupun bilah pedangnya.

"Kepala negara, pedang ini merupakan senjata tahap raja puncak, karya terbaik dari ahli tempa kota kami." Saat penjelasan pemimpin kota Wattu selesai, semua orang di dalam ruangan terkejut bukan kepalang dengan mata yang terbuka lebar.

Maklum, konon, pedang tingkat raja merupakan senjata yang sangat langka di seluruh daratan benua Kuning, terlebih lagi pada tahap raja puncak, kemungkinan hanya sepuluh di seluruh daratan Kuning.

"Wah wah..."

"Tahap puncak?"

"Kota Wattu sangat murah hati." gumam beberapa orang yang hadir.

Hati pemimpin kota Wattu menjadi berbunga bunga saat mendengar beberapa reaksi dari para hadirin yang ada, terlihat juga dia tersenyum sombong dan membanggakan dirinya.

"Baiklah." ujar kepala negara dengan senyum cerah di wajahnya.

Lalu satu demi satu pemimpin kota memberikan hadiah mereka pada kepala negara meski tak ada yang lebih hebat dari hadiah pertama.

Namun kepala negara tetap menerima semua hadiah pemimpin kota tanpa sedikitpun kecewa ataupun marah.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

kasih hadiah bunga. 🌹

2023-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!