BAB 1:16

Keduanya terlihat tengah memasuki gerbang rumah milik keluarga Anggara. Jeon terpana melihat rumah bak istana didepan matanya. Hh..Ternyata Ayah sangat kaya raya ia mendecih dalam hati, meratapi hidupnya yang sangat jauh berbeda dari sang ayah.

Ayahnya hidup bergelimang harta, semua yang ia butuhkan akan selalu ada, sangat berbeda dengan kehidupan Jeon yang terkadang tidak tidur hanya untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.

Mayla menghentikan mobilnya tepat dihadapan teras pintu utama rumahnya, ia menoleh ke arah Jeon lalu menyisir rambut Jeon dengan jemarinya, kemudian merapikan kemeja yang sempat ia beli saat perjalanan menuju rumah mertuanya itu. Pria kecilnya akan memainkan peran disana.

"Kau sudah siap?"

Jeon mengangguk pelan, Mayla tersenyum kecil sebelum akhirnya keluar dari dalam mobil diikuti dengan Jeon, lalu mereka berjalan beriringan memasuki rumah itu.

Pintu yang menunjang tinggi itu terbuka lebar, suasana yang terlihat sangat sepi, hanya terlihat beberapa orang penjaga dan pelayan yang kebetulan lewat lalu menunduk hormat pada mereka kemudian kembali melanjutkan tugas-tugasnya yang tertunda.

Bola mata Jeon mengedar memandangi ruang tengah yang terkesan sangat elegan, ruangan yang sangat luas dengan dinding yang didominasi warna putih, furniture mahal dan berkelas tersebar didalamnya, beberapa lukisan dan foto berukuran besar terpasang dibeberapa dinding.

Jeon hanya tersenyum miris melihatnya"Ternyata kau hidup dikeluarga yang bahagia Ayah" lirihnya dalam hati

"Sore hari seperti ini biasanya ayah akan duduk di halaman belakang sembari meminum teh, apa kau mau bertemu langsung dengannya?"

Jeon tak banyak berfikir, ia menganggukan kepalanya seolah sudah tidak sabar ingin melihat secara langsung bahagimana wajah ayah kandungnya sekaligus pria yang sangat ibunya cintai.

Mayla melangkah lebih dulu untuk menunjukkan jalan kesalah satu pintu yang berukuran lebih kecil dari pintu utama namun tetap lebih besar dari pintu lainnya.

Dibalik sana terdapat hamparan rumput hijau, bunga berwarna warni pun tersebar disetiap sudut menambahkan kesan indah , ditengah taman itu terdapat teras dengan atap yang ditumbuhi tanaman hijau merambat.

Diteras itu Jeon bisa melihat dengan jelas seorang pria paruh baya tengah duduk bersantai dengan buku-buku ditangannya seraya menyesap teh hangat.

"Ayah.." pekik Mayla yang membuat pria paruh baya itu menoleh dan meletakkan buku dan cangkir tehnya.

Pria itu tersenyum "oh..Mayla.."

Mayla belari kecil sedikit melompat-lompat diatas permukaan bebatuan yang tersusun rapi sebagai akses jalan menuju teras. Pria paruh baya itu segera bangkit dari duduknya menyambut pelukan Mayla.

"Apa menginap dirumah teman membuatmu melupakan rumah huh?"

Mayla terkekeh seraya melepaskan pelukan itu "Ayah kan tahu sendiri bagaimana kedekatanku dengan Ellena, kami suka lupa waktu kalau sudah bersama"

"Iya..iya..yang terpenting kau sudah pulang sekarang, ibu menanyakanmu terus kapan pulang" ucapnya seraya mengusap pelan kepala menantunya.

"ibu? dimana ibu? aku kan sudah meminta izin padanya untuk menginap"

Pria paruh baya itu terkekeh pelan "ibu hanya mengkhawatirkanmu sayang, temuilah ibumu cepat, tadi dia bilang akan memasak makanan kesukaan Devan, jadi sepertinya ia berada di dapur sekarang"

Mayla menganggukan kepalanya lalu sedikit terkesiap saat mengingat sesuatu "oh ya Ayah, ini Jeon" Mayla sedikit menggeserkan tubuhnya membiarkan Jeon bertatapan langsung dengan Ayah mertuanya "Ellena menitipkan sepupunya ini padaku, dia akan pergi ke LA selama seminggu"

Jeon mengulurkan tangannya memberi salam lalu disambut dengan tangan pria paruh baya itu.

^Happy Reading^

Jangan lupa tinggalkan Like, Vote dan Komennya Readers :)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!